Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini sebab 2 pesawat asing alami turbulensi di langit Indonesia

Ini sebab 2 pesawat asing alami turbulensi di langit Indonesia Ilustrasi turbulensi. ©2016 YouTube/Scishow

Merdeka.com - Dalam sepekan, dua maskapai asing yang datang ke Indonesia mengalami turbulensi. Rabu (4/5) lalu, maskapai Etihad Airways EY 474 rute Abu Dhabi-Jakarta yang membawa rombongan jemaah umrah mengalami turbulensi sekitar pukul 15.00 WIB.

Kemudian, pada Sabtu (7/5) pesawat Hongkong Airlines dengan rute Denpasar-Hongkong juga mengalami turbulensi saat mengudara di sekitaran Kalimantan.

Pengamat penerbangan, Alvin Lie mengungkapkan, turbulensi yang menimpa dua pesawat tersebut merupakan hal yang sering terjadi di sekitaran wilayah lintas garis khatulistiwa.

Ini akan semakin sering terjadi di kala musim pancaroba yang tengah dialami oleh Indonesia.

"Turbulensi yang dialami Etihad dan Hong Kong Air termasuk kategori Clear Air Turbulence (CAT) yang sering terjadi di daerah dekat khatulistiwa, terutama pada musim pancaroba seperti saat ini," kata Alvin saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Minggu (8/5).

Alvin menjelaskan, turbulensi yang disebabkan faktor cuaca berbeda dengan yang terjadi akibat awan. Teknologi radar yang ada di pesawat belum mampu untuk mendeteksi adanya CAT.

Karenanya, ketika terjadi turbulensi besar sulit untuk mendapatkan peringatan sebelumnya. Hanya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mampu mendeteksi wilayah yang berpotensi mengalami CAT.

ilustrasi turbulensi

Ilustrasi turbulensi ©2016 YouTube/Scishow

"Hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu deteksi CAT secara akurat. BMKG mampu perkirakan daerah yang berpotensi terjadi CAT," ujar Alvin.

Pada prinsipnya, struktur pesawat telah dirancang sedemikian rupa untuk tahan terhadap CAT. Umumnya, CAT ini terjadi pada ketinggian sekitar 40.000 kaki saat terbentuk Jet Stream.

Kondisi semacam ini seringkali dimanfaatkan pesawat untuk mengefisiensikan penggunaan bahan bakar. Terutama pesawat dengan ukuran besar yang menempuh penerbangan jarak jauh.

Alvin menjelaskan, semua pergerakan di udara atau angin dapat menimbulkan turbulensi. Namun bentuk, kekuatan dan jangkauannya bisa berbeda-beda.

Di sekitar lintas khatulistiwa, biasanya terjadi pertemuan angin dari arah yang berlawanan (convergence) bisa menimbulkan turbulensi.

Selain yang terjadi di sekitaran garis khatulistiwa, ada beberapa jenis turbulensi berdasarkan penyebabnya. Seperti yang ditimbulkan oleh angin yang menerpa bukit/gunung, dan gedung bisa disebut Rotor.

Udara panas yang bergerak cepat ke atas namun tidak merata juga dapat menimbulkan turbulensi yang disebut updraft.

Sementara masih saat udara dingin bergerak cepat ke bawah juga menimbulkan turbulensi yang disebut downdraft. Sayap sayap pesawat yang membelah udara juga menimbulkan turbulensi yang disebut wake turbulence.

"Maka dari itu setelah pesawat besar tinggal landas, pesawat berikutnya (terutama bila pesawat lebih kecil) akan menunggu minimal jeda 2 menit agar wake turbulence yang ditimbulkan, reda/lewat, sebelum pesawat berikutnya tinggal landas di landasan pacu yang sama," jelas Alvin.

Salah satu turbulensi yang berbahaya dan terjadi pada ketinggian rendah adalah wind shear. Jika menerpa pesawat ketika mendekati landasan pacu, pesawat dapat terhempas sebelum mencapai landasan.

Namun teknologi yang ada saat ini sudah bisa memberi peringatan terhadap terjadinya potensi wind shear.

