Inspiratif, Begini Kisah Santri Nakal yang Akhirnya Jadi Kyai dengan Ribuan Santri
Merdeka.com - Tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Indonesia yang mayoritasnya pemeluk agama Islam, tentu sudah tak asing dengan istilah, santri. Bahkan, dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, santri turut berperan.
Di balik itu, ada banyak kisah-kisah unik yang melingkupi kehidupan sehari-hari para santri. Sebagai seorang santri, mereka hidup di tempat yang dijuluki "penjara suci" untuk fokus menyerap ilmu agama. Karena itu, mereka memiliki akses terbatas terhadap dunia luar.
Banyak orang tua mengirimkan anaknya yang 'nakal' ke pesantren, dengan harapan kepribadian mereka berubah. Karena fenomena itu, muncul stigma di masyarakat, kalau pesantren menjadi tempat 'pelarian' anak-anak nakal.
Di pesantren, ada pemuka agama atau kiai yang bertindak seperti guru. Tentu, mereka sudah berpengalaman dalam mendidik santri mereka. Mulai dari santri yang taat hingga nakal sekalipun. Ternyata, para kiai ini punya trik jitu dalam mendidik santri mereka, salah satunya Kiai Haji Ahmad Umar Abdul Manan yang menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad, Solo.
Tak tanggung-tanggung, salah satu santrinya yang dulu disebut paling nakal, kini menjadi seorang kiai muda yang disegani dengan ribuan santri. Siapa dia dan bagaimana kisahnya? Berikut selengkapnya:
Kisah Santri Nakal
Dikutip dari Pecihitam.org, pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad merasa kesulitan dalam mengurus para santri nakal yang kerap membuat ulah. Mereka kemudian, mengadukan kepada Kiai Umar. Mendengar aduan itu, Kiai Umar meminta tolong agar nama santri-santri yang nakal itu dicatat dan diberi ranking berdasarkan tingkat kenakalannya.
Mendengar perintah demikian, sang pengurus pondok senang sekali. Dengan semangatnya, dia menuliskan nama-nama para santri nakal itu. Dia berpikir kalau para santri nakal itu akan dikeluarkan.
©2020 liputan6.com
Setelah tiga minggu, para santri nakal itu masih saja berkeliaran di pesantren. Bahkan mereka juga tidak dipanggil untuk menghadap langsung Kiai Umar agar mendapat hukuman.
Cara Seorang Kiai Mendidik Santri Nakal
Karena penasaran, akhirnya si pengurus pondok memberanikan diri untuk menanyakan langsung ke Kiai Umar. Dia bertanya kenapa santri-santri yang telah ia tuliskan itu tak kunjung dikeluarkan dari pondok.
Mendengar pertanyaan itu, Kiai Umar hanya tersenyum. Dia menjelaskan pada pengurus pondok itu kalau para santri itu memang dikirim ke pesantren itu justru karena mereka nakal.
Makanya, ia secara khusus mendoakan nama-nama yang tertera sebagai santri nakal itu sebagai prioritas utama dalam Salat Tahajjud.
©2020 liputan6.com
Kiai Umar juga sering memanggil para santri nakal itu ke kediamannya dan dijamu dengan makanan yang enak. Di sana para santri diajak bicara baik-baik sampai si santri merasa bersalah dan ingin memperbaiki diri.
Cara Kiai Umar ini banyak dipraktikkan kiai-kiai lain dalam mendidik santri nakal, seperti KH. Baidlowi Syamsuri asal Purwodadi dan Kiai Ali Maksum asal Yogyakarta.
Jadi Kiai dengan Ribuan Santri
Setelah sekian tahun berlalu, kisah tentang santri nakal itu diceritakan kembali oleh KH Musthofa Bisri dalam ceramahnya di Pesantren Azzahro, Kendal. Waktu itu, para hadirin banyak yang tertawa mendengar cerita kiai yang terkenal dengan nama Gus Mus itu.
Saat itu, ada satu orang yang tidak tertawa, justru dia tertunduk diam. Begitu Gus Mus turun dari mimbar, pria yang ternyata juga seorang kiai itu langsung merangkul Gus Mus.
©2019 Merdeka.com
Dengan bicara yang pelan, kiai itu berkata bahwa dulunya ialah yang berada pada urutan teratas santri paling nakal. Namun kini, dia telah menjadi kiai muda yang disegani dengan ribuan orang santri.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siapa sangka, dulunya mereka hanya sebatas murid dan guru. Selain kisahnya, paras sang guru jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaSang pendiri, Kiai Nur baru mendirikan surau saat puluhan santri datang untuk berguru padanya.
Baca SelengkapnyaBahkan jin penunggu wilayah itu disebut ikut jadi santri pada masa awal ponpes ini berdiri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seorang santri diduga nekat membakar pondok pesantren di Desa Dayun, Kabupaten Siak, Rabu (18/2), sehingga dua orang rekannya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaHanya lulusan SMP, Sri mampu berjaya dengan usaha ekspor buah-buahan lokal.
Baca SelengkapnyaBerikut potret pensiunan guru tersenyum bahagia bisa duduk di kursi kerja sang putra.
Baca SelengkapnyaKedatangan Atikoh di Ponpes Miftahul Huda itu disambut ratusan santri yang mengenakan kerudung merah.
Baca SelengkapnyaOmzet penjualan siomaynya kini tembus Rp100 juta per bulan. Begini kisah inspiratifnya.
Baca SelengkapnyaCerita pendek santri lucu dan menggelitik dapat menjadi hiburan tersendiri bagi siapa saja.
Baca Selengkapnya