Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

IDI: Bahaya Deltacron Belum Bisa Dipastikan karena Jumlah Kasus Masih Sedikit

IDI: Bahaya Deltacron Belum Bisa Dipastikan karena Jumlah Kasus Masih Sedikit ilustrasi corona. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Penanganan terhadap varian baru Covid-19 Omicron belum usai. Kini, muncul varian Deltacron. Varian ini secara resmi diidentifikasi dari kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Prancis dan Amerika Serikat.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban mengatakan bahwa kemungkinan Deltacron tidak lebih berbahaya dibandingkan Omicron. Namun, penilaian ini belum bisa dipastikan.

"Belum bisa dipastikan karena jumlah kasusnya masih amat sedikit," ujar Zubairi melalui akun Twitter @ProfesorZubairi yang telah diizinkan untuk dikutip merdeka.com, Selasa (15/3).

Zubairi menambahkan, masih terbatasnya data karakteristik Deltacron membuat banyak negara belum bisa mengukur tingkat kekhawatirannya, termasuk Indonesia.

"Hanya sedikit data yang dapat digunakan untuk mengukur khawatir atau tidak. Namun, sejumlah ahli mengatakan bahwa varian ini harus diawasi," ucap dia.

Elemen Delta dan Omicron

Dia menjelaskan, Deltacron merupakan varian Covid-19 yang terdiri dari elemen Delta dan Omicron. Artinya, varian ini mengandung gen dari kedua varian tersebut yang membuatnya menjadi virus rekombinan.

Zubairi kemudian membeberkan penyebab kemunculan Deltacron yang kini sudah ditemukan di Denmark, Inggris, dan Belanda.

"Ketika seseorang terinfeksi dengan dua varian Delta serta Omicron, dan sel mereka kemudian bereplikasi bersama," terangnya.

Belum Terdeteksi di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya menegaskan varian Deltacron belum terdeteksi di Indonesia. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi menyebut, varian Deltacron masih berstatus Variant Under Monitoring, belum masuk Variant of Concern (VoC). Hal ini disebabkan, Deltacron masih dalam monitoring terkait karakteristiknya.

Nadia memastikan pemerintah terus memantau perkembangan varian Deltacron. Baik dari sisi tingkat penularan, kemampuan memperparah penyakit, maupun kemampuan mengelabui imunitas tubuh masyarakat yang sudah divaksinasi.

"Apakah ini bisa mengelabui vaksin atau imunitas jauh lebih pintar darpada Omicron, ini juga belum tahu. Serta dampak terhadap pengobatan atau diagnostik, sampai saat ini belum cukup informasi," kata Nadia, Senin (14/3).

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan ini menambahkan pemerintah juga terus meningkatkan whole genome sequencing untuk meneliti varian baru Covid-19 di Tanah Air. Namun, pemerintah belum merencanakan pembatasan pintu masuk bagi pelaku perjalanan luar negeri.

"Jadi tetap surveilans genome sequencing kita pantau apakah ada jalur-jalur mutasi seperti yang disampaikan tersebut," ucapnya.

Bersamaan dengan itu, pemerintah terus mempercepat vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. Target pemerintah, 70 persen dari total populasi di Indonesia sudah mendapat vaksinasi dosis lengkap pada April 2022.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia
Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia

Zubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Dokter Ungkap Kondisi Terkini Relawan Prabowo-Gibran di Sampang Korban Penembakan Usai Operasi
Dokter Ungkap Kondisi Terkini Relawan Prabowo-Gibran di Sampang Korban Penembakan Usai Operasi

Tim dokter saat ini masih melakukan perawatan dan observasi terkait kemungkinan gejala sisa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Negara Paling Dermawan di Dunia, Indonesia Masuk Peringkat Pertama karena Alasan Ini
Ini Daftar Negara Paling Dermawan di Dunia, Indonesia Masuk Peringkat Pertama karena Alasan Ini

Tingkat kedermawanan global meningkat sejak pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Penularan Difteri, Kenali Ciri-Ciri Penderitanya
Cara Mencegah Penularan Difteri, Kenali Ciri-Ciri Penderitanya

Difteri adalah infeksi bakteri yang sangat menular yang terjadi karena varian Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini memengaruhi sistem pernapasan.

Baca Selengkapnya
Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.

Baca Selengkapnya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya