Din Syamsuddin: Jangan cuek dan terkesan tak peduli dengan hoaks
Merdeka.com - Masyarakat diminta berhati-hati menyikapi informasi hoaks yang bisa mengancam keutuhan NKRI. Untuk mengantisipasi itu masyarakat diimbau aktif melakukan 'ronda' di media sosial (medsos) agar bisa mendeteksi ancaman perpecahan akibat hoaks.
"Masyarakat harus peduli dan aktif melakukan pengamatan sebagai antisipasi. Jangan cuek dan terkesan tidak peduli. Saya berharap seiring berjalannya waktu masyarakat sudah bisa mengenal mana yang hoaks dan mana yang provokasi, serta mana berita menyejukkan," kata Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsuddin dalam keterangannya, Rabu (28/2).
Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, hoaks ini adalah bahaya besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, hoaks bisa menjadi kendaraan pihak tertentu untuk melakukan adu domba dan fitnah.
"Jelas sangat bahaya kalau sampai terjadi persebaran hoaks yang dalam bahasa agama dikatakan fitnah. Kalaupun berita itu benar namun dipakai untuk menyudutkan pihak lain tentunya hal tersebut tidak dibenarkan," tuturnya.
Mantan Ketua UmumPP Muhammadiyah ini meminta kepada umat beragama untuk selalu berhati-hati terhadap berita yang belum tentu kebenarannya. "Karena sekarang ini isu hoaks menjadi gencar sekali. Kadang mereka bilang 'wah itu hoaks', padahal isunya benar. Ini yang harus bisa disikapi masyarakat untuk selalu mencari asal-usul informasi itu secara jelas," terang Din.
Terkait banyaknya generasi muda kita yang belum bisa memilah informasi sehingga sangat mudahnya menyebarkan hoaks di media sosial, Din menilai perlu peran dari keluarga untuk mengawasinya. Orang tua harus bisa memberikan arahan kepada anak-anaknya untuk selalu waspada terhadap segala informasi yang ada di dunia maya.
"Generasi muda kita ini biasa-biasa saja, kadang mereka cuek. Generasi milenial ini cuek, seperti tidak peduli. Konsen mereka itu rendah terhadap hal itu bahkan itu berlaku bukan pada generasi milenial, tetapi pada generasi lainnya," kata Din.
Dia menilai penyebaran hoaks ini banyak bermunculan seiring dengan adanya pesta demokrasi atau pilkada. Cara itu dilakukan oleh kelompok-kelompok atau tim yang masuk dalam jaringan kontestan pilkada demi kepentingan politik tertentu untuk mencapai kemenangan.
"Apalagi menjelang Pilkada ini, itu yang banyak terjadi. Lalu kemudian ditanggapi oleh fanatikus-fanatikus. Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Aparat harus bertindak tegas dengan pendekatan hukum secara adil tanpa pandang bulu," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.
Baca SelengkapnyaSisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca SelengkapnyaPolisi mengajak masyarakat untuk melawan hoaks terkait Pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Otorita IKN bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaWarga diminta tidak terpancing berita hoaks dan SARA terkait Pemilu.
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar patroli siber untuk mengatasi serangan berita-berita hoaks dan fitnah selama Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDandim mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi manakala ada berita hoaks
Baca Selengkapnya