Hermawan Kartajaya: Prabowo dan Jokowi punya gaya berbeda
Merdeka.com - Pakar pemasaran Hermawan Kartajaya menilai dua calon presiden (capres) yang akan bertarung 9 Juli mendatang, mempunyai gaya pemasaran yang berbeda. Bahkan lebih cenderung bertolak belakang. Mereka bisa menjadi tren pemasaran model baru.
"Prabowo Subianto lebih menggunakan pendekatan vertikal. Dia sosok pemimpin yang lebih menjaga jarak dengan rakyat. Jokowi sebaliknya, dia lebih suka menggunakan pendekatan horisontal. Dengan blusukan dan berusaha dekat dengan rakyat," ujar Hermawan di sela Festival Marketing di The Sunan Hotel Solo, Kamis (12/6).
Prabowo, masih kata Hermawan, lebih bersifat eksklusif dan individual. Kalau Jokowi itu inklusif dan lebih bersifat sosial, atau lebih terbuka pada perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan.
"Gaya yang diusung Jokowi , yaitu hubungan horisontal, inklusif, dan sosial bisa diterima warga Jakarta, Buktinya Jokowi memenangkan pemilihan gubernur Jakarta," katanya.
Namun untuk skala nasional, lanjut Hermawan situasinya berimbang. Karena tidak semua masyarakat punya sikap dan pikiran seperti warga Jakarta. Menurut Hermawan, kedua capres tersebut sama-sama punya peluang menang meski berbeda gaya.
"Ada sebagian masyarakat Indonesia yang masih berpikiran seperti zaman feodal. Pemimpin ditempatkan berbeda dengan rakyat. Hubungannya vertikal dari atas ke bawah," ucapnya.
Keinginan ini biasanya dimiliki generasi tua, laki-laki, dan yang tak pernah bersentuhan dengan internet. Sebaliknya ada sebagian masyarakat yang menginginkan pemimpin yang setara dengan rakyatnya dan tidak berjarak. Terutama hal ini diinginkan generasi muda, perempuan, dan yang melek internet.
"Pemilu presiden kali ini menjadi pembuktian apakah masyarakat Indonesia bisa menerima sesuatu hal yang baru. Yaitu pemimpin yang menerapkan cara baru dalam memasarkan produk atau program dan personalnya," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo Subianto terlihat mengenakan kemeja batik berwarna coklat dengan celana hitam.
Baca SelengkapnyaJokowi memberikan kenaikan pangkat secara istimewa kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi Jenderal Kehormatan.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan, sebagai mantan prajurit dia sangat menghormati pekerja keras seperti pedagang bakso.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo awalnya mengungkit pepatah mengenai 'kawan sejati adalah kawan di saat susah'.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyebut kekayaan Indonesia juga sudah pernah diperas selama masa penjajahan.
Baca SelengkapnyaJokowi bertemu dengan Prabowo dan putra sulungnya pada Rabu malam (14/2).
Baca SelengkapnyaPemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaAdapun pendaftaran dibuka sejak 8 Desember 2023 dan pengumpulan terakhir pada 2 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaKendati berseberangan pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo mengaku tak pernah menaruh rasa dendam kepada Jokowi.
Baca Selengkapnya