Dua Nelayan Tersambar Petir di Perairan Garut Selatan, Satu Orang Tewas
Merdeka.com - Dua orang nelayan asal Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut tersambar petir Senin (2/3) sore saat tengah mencari ikan. Seorang nelayan meninggal dunia, sedangkan satu lainnya mengalami luka di bagian tangan.
Komandan Koramil Pameungpeuk, Kapten Udin menyebut bahwa peristiwa tersambarnya dua nelayan terjadi di tengah laut, tepatnya di lurusan Pantai Taman Manalusu. Kedua nelayan yang tersambar petir adalah Dadan (55) dan Saiman (32). Keduanya diketahui merupakan warga Desa Jatimulya dan Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut.
"Dadan ini diketahui sebagai tekong, sedangkan Saiman sebagai anak buah kapal. Keduanya berangkat dari Dermaga Pantai Santolo untuk mencari ikan. Saat berangkat sendiri cuacanya masih dalam keadaan cerah," ujarnya.
Udin mengatakan saat kapal yang digunakan keduanya memasuki perairan Taman Manalusu, cuaca berubah menjadi hujan yang disertai petir. "Salah satu kilatan petir menyambar kapal Putri Bungsu yang digunakan oleh Dadan dan Saiman," ujarnya.
Kilatan petir rupanya mengenai langsung Saiman. Dia pun mengalami luka bakar di bagian dada mendekati leher. Saiman pun diketahui meninggal dunia di tempat dan sempat akan terjatuh ke laut namun berhasil ditangkap Dadan.
Dadan yang selamat dari sambaran petir, saat itu langsung membawa korban menggunakan perahu Putri Bungsi untuk kembali ke Dermaga Pantai Santolo.
"Korban langsung dibawa ke Puskesmas Cikelet menggunakan mobil patroli milik Satpolairud Polres Garut untuk tindakan medis. Namun di Puskesmas Saiman dinyatakan meninggal dunia sehingga setelag mendapatkan tindakan langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan dan dimakamkan," ungkapnya.
Cuaca perairan Selatan Garut itu, kata Udin, memang sering berubah dengan cepat. Namun demikian tidak sedikit nelayan yang memaksakan melaut saat sudah berada di tengah lautan meski diguyur hujan.
"Dengan adanya kejadian ini kami juga mengimbau kepada nelayan, jika saat di tengah laut hujan yang disertai petir agar tidak memaksakan diri. Lebih baik kembali ke daratan saja," tutupnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaDari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaSalah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar mengapresiasi keberanian nelaysn menungkap praktik pungli.
Baca SelengkapnyaSelama ia merantau 7 tahun lebih, ayah kandungnya ternyata meninggal dunia.
Baca Selengkapnya"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga
Baca SelengkapnyaSosoknya dikenal sebagai pengamal tirakat tingkat tinggi, bahkan hingga di tengah lautan
Baca SelengkapnyaTeh hangat merupakan minuman kesayangan banyak orang pada saat berbuka puasa, sayangnya minuman ini tidak sehat dikonsumsi pada saat berpuasa.
Baca Selengkapnya