Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ganjar Beberkan Urgensi Penyelenggaraan Kongres Sampah

Ganjar Beberkan Urgensi Penyelenggaraan Kongres Sampah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Jateng pada 12 dan 13 Oktober lusa bakal menyelenggarakan Kongres Sampah untuk pertama kalinya di Indonesia. Targetnya melahirkan sistematika persampahan hulu hingga hilir, dari produksi sampah hingga pemanfaatannya.

Jumlah sampah di Jateng saat ini pertahun mencapai 5,7 juta ton atau 15.671 ton perhari. Sementara untuk mengatasi jumlah tersebut, Jawa Tengah memiliki kekuatan 1.562 Bank Sampah, 144 TPA 3 R dan 542 Rumah Rosok yang bisa mengurangi 267.861 atau hanya 4,71 persen. Menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diperlukan sistematika yang jelas agar persoalan sampah bisa teratasi.

"Hari ini banyak orang bicara, saya punya bank sampah, punya relawan dan lainnya. Atau bahkan ada ungkapan ini mesti diselesaikan pemerintah dengan membayar orang. Tapi semua itu sudah ada dan ternyata persoalan sampah belum bisa kita tangani," kata Ganjar, Selasa (8/10).

Untuk di tingkat nasional saja, total sampah kita mencapai 67 juta ton pertahun. Sampah organik dan plastik masih mendominasi dengan persentase, 60 untuk organik dan 15 persen untuk plastik. Kekuatannya, hanya ada 9.550 kolaborator yang menangani pengurangannya. Bahkan berdasarkan data The World Bank tahun 2018, 87 kota di pesisir Indonesia memberikan kontribusi sampah ke laut sekitar 12,7 juta ton. Dengan komposisi sampah plastik mencapai 9 juta ton.

"Ide-ide yang berserakan soal sampah itu kami tata dulu sejak sebelum pelaksanaan Kongres Sampah. Soal plastik misalnya. Eh kamu itu penyumbang sampah besar. Yang industri kresek sudah bilang mereka menyumbang sampah plastik hanya sebesar 6 persen. Selebihnya multilayer, lebih berbahaya karena tidak bisa diolah. Yang begini kita minta disistematisasi," katanya.

gubernur jawa tengah ganjar pranowo©2019 Merdeka.com

Sistematika sederhana yang telah dihasilkan forum pra Kongres Sampah itu menurut Ganjar mencakup persoalan sampah di hulu yang meliputi perilaku masyarakat, di hilir yang mencakup pemanfaatannya dan di antara keduanya terdapat pengelolaan. Dalam Kongres Sampah tersebut nantinya memang ada beberapa sidang komisi beranggotakan akademisi, birokrat, masyarakat dan aktivis yang akan mengidentifikasi dan mengeluarkan keputusan terkait beberapa persoalan itu.

"Dari itu saya mengharapkan dari Kongres Sampah ini akan ada keluaran, ada yang fokus menangani perilaku masyarakat yang mesti berubah, ada yang fokus regulasi, harus ada tempat sampah misalnya atau ada solusi lain. Teknologi sampah yang sudah ada akan bermanfaat jika perilaku kita sudah tertata," katanya.

Namun Ganjar menyadari itu bukan pekerjaan ringan. Dia berkaca pada Kongres Sungai yang telah berjalan selama empat tahun ini. Kongres Sungai tersebut merupakan manifestasi gerakan penyadaran bahwa sungai merupakan salah satu bagian terpenting negara maritim bukanlah sekadar tempat pembuangan akhir yang akhirnya dipunggungi. Dari Kongres Sungai tersebut lahirlah Sekolah Sungai di beberapa daerah di Jateng yang bergerak minimal menjaga kebersihan dan mengedukasi masyarakat untuk merawat sungai.

"Saya tidak bisa memprediksi sampai berapa tahun akan dilakukan tapi gerakan harus kita dorong dan perilaku kita tanamkan. Kalau saya ngobrol dengan beberapa Pemerintahan, Jepang misalnya saya tanya mereka saja butuh waktu 50 tahun untuk mengubah perilaku warganya. Maka dalam kongres ini kita undang seluruh daerah agar bareng-bareng mewujudkan spirit ini," katanya.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peringati Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari, Begini Asal-usulnya

Peringati Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari, Begini Asal-usulnya

Hari Peduli Sampah Nasional bertujuan untuk meningkatkan komitmen dan peran aktif semua pihak dalam pengelolaan sampah yang baik dan benar.

Baca Selengkapnya
Kembangkan Energi Terbarukan, KLHK dan PPLI Siapkan Teknologi Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM

Kembangkan Energi Terbarukan, KLHK dan PPLI Siapkan Teknologi Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM

Langkah ini penting dilakukan karena ada 13 juta ton lebih sampah plastik dalam setahun.

Baca Selengkapnya
Tak Sembarangan Dilakukan, Begini Proses Pembuangan Sampah dari Atas Kapal Sampai  Bayar Jutaan Rupiah

Tak Sembarangan Dilakukan, Begini Proses Pembuangan Sampah dari Atas Kapal Sampai Bayar Jutaan Rupiah

Ternyata begini cara membuang sisa sampah yang berada di kapal. Harus bayar jutaan rupiah dan tidak sembarangan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Inovasi BUMN Semen Atasi Krisis Lingkungan, Olah Sampah Jadi Wayang dan Paving Block

Inovasi BUMN Semen Atasi Krisis Lingkungan, Olah Sampah Jadi Wayang dan Paving Block

Selama periode Januari-September 2023, Baruwani telah berkontribusi mengolah sedikitnya 700 ton sampah organik menjadi kompos dengan penurunan gas metana.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Persoalan Sampah di Indonesia, Begini Skemanya

Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Persoalan Sampah di Indonesia, Begini Skemanya

Untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dan menjangkau lebih banyak pengepul, RBU telah memiliki satelit atau cabang.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diimbau Tak Panik, Jangan Borong Beras di Pasaran

Masyarakat Diimbau Tak Panik, Jangan Borong Beras di Pasaran

Per 19 Februari, stok beras secara nasional yang dikelola oleh Bulog total ada 1,4 juta ton.

Baca Selengkapnya
Awal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar

Awal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar

Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton

Baca Selengkapnya
Sempat Putus Asa Gara-Gara Pandemi, Bisnis Anyaman Bambu Milik Warga Bojonegoro Kini Jadi Favorit Pasar Lokal

Sempat Putus Asa Gara-Gara Pandemi, Bisnis Anyaman Bambu Milik Warga Bojonegoro Kini Jadi Favorit Pasar Lokal

Konsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya