Ini kejanggalan visum Setnov yang dibuat Bimanesh Sutarjo
Merdeka.com - Kepala Pelayanan Medik Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Francia menyebut ada kejanggalan visum et repertum (VeR) atau keterangan hasil pemeriksaan medik yang dibuat oleh Bimanesh Sutarjo terhadap Setya Novanto. Ia mengatakan, format VeR tersebut tidak sesuai dengan aturan rumah sakit.
Dalam keterangannya yang tertuang dalam BAP dan kemudian dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim, Saifuddin Zuhri, Francia membeberkan kejanggalan VeR tersebut, di antaranya Bimanesh Sutarjo menggunakan KOP surat rumah sakit edisi lama, stempel rumah sakit tidak digunakan melainkan stempel pribadi Bimanesh Sutarjo, dan mencantumkan pangkat Bimanesh sebagai alumni anggota kepolisian dengan menggunakan pangkat Komisaris Besar Polisi.
Namun, Fredrich bersikukuh keterangan Francia tidak berkompeten karena dianggap menyatakan VeR buatan Bimanesh salah. "Saudara saksi tahu darimana isi VeR itu salah?" tanya Fredrich kepada Francia, Kamis (12/4).
"Saya tidak bilang salah, tapi saya cuma merasa janggal pak," ujar Francia.
Pada persidangan sebelumnya, perawat RSMPH, Indri Astuti mengatakan Bimanesh Sutarjo selaku dokter spesialis penyakit dalam dan dokter yang memeriksa Novanto, merubah surat keterangan diagnosa milik terdakwa korupsi proyek e-KTP
Menurut Indri, pada surat pengantar pertama diagnosa yang ditulis Bimanesh adalah vertigo dan hipertensi, sementara surat pengantar kedua ada perubahan diagnosa.
"Seingat saya isinya nama Setya Novanto, kemudian di situ seingat saya ada trauma kapitis," ujar Indri.
Diketahui, Fredrich didakwa melanggar Pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak PidanaKorupsi. Pengacara yang viral atas pernyataan bakpao itu dianggap melakukan upaya terhadap Novanto agar menghindari panggilan KPK sebagai tersangka korupsi e-KTP saat itu.
Fredrich bekerjasama dengan Dokter Bimanesh Sutarjo, dokter ahli spesialis penyakit dalam di RSMPH, dengan memesan kamar VIP nomor 323 di lantai 3 RSMPH dan melakukan diagnosa tanpa pemeriksaan terlebih dahulu.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ilmuwan Ungkap Suksesnya Sistem Kesehatan Mesir Kuno, Warga Kaya dan Miskin Tak Dibedakan
Hasil studi terbaru ini juga mengungkap bagaimana tenaga medis melakukan pengobatan terhadap pasien.
Baca SelengkapnyaSering Marah-Marah dan Kurang Percaya Diri, Petugas KPPS Dibawa ke Rumah Sakit Jiwa
Dia yakin jika MAH sudah dirawat sesuai standar operasional pekerja.
Baca SelengkapnyaGelar Kedokteran Sp.KK dan Sp.DV Berubah menjadi Sp.DVE, Ini Penjelasan Detail dari Perdoski
Ruang lingkup dokter Sp.DVE, lanjut Prof Yulianto, menangani berbagai kelainan kulit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rumah Menteri di Ibu Kota Nusantara Lebih Kecil Dibanding Widya Chandra, Komentar Menko Luhut Mengejutkan
Pembangunan rumah dinas untuk Menteri PUPR sudah selesai dengan fasilitas standar, seperti kamar tidur, dapur, ruang tamu dan ruang rapat.
Baca SelengkapnyaAlat Medis Terseret Banjir Bandang, Rumah Sakit Santa Anna Tutup Total Pelayanan
Hal ini dilakukan sebab banjir yang ikut melanda rumah sakit tersebut menenggelamkan seluruh areal beserta alat medis yang terdapat di dalamnya
Baca SelengkapnyaJenderal Agus Subiyanto Tanggapi Jabatan ASN Bakal Diisi TNI: Tiap Permasalahan Ada Peran TNI
Rancangan Peraturan Pemerintah yang membahas manajemen aparatur sipil negara (ASN) mendekati hasil akhir di Kemenpan-RB
Baca SelengkapnyaArti Mata Kedutan Sebelah Kiri Atas, Petanda Baik atau Buruk?
Menurut primbon, mata berkedut bisa saja pertanda baik. Tapi menurut medis, mata berkedut justru sesuatu yang normal, atau bahkan bisa menjadi tanda masalah.
Baca SelengkapnyaDebat Capres: Ganjar Janji Kembalikan Anggaran Kesehatan yang Sempat Terpotong
Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo menjawab pertanyaan soal bagaimana menciptakan angka harapan hidup untuk masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenyusuri Bekas Rumah Pemotongan Hewan Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Kondisinya Angker dan Terbengkalai
Rumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca Selengkapnya