Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Epidemiolog Nilai Target Indonesia Bebas Covid-19 Pada 17 Agustus Tidak Realistis

Epidemiolog Nilai Target Indonesia Bebas Covid-19 Pada 17 Agustus Tidak Realistis Ilustrasi corona. ©2020 Merdeka.com/shutterstock

Merdeka.com - Epidemiolog Universitas Griffith, Dicky Budiman menilai target Satuan Gugus Tugas (Satgas) untuk Indonesia bebas Covid-19 sepertinya akan sulit terealisasi. Ada beberapa alasan mengapa Indonesia akan sulit terbebas dari virus asal Wuhan, China tersebut.

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito meyakini dengan cara ini Indonesia akan dapat menekan laju penyebaran Covid-19. Pemerintah berharap, tanggal 17 Agustus 2021, Indonesia akan merdeka dari Covid-19.

Dicky menjelaskan, dalam pengendalian pandemi sangat penting untuk memiliki target, baik itu sifatnya optimis atau realistis. Namun yang menjadi pertanyaan dalam penentuan target tersebut, apakah sudah menggunakan data yang memadai atau tidak.

"Kalau bicara data, kita tahu situasi saat ini testing dan tracing kita masih rendah, sehingga data yang kita miliki juga tidak memadai untuk menyusun target yang tepat. Padahal testing dan tracing itu menggambarkan penguasaan kita pemahaman kita tentang masalah yang terjadi. Sehingga tidak misleading dan tidak salah strategi. Dan tetap tidak salah target," katanya saat dihubungi Merdeka.com, Senin (1/3).

Selain itu, dia juga menyoroti tentang Indonesia bebas Covid-19. Dicky menilai hal tersebut sangat sulit untuk terjadi, bahkan hingga tiga tahun ke depan hampir tidak mungkin Indonesia terbebas dari Covid-19.

Dia menjelaskan, definisi bebas Covid-19 adalah eradikasi atau eliminasi pada level nasional. Dan itu tidak ditunjang dengan data saat ini. Lebih lagi host Covid-19 tidak hanya manusia, bisa juga ke hewan.

"Kalau bicara bebas Covid-19, bukan berarti tidak ada kasus. Dan sekali lagi kecenderungan saat ini mengarah Covid-19 ini akan menjadi penyakit yang endemis atau akan hadir di manusia dalam pola musiman, terus ada," terangnya.

"Selain juga ada ancaman strain baru yang terus. Ini akan pola influenza, kecenderungan fakta ilmiah yang tidak bisa dihindari dan jadi bagian dari penentuan target nasional. Jadi target bebas itu tidak realistis. Target yang realistis itu terkendali, tapi terkendali ini ada kriteria juga ada waktunya, perlu untuk kondisi indonesia," tambah Dicky.

Dicky mengungkapkan, untuk memastikan kondisi pandemi Covid-19 terkendali tentu bukan cara yang instan. Ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan bersama untuk dapat mengendalikan kondisi pandemi.

"Mengendalikan tentu tidak bisa ujug-ujug, ada tahapannya. Dan ini tidak mudah. Karena kondisi terkendali memang ada banyak variasi. Kira kira 1 kasus per 10 juta, itu sangat terkendali untuk covid-19. 1 kasus per 1 juta juga atau 1 kasus per 100 ribu. Ini yang tentu ada tahapan untuk pencapaian target, ada pencapaian yang realistis," ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, dia berpendapat, pandemi Covid-19 tidak akan hilang pada 17 Agustus 2021 mendatang.

"Kalau Agustus terlalu berat, tidak realistis melihat kondisi Indonesia saat ini. apalagi masalahnya data kita tidak memadai, hasil testing dan tracing sekarang cenderung memburuk dengan positify rate masih tinggi," tutup Dicky.

Sebelumnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai pernyataan Doni Monardo, Ketua Satgas Penanganan Covid-19, cukup mengejutkan. Doni sebelumnya menargetkan Indonesia bisa bebas Covid-19 pada perayaan HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2021 yang akan datang.

Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bidang Kesehatan Masyarakat, Dr. Christian Widodo menyatakan pernyataan tersebut sangat menggembirakan namun tampaknya kurang realistis.

"Untuk keluar dari sebuah pandemi bisa memakan waktu yang lama," ujarnya.

Dikatakan bahwa penurunan angka positif Covid-19 di Indonesia memang menurun dalam satu minggu terakhir.

"Namun itu bukan berarti akan terus seperti itu, bisa saja terjadi gelombang positif terjangkit pada minggu-minggu mendatang bila kita tidak disiplin menaati Prokes meski tentu kita tidak berharap demikian.

Dan kecepatan vaksin kita juga akan mempengaruhi kapan kita bisa keluar dari pandemi ini," kata Christian.

Perihal vaksinasi massal yang sedang massif dilakukan, Christian menjelaskan tentu kita sangat bersyukur, pemerintah bergerak cepat untuk menyediakan stok vaksin untuk kebutuhan nasional.

Apalagi banyak negara yang masih berburu vaksin hingga hari ini.

"Namun bukan berarti vaksin adalah akhir dari pandemi, masih banyak faktor yang bisa menyebabkan pandemi belum bisa dikatakan berakhir," katanya.

Christian menyarankan mungkin lebih bijak jika Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo bisa menjelaskan langkah-langkah strategis apa yang akan diambil menuju 17 Agustus 2021.

"Seluruh rakyat Indonesia tentu akan sangat bergembira jika benar kita bisa segera keluar dari pandemi Covid-19 ini,” kata Christian.

(mdk/fik)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
61 Kasus Positif Covid-19 Ditemukan di DIY

61 Kasus Positif Covid-19 Ditemukan di DIY

Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya
Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019

Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Survei ASI: Anies-Cak Imin Dianggap Mampu Atasi Krisis Iklim, Prabowo-Gibran Dinilai Punya Komitmen

Survei ASI: Anies-Cak Imin Dianggap Mampu Atasi Krisis Iklim, Prabowo-Gibran Dinilai Punya Komitmen

Survei ASI dilakukan di Jabodetabek pada 16-21 Desember dengan populasi penduduk 17-23 tahun dan 24-39 tahun.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng

Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.

Baca Selengkapnya