Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta-Fakta Tragedi Kanjuruhan Berdasarkan Temuan Kompolnas

Fakta-Fakta Tragedi Kanjuruhan Berdasarkan Temuan Kompolnas Pintu 13 dan saksi bisu tragedi maut di Stadion Kanjuruhan. ©Juni Kriswanto/AFP

Merdeka.com - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) temukan beberapa fakta dalam melakukan proses investigasi terkait tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10). Hal tersebut diungkapkan oleh Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto dalam keterangannya kepada wartawan pada Selasa (4/10) di Malang.

Dalam insiden kelam tersebut, total korban meninggal sebanyak 131 orang. Jumlah ini bertambah dari angka sebelumnya yaitu 125 orang. Kepolisian menjelaskan bahwa penambahan jumlah tersebut diperoleh setelah dilakukan verifikasi dan pengecekan bersama Dinas Kesehatan, Tim DVI dan direktur rumah sakit.

Terjadinya selisih data korban meninggal karena Tim DVI bersama Dinas Kesehatan awalnya mendata korban yang dibawa ke rumah sakit saja. Setelah dilakukan pencocokan data, diketahui ada 12 korban meninggal tidak di fasilitas kesehatan.

Berikut beberapa temuan fakta tragedi Kanjuruhan menurut Kompolnas:

Kapolres Malang Tidak Perintahkan Tembak Gas Air Mata

Kompolnas memastikan tidak mendapati adanya instruksi penembakan gas air mata ke arah tribun dari Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat, yang menimbulkan kepanikan para penonton sehingga mereka berhamburan keluar meninggalkan area tribun.

"Tidak ada perintah dari Kapolres untuk melakukan penguraian massa dengan tindakan represif. Yaitu dengan peluru gas air mata. Tidak ada. Itu disampaikan saat apel lima jam sebelumnya (pertandingan)," ungkap Albertus.

Albertus juga mengungkapkan dirinya melihat langkah preventif telah disiapkan pihak Kepolisian dengan disediakannya dua unit Baracuda.

"Jadi baracuda yang biasanya untuk pengamanan ini disiapkan dua untuk membawa pemain sehingga desainnya perancangan nya begitu pertandingan selesai pemain dimasukan ke baracuda untuk langsung dibawa keluar demi pengamanan. Ini pertimbangannya adalah pengamanan memang itu tidak lazim dalam pertandingan sepak bola di seluruh dunia. Tidak lazim karena yang namanya pemain selalu harus menggunakan bus miliknya," sebutnya.

Intelijen sudah Ingatkan Risiko Pertandingan Arema FC-Persebaya

Albertus juga mengakui bahwa intelijen Kepolisian sebelumnya telah mengingatkan risiko adanya jadwal pertandingan anatara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

"Dapat konfirmasi kepastian, dari Polres sudah mengantisipasi jauh-jauh hari sudah ngotot main sore hari. Ada surat yang dikirimkan ke kami tertanggal 13 September, itu sudah ada analisa dari Intel Polres pertandingan ini punya potensi yang diwaspadai, berkirim surat ke Panpel tembusan ke Kapolda dan LJB diajukan siang hari, karena (menurut) intelijen (jika) dipaksa akan beresiko," katanya.

Albertus menyatakan bahwa surat yang dikirimkan tidak mendapat respons dari Panpel. Namun pada tanggal 19 September 2022, pihaknya mendapat kabar jika pertandingan tetap dilaksanakan sesuai jadwal dan dicetak tebal.

"Pertimbangan bahwa sudah ada kontrak hak siar, ini menjadi pelajaran kita semua. Dan melihat secara objektif sudah ada langkah-langkah preventif," lanjutnya.

Panpel Cetak Tiket Melebihi Kapasitas Stadion

Berdasar pada penelusuran dari Kompolnas kepada Bupati Malang, terdapat dugaan bahwa tiket pertandingan Arema FC lawan Persebaya dicetak melebihi kapasitas daya tampung stadion yaitu 30 ribu orang.

"Kemarin kami ketemu Bupati, kapasitas stadion hanya 30 ribu tapi yang dicetak panpel (panitia pelaksana) itu lebih dari itu," tutur Albertus.

Dari temuan tersebut, Kompolnas mengatakan jika di lapangan terdapat aparat yang tidak menjalankan instruksi. "Itulah sementara Kapolri mencopot Kapolres yang bertanggung jawab dan Danton sekarang sedang diperiksa Bareskrim, Propam. Kalau ada pelanggaran pidana wilayah Reskrim, kode etik (ditangani) Propam," lanjutnya.

Aturan Larangan Gas Air Mata Tidak Tersosialisasikan

Albertus menilai polisi yang bertugas di dalam Stadion Kanjuruhan belum mendapat sosialisasi terkait aturan larangan penggunaan gas air mata saat pengamanan pertandingan.

Larangan itu diatur dalam (FIFA Stadium Safety and Security Regulations), pada pasal 19 b yang berbunyi, 'Tidak boleh ada senjata api atau "gas pengendali massa" yang boleh dibawa atau digunakan (No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used).

"Nah ini menurut kami yang tidak tersosialisasi, karena pertandingan bola itu, dari tingkat kelurahan sampai internasional selalu melibatkan polisi," kata Albertus kepada wartawan.

Menurutnya, PSSI sebagai induk sepak bola nasional memiliki tanggung jawab untuk mensosialisasikan aturan-aturan itu kepada aparat keamanan.

