Dilema Media: Algoritma Konten Versus Prinsip Jurnalisme
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Irfan Junaedi berbicara mengenai persoalan algoritma dan prinsip jurnalisme. Menurutnya, kedua hal ini menjadi hal yang dilematis bagi media sekarang.
"Dikotomi algoritma versus jurnalisme ini sesuatu yang membuat kita cukup dilematis, kita mau saja dengan senang hari membuat konten-konten yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar jurnalisme, karena itu urat nadi darah daging kita," katanya dalam acara peluncuran platform Lentera Litera dan bincang literasi media dan informasi, di Jakarta, Kamis (28/10).
Tetapi, di sisi lain ada algoritma yang menggoda di luar prinsip jurnalisme. Atau sensasional agar lebih mudah disoroti masyarakat. Menurut Irfan, solusinya adalah memanfaatkan algoritma itu dengan tetap memegang teguh prinsip-prinsip jurnalisme.
-
Apa saja tantangan media siber di pemilu? Tantangan inilah yang akan dihadapi media massa dalam menghasilkan jurnalisme berkualitas.
-
Kenapa AMA Malang tekankan pentingnya platform di era digital? 'Pentingnya platform dalam pengembangan bisnis ini sangat vital,' jelasnya.
-
Apa saja poin utama dalam surat edaran etika AI Kominfo? Berikut beberapa kebijakan AI dalam surat edaran Menkominfo Nomor 9 tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artificial: InklusivitasPenyelenggaraan Kecerdasan Artifisial perlu memperhatikan nilai kesetaraan, keadilan, dan perdamaian dalam menghasilkan informasi maupun inovasi untuk kepentingan bersama.KemanusiaanPenyelenggaraan Kecerdasan Artifisial perlu memperhatikan nilai kemanusiaan dengan tetap saling menjaga hak asasi manusia, hubungan sosial, kepercayaan yang dianut, serta pendapat atau pemikiran setiap orang. KeamananPenyelenggara Kecerdasan Artifisial perlu memperhatikan aspek keamanan pengguna dan data yang digunakan agar dapat menjaga privasi, data pribadi, dan mengutamakan hak pengguna Sistem Elektronik sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.AksesibilitasSetiap pengguna memiliki hak yang sama dalam mengakses penyelenggaraan teknologi berbasis Kecerdasan Artifisial untuk kepentingannya dengan tetap menjaga prinsip etika Kecerdasan Artifisial yang berlaku. TransparansiPenyelenggaraan Kecerdasan Artifisial perlu dilandasi data yang digunakan untuk penyalahgunaan data dalam dengan transparansi menghindari mengembangkan inovasi teknologi. Kredibilitas dan AkuntabilitasPenyelenggaraan Kecerdasan Artifisial perlu mengutamakan kemampuan dalam pengambilan Keputusan dari informasi atauinovasi yang dihasilkan. Perlindungan Data PribadiPenyelenggaraan Kecerdasan Artifisial memastikan pelindungan data pribadi ketentuan peraturan perundang-undangan.Pembangunan dan Lingkungan BerkelanjutanPenyelenggaraan Kecerdasan Artifisial mempertimbangkan dengan cermat dampak ditimbulkan terhadap manusia, yang lingkungan, dan manusia hidup lainnya, untuk mencapai keberlanjutan dan kesejahteraan sosial. Kekayaan lntelektualPenyelenggaraan Kecerdasan Artifisial tunduk pada prinsip pelindungan Hak Kekayaan Intelektual sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
-
Apa yang diusulkan Kemenkominfo terkait AI? 'Kita mengusulkan agar bagaimana digital divide bisa dihilangkan dengan mengedepankan inklusivitas dari semua negara yang mengembangkan AI,' tutur Wamenkominfo Nezar Patria dalam Ministerial Session Regional Approach to Advance Ethical Governance of Artificial Intelligence, di Brdo Congress Centre, Slovenia, Senin (5/2).
-
Bagaimana cara Ad Hanafiah berinteraksi di media? Ad Hanafiah adalah figur yang jarang muncul di media, bahkan jejaknya di media sosial pun sulit ditemukan.
-
Bagaimana Media Center Indonesia Maju meluruskan informasi? Media center ini akan dipergunakan untuk menyampaikan data-data yang bersinggungan dengan pemerintahan. Sebab, di tahun politik bertebaran data-data yang tidak valid. 'Media center ini kita bangun dalam rangka memberikan wadah kepada teman-teman untuk mengkroscek karena inikan sebenarnya banyak di tahun pemilu, pileg, pilpres, kadang-kadang ada berita yang butuh informasi, nah disini kita bisa berdialog,' kata Bahlil, saat konferensi pers.
"Tapi di sisi lain ada sesuatu yang menggoda kita, kalau tidak mengikuti itu mungkin tidak bisa mendapatkan etalase yang bagus untuk tampil di tengah tengah masyarakat," ujarnya.
"Ini dilema yang harus dikondisikan dengan baik, jalan tengahnya bagaimana memanfaatkan algoritma itu dengan tetap memegang teguh prinsip prinsip jurnalisme," tambah Ade.
Selain itu, dia menambahkan, kondisi ekosistem media saat ini terjadi triple storm. Tiga badai yang dimaksud adalah badai pandemi, disrupsi dan milenial. Ade bilang, beberapa bisa memitigasi datangnya badai tersebut dan ada yang tidak.
"Dalam era triple storm ini sebenarnya media berspektrum, ada media yang bisa meng-handle itu dengan baik sehingga mitigasi yang mereka siapkan cukup kuat mengantisipasi hadirnya triple storm ini," ucapnya.
"Tapi ada yang fifty-fity ada yang bisa memitigasi ada yang tidak bisa memitigasi dan ada yang benar-benar tidak bisa memitigasi hadirnya triple storm ini," tandas Irfan.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AMSI dan AJI merupakan dua organisasi dari Indonesia yang terlibat dalam perumusan prinsip global tersebut.
Baca SelengkapnyaTanpa adanya regulasi yang jelas, media siber cenderung tidak mendapatkan insentif dari berita atau konten yang diambil oleh platform digital.
Baca SelengkapnyaAI merupakan pembunuh publisher right. Dengan adanya AI, poin utama dan isu terkait publisher right ini bisa berubah.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, tantangan pers sekarang semakin banyak di era kemajuan digital termasuk adanya Artificial Intelligence (AI).
Baca SelengkapnyaHal ini juga membuat media konvensional memiliki redaksi menjadi terdesak, sebab semua orang dapat melaporkan dan mendapatkan informasi melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaPada Juli 2023 misalnya, seorang jurnalis media asing yang meliput penambangan nikel di Halmahera Tengah menjadi korban intimidasi petugas keamanan perusahaan.
Baca SelengkapnyaRegulasi ini akan memberi jaminan kepada media-media lokal maupun nasional.
Baca SelengkapnyaRevisi UU Penyiaran: Sengketa Produk Jurnalistik Tidak Lagi Melalui Dewan Pers
Baca SelengkapnyaDibutuhkan kebijakan yang memandu penggunaan AI hingga ranah praktis.
Baca SelengkapnyaDalam pemaparannya, Andi menyoroti AI yang menjadi tantangan tersendiri ke depannya.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta kode etik jurnalistik terus dipegang teguh.
Baca Selengkapnya