DPR minta korban gempa Sulteng dapat penampungan, kebutuhan psikologis & fisik
Merdeka.com - Evakuasi korban pasca gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah terus berlanjut. Menurut Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Tubagus Ace Hasan Syadzily pemerintah telah melakukan semaksimal mungkin untuk menangani bencana ini dengan tindak darurat guna mengevakuasi korban.
"Kami sampaikan bahwa sesungguhnya pemerintah sudah sangat cepat tanggap di dalam melakukan tindakan tanggap darurat terhadap gempa yang terjadi Sulawesi Tengah, dan memang hal yang perlu segera dilakukan dan sampai sekarang tetap dilakukan adalah melakukan evakuasi, terutama di daerah-daerah yang memang sampai saat ini belum terbuka aksesnya," kata Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (02/10).
Sampai saat ini evakuasi masih mengalami keterbatasan akibat kurangnya alat pengangkat berat di lokasi kejadian. Jalur darat dan komunikasi yang terganggu mengakibatkan jalanan sulit dilewati karena bangunan yang roboh akibat gempa.
"Evakuasi ini tentu memerlukan alat berat, yang kedua juga memerlukan aksesbilitas bagi para Basarnas, BNPB, dan relawan untuk memastikan evakuasi korban segera dilakukan dan memastikan selama tanggap darurat ini semua korban bisa diidentifikasi," jelasnya.
Ace melanjutkan korban yang selamat harus mendapatkan tempat pengungsian yang aman, serta terpenuhi kebutuhan psikologis dan fisiknya.
"Kedua saya kira yang paling penting juga setelah melakukan evakuasi memastikan tempat pengungsian yang aman bagi para pengungsi. Kenapa itu penting karena ini menyangkut dengan rasa keamanan mereka," ujar dia.
"Ketiga mereka juga harus dipastikan kebutuhan terpenuhi seperti makanan, terutama makanan yang siap saji dan minuman, supaya ini tidak berimbas terhadap aspek psikologis masyarakat sehingga menimbulkan daya stres yang tinggi," lanjutnya.
Tingkat kehancuran pasca gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah lebih jelas ketika tim penyelamat memasuki area terpencil (remote area) yang kehilangan kontak selama empat hari setelah bencana terjadi.
Sejauh ini, hampir 200.000 orang telah mengungsi dan membutuhkan bantuan darurat. Sementara ribuan orang terus keluar dari daerah-daerah yang terkena bencana.
Atas bencana ini, Sulwesi Tengah menjadi perhatian dari berbagai negara untuk memberikan bantuan kepada para korban. Presiden Joko Widodo juga telah memberikan wewenang sejak Minggu (30/9) agar menerima bantuan internasional atas bencana ini.
Reporter magang: Jayanti
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari terhitung mulai 16-29 April 2024.
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gempa yang berlokasi di 7.61 LS,105.90 BT, 85 km Barat Daya di Bayah dengan kedalaman 10 km itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Baca SelengkapnyaKorban gempa yang rumahnya mengalami kerusakan bakal menerima bantuan.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi pun bersyukur rehabilitasi irigasi Gumbasa kini telah rampung
Baca SelengkapnyaPemerintah Jepang tengah memantau kerusakan akibat bencana ini dan meminta warga bersiap menghadapi kemungkinan gempa susulan.
Baca Selengkapnya"Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami," kata BMKG.
Baca Selengkapnya