Dilarang orangtua pacaran, siswi SMP kabur dari rumah
Merdeka.com - Aura Warna Sari (13), siswi kelas II SMP Lazuardi Banjarsari, Solo kabur dari rumahnya Perumahan Pondok Indah Permai, Desa Waru, Kecamatan Baki, Sukoharjo, sejak Senin (9/5) pagi. Keluarga menduga, Aura kabur setelah dilarang berpacaran.
Aura yang berparas cantik dan berpenampilan layaknya gadis remaja ini merupakan anak kedua pasangan Bima dan Rani Permatasari ini tidak masuk sekolah sejak 2 minggu lalu. Keluarga tidak mengetahui apa penyebab Aura tak mau bersekolah.
"Perginya sejak kemarin pagi, enggak tahu ke mana. Sudah 2 minggu ini enggak masuk sekolah juga," ujar Ayu Lestari, pembantu rumah tangga keluarga Aura, saat ditemui, Selasa (10/5), malam.
Ayu menceritakan, Aura selama ini tinggal bersama kedua orangtua dan 3 saudaranya. Kakak prianya bernama Karya Satria Dewa, yang juga siswa kelas 3 SMP Lazuardi, Nuansa, adik prianya yang masih duduk di bangku SD Pajang kelas 1 serta Alura yang masih bersekolah TK Cemara 2, Solo.
Kapolsek Baki, Sukoharjo, AKP Poniman mengatakan, orangtua Aura telah melaporkan kejadian tersebut, pada Selasa siang. Pihaknya bersama orangtua korban masih melacak keberadaan putrinya.
"Kami masih melakukan pencarian bersama ibu korban dan keluarganya. Malam ini tim kami bersama Kasat Rekrim sudah mulai melacak ke suatu tempat yang kami rahasiakan," ujar Kapolsek.
Berdasarkan keterangan keluarga, ia menduga Aura pergi bersama pacarnya. Polisi, kata dia telah mencari keberadaan Aura ke rumah pacarnya di wilayah Kecamatan Baki, namun juga tidak diketemukan keduanya.
"Ibu Aura, Rani Permatasari sebelumnya pernah melarang anaknya berpacaran karena masih di bawah umur. Sejak saat itu Aura pergi meninggalkan rumahnya berboncengan dengan pacarnya sejak Senin hingga Selasa belum juga kembali," katanya.
Kapolsek menambahkan, keluarga sempat memergoki keduanya boncengan. Namun kepada paman yang memergoki tersebut, Aura berpamitan akan keluar sebentar. Sejak saat itu tidak ada kabar keberadaan keduanya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mayat Kaki dan Tangannya Terikat Ternyata Siswa SMP
Baca SelengkapnyaJoko mengatakan bahwa sejumlah bagian tubuh korban memang diketahui dimutilasi dan dipisahkan dari badannya.
Baca SelengkapnyaPerbuatan cabul dilakukan oknum polisi hingga berulang-ulang. Dari korban masih duduk di bangku sekolah dasar hingga ia menginjak kelas 9 SMP
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasil pemeriksaan sementara, empat orang korban meninggal dunia diduga akibat bunuh diri lompat dari Lantai 22.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku sempat tersungkur usai membunuh korban karena menyesali perbuatannya.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga memutuskan untuk tidak melakukan otopsi terhadap jasad korban.
Baca SelengkapnyaKorban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKorban dan temannya dianiaya berkedok hukuman ala seniornya.
Baca SelengkapnyaPelaku dan korban sempat cekcok dan melangsungkan penganiayaan hingga meninggal dunia.
Baca Selengkapnya