Din: Muhammadiyah pakai e-voting, tempat lain masih papan tulis
Merdeka.com - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, kembali menyentil gelaran Muktamar NU yang sempat ricuh di Jombang. Pemilihan ketua umum di Muktamar Muhammadiyah dinilainya menggunakan sistem modern sehingga lebih lebih lancar dan tenang.
"KPU atau KPUD bisa mencontoh pemilihan di Muhammadiyah. Pemilihannya lewat e-voting, sementara di tempat lain masih pakai papan tulis," kata Din di Universitas Muhammadiyah Makassar, Jumat (7/8)
Menurutnya, hal itu termasuk salah satu wujud Islam berkemajuan yang diusung Muhammadiyah. Masih banyak lagi inovasi dan pembaruan yang dimiliki Muhammadiyah.
"Ini pantas (bukti) kita mengusung Islam modern, Islam berkemajuan," terang dia.
Diketahui, Muktamar Muhammadiyah dan Muktamar NU di gelar dalam waktu yang hampir bersamaan. Muktamar Muhammadiyah di Makassar mengusung tema 'Gerakan Pencerahan Menuju Islam Berkemajuan' sementara Muktamar NU di Jombang mengambil tema 'Islam Nusantara'.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaNU dan Muhammadiyah berharap rakyat bisa menerima apapun hasilnya
Baca SelengkapnyaPerbedaan pilihan saat Pemilu lalu seharusnya bisa disikapi dengan bijak. Sudah saatnya semua pihak ikut menjaga situasi tetap tenang terlebih di bulan Ramadan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Merdeka.com merangkum informasi tentang 7 aliran Islam yang wajib diketahui beserta pandangannya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat dinilai tak perlu diseret lagi dalam wacana hak angket
Baca SelengkapnyaMembaca doa witir memiliki keutamaan dan kepentingan yang besar dalam agama Islam.
Baca SelengkapnyaSetelah sempat merenggang karena perbedaan pilihan politik pada Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca Selengkapnya"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan," kata Menag
Baca Selengkapnya