Namun, Sulitnya CAT ini diprediksi membuat para perancang pesawat modern merancangnya agar bisa tahan terhadap turbulensi. Sehingga sayap pesawat tidak akan patah, bahkan tetap aman saat petir menyambar pesawat.

Hanya saja, kondisi tersebut menimbulkan dampak ketidaknyamanan pada penumpang. "Aman sih. Cuma tidak nyaman bagi penumpang. Tapi pilot juga sudah dibekali dengan teknik mengendalikan pesawat ketika menghadapi cuaca ekstrem," ujar Alvin.

Untuk mengurangi resiko bagi penumpang akibat turbulensi, maka sebaiknya para penumpang duduk dan memakai sabuk pengaman. Jika memang tidak darurat, sebaiknya tidak meninggalkan tempat duduknya.

Penumpang yang tetap duduk dan mengenakan sabuk pengaman kecil kemungkinannya mengalami resiko dari turbulensi.

"Bila sudah ada peringatan dari pilot, penumpang sebaiknya duduk manis pakai sabuk pengaman. Apabila pesawat mengalami turbulensi kuat, ada penumpang dan ad awak kabin yang cedera, pilot sebaiknya mendarat di bandara terdekat untuk evakuasi dan periksa untuk pastikan tidak terjadi kerusakan struktural terhadap pesawat," tutup Alvin.

(mdk/ren)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cuaca Hujan adalah Turunnya Air dari Awan, Ini Penjelasannya
Cuaca Hujan adalah Turunnya Air dari Awan, Ini Penjelasannya

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi.

Baca Selengkapnya
Suara ‘Ding’ di Pesawat Ternyata Banyak Artinya, Begini Penjelasannya
Suara ‘Ding’ di Pesawat Ternyata Banyak Artinya, Begini Penjelasannya

Mengutip blog Qantas Airways mengulas bunyi dan frekuensi dentingan 'ding' bergantung pada urgensi situasi.

Baca Selengkapnya
Parahnya Penampakan Polusi Udara Jakarta Dilihat dari Atas Pesawat Terbang, Padahal Masih Siang Bolong
Parahnya Penampakan Polusi Udara Jakarta Dilihat dari Atas Pesawat Terbang, Padahal Masih Siang Bolong

Potret langit ibu kota yang terlihat abu-abu karena dipenuhi polusi udara.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tiga Maskapai Asing Ajukan Penerbangan Langsung ke Bali, Ada Etihad Airways dari Abu Dhabi
Tiga Maskapai Asing Ajukan Penerbangan Langsung ke Bali, Ada Etihad Airways dari Abu Dhabi

Maskapai asing lainnya yang disasar yakni Turkish Airlines yang rencananya menambah frekuensi penerbangan.

Baca Selengkapnya
Jelang Lebaran, Penerbangan dari Jakarta dan Surabaya Menuju Banyuwangi Ditambah
Jelang Lebaran, Penerbangan dari Jakarta dan Surabaya Menuju Banyuwangi Ditambah

Memasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.

Baca Selengkapnya
Dampak Banjir Semarang, KA Tujuan Jember Terlambat 6 Jam karena Harus Putar Rute
Dampak Banjir Semarang, KA Tujuan Jember Terlambat 6 Jam karena Harus Putar Rute

Genangan air mencapai ketinggian lebih dari 10 cm dari bagian rel paling atas.

Baca Selengkapnya
Sensasi Perjalanan Jakarta-Bandung dengan Pesawat, Berapa Waktu Tempuhnya?
Sensasi Perjalanan Jakarta-Bandung dengan Pesawat, Berapa Waktu Tempuhnya?

Mode transportasi udara dengan pesawat terbang juga bisa menjadi pilihan berkunjung ke kota kembang.

Baca Selengkapnya
Pesawat Smart Air Tarakan-Binuang Belum Ditemukan, Tim SAR Hadapi Medan Berat
Pesawat Smart Air Tarakan-Binuang Belum Ditemukan, Tim SAR Hadapi Medan Berat

Upaya tim gabungan menyusuri lokasi yang diperkirakan sebagai titik jatuh pesawat kargo Smart Air yang hilang kontak belum membuahkan hasil.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat
Ternyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat

Alasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.

Baca Selengkapnya