Ibu Enno menangis saat cangkul diperlihatkan saat sidang
Merdeka.com - Pengadilan Negeri Tangerang hari ini, Selasa (7/6), menggelar sidang salah rahmat Alim (16), satu tersangka pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Enno Parihah (18). Dalam persidangan, barang bukti berupa cangkul diperlihatkan di depan hakim.
Kedua orang tua Enno, Arif Fikri dan Mahpudoh, ada di dalam ruangan tu. Saat pacul itu diperlihatkan, ibu korban, Mahpudoh, langsung menangis dan memutuskan meninggalkan ruang sidang.
"Ibu enggak kuat pas liat cangkul dibawa masuk. Akhirnya dia keluar. Jadi cuma bapak yang ada di dalam ruangan sidang," kata Kepala Desa Pegandikan, Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Serang, Mafruhah, yang turut hadir mendampingi keluarga korban dalam sidang.
Menurut Mafruhah, seluruh keluarga korban datang dari Serang, Banten, buat menyaksikan jalannya persidangan. Kedua orang tua korban juga akan diminta keterangannya sebagai saksi.
Pihak keluarga berharap ketiga pelaku dihukum mati atas perbuatan mereka, lantaran membunuh Enno, merupakan anak ke empat dari tujuh bersaudara.
"Keluarga ingin pelaku dihukum mati karena perbuatannya sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan," tutup Mafruhah.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Betrand kembali ke NTT untuk bisa melihat nenek terakhir kalinya. Momen penuh haru pun nampak begitu jelas.
Baca SelengkapnyaDi momen kenaikan pangkatnya, ada detik-detik spesial yang terekam. Di mana ayah Danang eks Pangkostrad TNI memasangkan pangkat barunya.
Baca SelengkapnyaMengenang masa muda, dia mengungkap cerita saat mendekati sang istri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ibu ini terus berteriak pada rombongan TNI yang sedang terjun payung ini.
Baca SelengkapnyaLetjen TNI (Purn) Edy Rahmayadi mengisi waktu luang dengan berkendara hingga bertemu anak-anak.
Baca SelengkapnyaIstrinya meninggal 3 minggu sebelum dikukuhkan, ini momen haru pengukuhan guru besar pasangan suami istri di UMM.
Baca SelengkapnyaMendiang Kopda Hendrianto meninggalkan seorang istri dan dua orang anak
Baca SelengkapnyaTas itu mengundang rasa penasaran dari sosok Pak Bhabin Herman Hadi Basuki. Saat dibuka, isinya begitu tak terduga.
Baca SelengkapnyaBegitu miris, ia hanya bisa memakan menu nasi dan micin serta tinggal di gubuk tak layak
Baca Selengkapnya