Dua wanita ngaku Bunda Putri datangi KPK
Merdeka.com - Dua orang wanita setengah baya datang ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) siang ini. Keduanya berniat mempertanyakan tindak lanjut kasus korupsi yang pernah mereka laporkan.
Yang membuat aneh dari penampilan mereka, keduanya memakai name tag bertuliskan 'Bunda Putri Datang ke KPK'. Saat ditanya apakah salah satu dari mereka benar sosok Bunda Putri yang dicari selama ini, keduanya membantah
"Kami Bunda Putri datang dari Padang, nama saya Syafani Wati datang ke KPK untuk menanyakan surat laporan tentang dugaan korupsi yang telah disampaikan pada tahun 2012," ujar Syafani kepada wartawan, di kantor KPK, Jakarta, Jumat (15/11).
Syafani menjelaskan, bersama rekannya dia pernah melaporkan dugaan korupsi terkait pembangunan kembali gedung baru sentral Pasar Raya Padang pasca-gempa, tahun anggaran 2009.
"Laporan tersebut telah disampaikan kepada KPK namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda untuk ditindaklanjuti (oleh KPK)," ujarnya.
Lalu apa alasan Syafani menamai dirinya sebagai Bunda Putri? "Nama saya sehari-hari dipanggil sebagai Bunda Putri," tandasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus dugaan pungli di rutan KPK melibatkan 90 pegawainya sendiri.
Baca SelengkapnyaHal itu diungkapkan Dewan Pengawas KPK saat menggelar sidang putusan etik 15 pegawai kluster kelima kasus pungli di rutan KPK.
Baca SelengkapnyaDewan Pengawas KPK menemukan ada 93 pegawai KPK yang diduga terlibat dalam perkara pungli.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dewas KPK menggelar sidang etik terkait dugaan pungli
Baca SelengkapnyaPKS memperingatkan kepada para penyelenggara untuk bersikap amanah dan tidak mencuri suara rakyat.
Baca SelengkapnyaPembunuh wanita muda dalam rumah kontrakan di Gang H Daud, Jalan Raden Saleh, Sukmajaya, Depok sudah diamankan.
Baca SelengkapnyaPPK Tapos pun kembali melanjutkan kerjanya untuk menghitung suara tingkat kecamatan dan dilanjutkan tingkat kota hari ini.
Baca SelengkapnyaSorang anggota KPPS di Kendal, Teguh Joko Pratikno (43) meninggal dunia saat penghitungan suara pada Rabu (14/2) sekitar pukul 23.30 WIB.
Baca SelengkapnyaBagja menyebut biasanya dugaan penggelembungan suara terjadi dalam pemilihan anggota legislatif (pileg), termasuk DPRD.
Baca Selengkapnya