Ini alasan PDIP polisikan tukang tusuk sate penghina Jokowi-Mega
Merdeka.com - PDI Perjuangan mengakui kalau pihaknya melaporkan tukang tusuk sate, Muhammad Arsad yang menyebar foto bugil hasil editan dengan wajah Jokowi dan Megawati Soekarnoputri di Facebook. PDI Perjuangan beralasan, gambar rekayasa tersebut sudah sangat menghina Jokowi dan Megawati.
"Ada gambar orang berhubungan seks diedit menjadi wajah Pak Jokowi dan Ibu Megawati. ini karena sudah melanggar UU Pornografi dan UU ITE," ujar mantan tim sukses Jokowi-JK yang juga politikus PDIP, Eva Sundari kepada merdeka.com, Rabu (29/10).
Eva menambahkan, jika hanya bully dengan kata-kata, pihaknya tidak ada masalah. Mereka mencontohkan dalam kasus Obor Rakyat di mana Jokowi dibully habis-habisan.
"Itu masih bisa sabar tetapi kalau sudah pornografi itu sudah melecehkan," katanya.
Eva pun mengapresiasi langkah polisi yang menahan pelaku. Menurutnya, pelaporan dari sebelum pilpres itu akhirnya bisa terungkap setelah menunggu cukup lama.
"Berdasarkan laporan dia memang yang membuat dan menyebarkannya. Selama pilpres dia menaruh kebencian yang sangat tinggi kepada Pak Jokowi," ucapnya.
Untuk itu, Eva meminta kepada polisi untuk menjelaskan detail kasus tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman di masyarakat. "Jadi jelaskan konteksnya seperti apa. Kita tidak melarang membully tetapi tidak dengan konten pornografi karena melanggar UU Pornografi," katanya.
Sebelumnya, seorang tukang tusuk sate Muhammad Arsad ditangkap Mabes Polri Kamis pekan lalu karena mengunggah gambar editan telanjang berwajah Joko Widodo (Jokowi) ke media sosial Facebook. Diketahui, pihak yang melaporkan Arsad adalah PDI Perjuangan.
"Iya kita laporkan sebelum pilpres karena membuat konten pornografi antara Pak Jokowi dengan Ibu Megawati," ujar mantan tim sukses Jokowi-JK yang juga politikus PDIP, Eva Sundari kepada merdeka.com, Rabu (29/10).
Eva mengatakan, awal pelaporan itu berawal saat mendapat laporan dari para relawan bahwa tersebar gambar bugil hasil editan dengan wajah Jokowi dan Megawati Soekarnoputri di Facebook. Lalu, Eva menunjukkan gambar tersebut ke Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo.
"Pak Sekjen bilang ini sudah tidak pantas dan harus dilaporkan ke polisi," katanya.
Namun, lanjut Eva, Jokowi dan Megawati tidak tahu menahu soal pelaporan kasus tersebut. "Mereka tidak tahu. Sebetulnya kalau hanya dibully lewat kata-kata saja tidak masalah. Tetapi ini foto hubungan seks sangat tidak pantas," ucapnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gagah Berseragam, Potret Kapolri Tunggangi Kuda Didampingi Jenderal Bintang 1 dan Perwira Polisi
Gagah dan bikin pangling, tampaknya itu yang tergambar saat Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mencoba olahraga berkuda didampingi dua perwira.
Baca SelengkapnyaSosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub
Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi Usut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Eks Ketua PSI Jakbar
Saat ini kasus tersebut masih dalam tahap penyidikan oleh tim penyidik Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaKritik Pemberian Pangkat Jenderal untuk Prabowo, Adian PDIP: Jokowi Sadar Sakiti Korban Pelanggaran HAM
Politikus PDIP, Adian Napitupulu menyatakan, pemberian pangkat jenderal kehormatan kepada Prabowo Subianto menyakiti korban pelanggaran HAM masa lalu.
Baca SelengkapnyaDilaporkan ke Polisi Gara-Gara Pantun Sindir Jokowi, Begini Reaksi Butet Kartaredjasa
Butet dilaporkan relawan Jokowi ke Polda DIY pada Selasa (30/1).
Baca SelengkapnyaBapaknya Pejabat Negara, Pria Ini Kenal Megawati Sejak Usia 5 Tahun Hingga Sukses Jadi Kepala Daerah
Anak tokoh nasional dianggap 'akrab' dengan Megawati sejak usia 5 tahun sampai sukses menjadi kepala daerah. Siapa sosok yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaPolisi TetapkanTersangka Ibu Kandung Bunuh Anaknya Usia 5 Tahun Ditusuk 20 Kali di Bekasi
Tragis pelaku beraksi saat anaknya tengah tertidur pulas
Baca SelengkapnyaPolisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019
Sebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.
Baca Selengkapnya