Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Habitatnya dirusak, kawanan gajah ngamuk & bunuh 1 warga Bengkalis

Habitatnya dirusak, kawanan gajah ngamuk & bunuh 1 warga Bengkalis Gajah Sumatera di Aceh. ©AFP PHOTO/Chaideer Mahyuddin

Merdeka.com - Seorang warga bernama Waklung tewas dengan mengenaskan akibat amukan gajah Sumatera liar di Desa Serai Wangi Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Kejadian mengerikan itu terjadi pada Sabtu malam (21/3).

"Korban yang tewas adalah penunggu kebun kelapa sawit," kata Ketua Himpunan Penggiat Alam (Hipam) Duri-Riau, Zulhusni Sukri, seperti dikutip dari Antara, Senin (23/3).

Lokasi kejadian berjarak sekitar enam kilometer dari konsesi Hutan Tanaman industri PT Arara Abadi, yang pada Februari lalu terjadi pembantaian seekor gajah Sumatera liar oleh kawanan pemburu gading.

Menurut informasi dari masyarakat, kawanan gajah yang mengamuk berjumlah 20-30 ekor. Dia mengatakan, gajah-gajah liar dari kantong gajah Kawasan Suaka Margasatwa Balai Raja yang kini hutannya sudah porak-poranda akibat pembangunan.

"Daerah itu sebenarnya adalah kantong gajah Sumatera, tapi sekarang sudah berganti rupa dengan perkebunan. Konflik tidak bisa dihindari karena gajah liar itu kini hidup dari kebun satu ke kebun lainnya akibat hutan alam makin sedikit," kata Zulhusni.

Ia menjelaskan, pada malam itu sekitar pukul 18.00 WIB masyarakat setempat melakukan pengusiran terhadap kawanan gajah liar yang memasuki kebun sawit. Warga tidak menyadari telah mengusir kawanan gajah yang marah itu ke kebun sawit yang dijaga oleh Waklung.

Waklung saat itu hanya seorang diri di dalam gubuk untuk menjaga kebun sawit milik pemodal. Pria berusia 52 tahun itu kebetulan berasal dari Kalimantan, sehingga mungkin kurang mengerti ketika menghadapi kawanan gajah yang marah.

Kepala Seksi Wilayah III Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, H. Ginting, mengatakan pihaknya akan segera menurunkan personel ke lokasi kejadian untuk mengantisipasi kejadian serupa tidak terulang.

Selain itu, petugas juga berharap tidak ada aksi balas dendam dari masyarakat dengan membunuh gajah liar tersebut. "Kita segera mengirimkan tim kesana," katanya.

Sementara itu, Humas WWF Program Riau Syamsidar mengatakan, kasus kematian warga akibat konflik dengan gajah Sumatera liar di Riau pada tiga tahun terakhir tidak terjadi. Dengan begitu, kasus ini adalah yang pertama pada tahun 2015 jatuh korban dari manusia dari konflik warga dengan satwa dilindungi itu.

"Pada tahun 2010 ada kasus serupa dan lokasinya juga tidak jauh dari tempat kejadian sekarang ini. Saat itu seorang kakek meninggal karena gajah pada malam hari masuk ke dalam rumah," kata Syamsidar.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Habitatnya Kebanjiran, Dua Ekor Gajah Liar Rusak Tanaman Warga di Riau
Habitatnya Kebanjiran, Dua Ekor Gajah Liar Rusak Tanaman Warga di Riau

Masuknya dua ekor gajah jantan itu telah dipantau petugas BKSDA. Saat ini kawanan gajah liar masuk permukiman di SP 6.

Baca Selengkapnya
Jenis Burung Khas Indonesia, Ketahui Karakteristik dan Habitatnya
Jenis Burung Khas Indonesia, Ketahui Karakteristik dan Habitatnya

Indonesia menjadi rumah bagi berbagai jenis burung yang memukau. Intip jenis burung endemik yang umum dijumpai.

Baca Selengkapnya
Mengenal Burung Paruh Kodok yang Pandai Berkamuflase, Salah Satu Habitatnya ada di Lereng Gunung Merapi
Mengenal Burung Paruh Kodok yang Pandai Berkamuflase, Salah Satu Habitatnya ada di Lereng Gunung Merapi

Berbeda dengan kebanyakan burung, Burung Paruh Kodok tidak jago terbang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
85 Jejak Kaki Makhluk Berusia 90.000 Tahun Ditemukan di Pantai, Ternyata Milik Spesies Manusia Ini
85 Jejak Kaki Makhluk Berusia 90.000 Tahun Ditemukan di Pantai, Ternyata Milik Spesies Manusia Ini

Ini merupakan jejak kaki manusia tertua dan paling awet yang pernah ditemukan.

Baca Selengkapnya
Ganjar Kampanye di Jateng: Ini Rumah Kita Mesti Dijaga, Jangan Sampai Diambil Orang
Ganjar Kampanye di Jateng: Ini Rumah Kita Mesti Dijaga, Jangan Sampai Diambil Orang

Ganjar menyebut Provinsi Jawa Tengah merupakan markas besarnya.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Api Tak Kunjung Padam di Pamekasan, Bakar Jagung hingga Sosis di Tanah Berapi yang Sudah Ada sejak Ratusan Tahun Silam
Mengunjungi Api Tak Kunjung Padam di Pamekasan, Bakar Jagung hingga Sosis di Tanah Berapi yang Sudah Ada sejak Ratusan Tahun Silam

Sejak ratusan tahun lalu, setiap kali tanah di kawasan ini digali, selalu muncul api.

Baca Selengkapnya
Kelakar Ganjar: Saya Coblos Capres yang Rambutnya Putih
Kelakar Ganjar: Saya Coblos Capres yang Rambutnya Putih

Ganjar meminta agar masyarakat memilih dengan hari nurani tanpa ada paksaan.

Baca Selengkapnya
Alam Ganjar Harap Wirausaha Berkolaborasi Kawan Inklusi Terus Bermunculan
Alam Ganjar Harap Wirausaha Berkolaborasi Kawan Inklusi Terus Bermunculan

Dirinya lantas diajak berdiskusi berbagai hal, terutama soal kondisi dan perkembangan dari tempat tersebut.

Baca Selengkapnya
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.

Baca Selengkapnya