"Sehingga, harusnya. Dari pihak PSSI pun yang punya kewajiban mulai tingkat pusat sampai yang tingkat kota menjelaskan aturan-aturan pertandingan. Saya kira pertandingan olahraga ini punya spesifikasi aturan," tambahnya.

Walaupun Polri tidak berada di bawah naungan FIFA, namun aturan tersebut lanjut Albertus, harus tetap disosialisasikan. Sebab, selama jalannya suatu pertandingan sepak bola selalu melibatkan pihak keamanan untuk melakukan pengamanan selama pertandingan.

Kapolres Malang sedang Amankan Pemain saat Gas Air Mata Ditembakkan

Menurut temuan Kompolnas, Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat tengah mengamankan pemain Persebaya saat gas air mata ditembakkan ke arah tribun penonton.

"Ini kami teliti. Karena saat itu Kapolres Malang sedang di luar akan mengamankan pemain (Persebaya) yang akan keluar," jelas Albertus.

Dirinya juga menambahkan, informasi tentang kericuhan yang diterimanya terjadi saat Eks Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat berada di luar Stadion Kanjuruhan. Saat Ferli masih berada di luar, beberapa saat kemudian terdengar ledakan gas air mata yang digunakan petugas untuk membubarkan masa.

Dari informasi yang diperoleh, Albertus menduga terjabat pejabat yang berada di dalam lapangan memerintahkan anggota keamanan untuk menembakkan gas air mata tersebut.

"Kejadian itu di dalam, berarti ada pejabat di dalam yang memerintahkan. Siapa orangnya, sedang disidik. Tapi sembilan orang sudah dicopot. Tim sedang bekerja," sambung dia.

Terlebih dia juga mendapatkan kabar jika Ferli kala itu telah mengambil langkah antisipasi dengan memberikan arahan langsung kepada personel.

Reporter: Putri Oktafiana

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fakta Baru Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin, 2 Anak Korban Ditemukan di Semak-Semak & Jamban

Fakta Baru Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin, 2 Anak Korban Ditemukan di Semak-Semak & Jamban

Melihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.

Baca Selengkapnya
Polisi TetapkanTersangka Ibu Kandung Bunuh Anaknya Usia 5 Tahun Ditusuk 20 Kali di Bekasi

Polisi TetapkanTersangka Ibu Kandung Bunuh Anaknya Usia 5 Tahun Ditusuk 20 Kali di Bekasi

Tragis pelaku beraksi saat anaknya tengah tertidur pulas

Baca Selengkapnya
6 Polantas Tangerang Disanksi Usai Korban Kecelakaan Malah jadi Tersangka, Ini Reaksi Keluarga

6 Polantas Tangerang Disanksi Usai Korban Kecelakaan Malah jadi Tersangka, Ini Reaksi Keluarga

Johan mengungkapkan banyak kejanggalan dan dugaan kebohongan yang dilakukan penyidik Sat Lantas Polresta Tangerang, saat menangani penyidikan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Polisi Bakal Periksa Petugas Damkar Jaktim Terkait Kasus Dugaan Pencabulan Anak Kandung

Polisi Bakal Periksa Petugas Damkar Jaktim Terkait Kasus Dugaan Pencabulan Anak Kandung

Kasus ini mencuat setelah viral pengakuan ibu korban putrinya dilecehkan ayah kandung.

Baca Selengkapnya
Fakta-fakta Banjir di Bandung Pagi Ini, Sebabkan Kemacetan di Dayeuh Kolot hingga Baleendah

Fakta-fakta Banjir di Bandung Pagi Ini, Sebabkan Kemacetan di Dayeuh Kolot hingga Baleendah

Banjir disebabkan hujan deras yang mengguyur Bandung pada Kamis (11/1) lalu.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang Dua Klaim Kriminalitas di Jakarta Turun Jelang Pencoblosan: Mereka Mau Nyoblos Dulu Kali

Jenderal Bintang Dua Klaim Kriminalitas di Jakarta Turun Jelang Pencoblosan: Mereka Mau Nyoblos Dulu Kali

Seperti diketahui besok merupakan hari pemungutan suara secara serentak di seluruh Indonesia

Baca Selengkapnya
Telusuri Latar Belakang Empat Korban Bunuh Diri di Jakut, Polisi Dapatkan Fakta-Fakta Ini

Telusuri Latar Belakang Empat Korban Bunuh Diri di Jakut, Polisi Dapatkan Fakta-Fakta Ini

Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengungkapkan, sebanyak 12 orang saksi telah dimintai keterangan.

Baca Selengkapnya
Kematian Seorang Warga saat Kebakaran di Tanjung Priok Dinilai Janggal, Polisi Tangkap Satu Orang

Kematian Seorang Warga saat Kebakaran di Tanjung Priok Dinilai Janggal, Polisi Tangkap Satu Orang

Dari hasil penyelidikan polisi ditemukan kejanggalan terkait penyebab kematian AZSN.

Baca Selengkapnya
Kompolnas Minta Komika Diduga Jadi Korban Salah Tangkap di Pasuruan Segera Lapor

Kompolnas Minta Komika Diduga Jadi Korban Salah Tangkap di Pasuruan Segera Lapor

Kompolnas menyarankan Angga segera melapor ke Bid Propam Polda Jawa Timur apabila jadi korban

Baca Selengkapnya