Ikut diciduk KPK, Maharany menjadi buah bibir di kampusnya
Merdeka.com - Maharany Suciyono yang ikut digerebek KPK di Hotel le Meridien beberapa waktu lalu rupanya menjadi perbincangan hangat di institusi tempat Maharany menuntut ilmu, yakni di Universitas Prof Moestopo (Beragama), Jakarta Selatan. Maharany menjadi perbincangan yang hangat di kalangan mahasiswa kampus tersebut.
Contohnya saja Helin, mahasiswa Moestopo jurusan Fakultas Ilmu Komunikasi angkatan 2011 ini pun sudah mendengar kabar tersebut baik dari pemberitaan maupun perbincangan di kampus.
"Iya tuh ya dia (Maharany). Tapi dia kan anak baru mbak, jadi saya ngga kenal. Tapi denger kabarnya," ucap Helin saat ditemui merdeka.com di kantin depan kampus Moestopo yang biasa dijuluki kantin 'Meong', Jumat (1/2).
Helin pun menyayangkan jika benar adanya Maharany ikut terlibat. Mengingat masa depannya yang masih panjang. "Sayang juga kalau beneran ikut-ikutan dia. Apalagi cantik begitu," tuturnya.
Di tempat yang sama namun berbeda meja, terdengar sekitar empat orang mahasiswi turut membicarakan Maharany. Keempatnya pun bertanya-tanya terkait sampai sejauh mana keterlibatan mahasiswi kelahiran Kuningan, 17 Maret 1993 tersebut saat penggerebekan KPK.
"Lagi happening banget yah itu," ujar salah satu mahasiswi bernama Vera.
Kemudian, komentar Vera pun disahuti oleh temannya yang bernama Anggun. "Tapi gue bingung, apa sih ya hubungannya dia (Maharany) sama impor daging. Kurang ngikutin berita gue," tutur Anggun.
Tak banyak memang mahasiswa angkatan 2012 yang bisa ditemui di kampus tersebut saat ini. Pasalnya, aktivitas di kampus sedang memasuki semester pendek, di mana para mahasiswa yang datang ke kampus hanya mereka yang hanya mau memperbaiki nilai.
Nama dan sosok Rany tiba-tiba mencuat di permukaan. Dia diduga terlibat gratifikasi seks kepada Ahmad Fathanah, orang dekat Luthfi Hasan Ishaaq. Maharany dan Ahmad ditangkap saat hendak keluar hotel. Mereka tidak tahu pada Selasa lalu sudah dikuntit oleh tim penyidik KPK.
Lantaran dianggap tidak ada kaitannya dengan perkara suap impor daging sapi, KPK pun akhirnya melepaskan Rany pada Kamis pukul 02.13 WIB dini hari. Dia kemudian naik taksi BlueBird yang disediakan KPK.
Saat keluar dia digiring dan dikawal oleh dua petugas keamanan KPK. Sebuah taksi BlueBird sudah siaga di depan pelataran KPK.
Maharany yang mengenakan kaus lengan panjang hitam ketat dan rok jeans mini, serta bersepatu hak tinggi itu dan membawa sebuah tas, berjalan sambil tertunduk malu. Tubuhnya tinggi semampai, kulitnya putih, rambut panjangnya dibiarkan terurai, dan wajahnya pun aduhai. Para awak media yang meliput pun sontak bersorak. Saat berjalan memasuki taksi, Maharani tidak menjawab pertanyaan para jurnalis.
Lucunya, menurut pengamatan seorang jurnalis yang menguntit taksi yang ditumpangi Rany saat pergi dari Gedung KPK, taksi itu berhenti tepat di depan Pasar Festival, Kuningan, Jakarta Selatan. Entah dia tahu merasa dibuntuti, kemudian, Rani dan si pengemudi taksi bertukar posisi. Rany duduk di bangku sopir, sementara sang sopir ada di sampingnya. Sesaat kemudian, Rany langsung tancap gas dan melarikan taksi itu dalam kecepatan tinggi. Jurnalis yang menguntit itu pun kehilangan jejak.
Saat ini, Ahmad dijebloskan ke dalam Rumah Tahanan Klas I Cipinang cabang KPK. Dia disangka melanggar pasal 12 a atau b, atau pasal 5 ayat 2, atau pasal 11 Undang-Undang nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Majelis hakim PN Jember menyatakan Kiai Fahim Mawardi bersalah melakukan kekerasan seksual. Dia dijatuhi hukuman 8 tahun penjara.
Baca SelengkapnyaKomjen Polisi Wahyu Widada lulusan Akademi Kepolisian tahun 1991. Dia menjadi lulusan terbaik serta meraih Adhi Makayasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rektor UP nonaktif datang didampingi penasihat hukumnya Faizal Hafied.
Baca SelengkapnyaSanksi diberikan lantaran KPU menerima pendaftaran Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaMahfud menilai bisa saja hal itu menjadi salah satu operasi dari pihak lain seakan-akan pasangan nomor urut 3 melakukan kecurangan.
Baca SelengkapnyaHujan yang membawa angin kencang tersebut turut membuat kilatan petir di langit Makkah.
Baca SelengkapnyaMuhyani tidak pernah terbayang dan sangat terpukul saat harus berurusan dengan hukum.
Baca SelengkapnyaSidang kemudian bakal kembali digulir dengan agenda yang sama pada pekan depan.
Baca Selengkapnya