Di depan atase militer internasional, SBY bicara perdamaian

Merdeka.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyadari perdamaian dunia dan stabilitas tidak akan mudah didapatkan begitu saja. Butuh kerja sama antara militer dan warga sipil dalam menjaga stabilitas masa-masa damai.

"Kita dapat meraihnya melalui kebersamaan. Bersama-sama, militer dan warga sipil bergandengan tangan dalam menghadapi tantangan yang mengancam perdamaian dan stabilitasnya," kata SBY saat memberikan sambutan '68th CISM General Assembly and Congress 2013' di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (13/5).

SBY mencontohkan, tragedi pemboman saat lomba marathon di Boston, Amerika Serikat dan sejumlah tempat lainnya, mengingatkan seluruh dunia atas bahaya radikalisme dan terorisme. Dalam menghadapinya, butuh intelijen yang dibentuk dari komunitas setempat dalam menggali informasi.

"Kekerasan itu menjadikan kita untuk mengingat bahwa komunitas intelijen sangat penting sekali guna mendukung mekanisme formal untuk mengurangi radikalisme dan terorisme," tandasnya.

Di saat bersamaan, ada sejumlah tantangan yang dihadapi komunitas internasional dalam menjaga perdamaian dan keamanan. Di antaranya, keterlibatan, masukan, dan pemikiran dari militer dalam menjadikan warga sipil sebagai pos terdepan sekaligus penentu kebijakan.

Seperti yang konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina, perang saudara di Suriah serta konsolidasi perdamaian di Mali. Serta kejadian terakhir, menurunnya tingkat ketegangan di Semenanjung Korea.

"Namun, resolusi masih jauh dari selesai. Dalam wilayah kami, kami berupaya memanajemen potensi konflik di seluruh Laut China Selatan. Kita memiliki bagian penting dalam perdamaian, dan stabilitas di dalamnya," paparnya.

Tak hanya itu, kejadian-kejadian lain juga dapat mempengaruhi keamanan internasional seperti kejahatan trans-nasional, wabah penyakit hingga bencana alam. "Milter Indonesia memiliki kontribusi besar terhadap tantangan itu, ini merupakan jalan lain untuk meningkatkan solidaritas dan empati diantara militer dan non militer," pungkasnya.