Dalami kasus peluru nyasar, Propam periksa orangtua Angga
Merdeka.com - Penyelidikan kasus peluru nyasar milik anggota Satres Narkoba Polresta Palembang yang menewaskan bocah Rendi Anggara (11), Sabtu (5/12) lalu, terus berlanjut. Propam Polda Sumsel memanggil orangtua korban, Ramlan alias Ujang (41) dan Yani (40) untuk dimintai keterangan.
Didampingi kuasa hukumnya, Mulyadi, Ramlan datang lebih dulu ke ruangan Bid Propam Subdit Wabrof Polda Sumsel, Senin (14/12) sekitar pukul 10.00 WIB. Dua jam kemudian, Yani menyusul untuk agenda yang sama.
Keduanya keluar ruangan bersamaan pukul 14.30 WIB. Beberapa keluarga korban turut mendampingi yang menunggu di luar ruangan.
Usai diperiksa, Ramlan mengatakan, banyak pertanyaan diajukan penyidik kepadanya. Pertanyaan itu terkait kronologis penembakan yang menewaskan anaknya.
"Ditanya-tanya soal kejadian penembakan kemarin. Saya dulua, ibu baru jam 12 tadi diperiksa," ungkap Ramlan di Mapolda Sumsel, Senin (14/12).
Dijelaskannya, sejak melaporkan kasus ini secara pidana dan profesi, dia sudah dua kali diperiksa polisi sebagai saksi di Polda Sumsel. Sementara pemeriksaan di Polresta Palembang baru satu kali.
"Kalau di Tabes sekali diperiksa. Satu kali juga cuma disuruh datang saja," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Rendi Anggara terkena tembakan peluru nyasar saat bermain di teras rumahnya di Jalan Segaran, Gang Aida, RT 11, RW 04, Kelurahan 13 Ilir, Palembang, Sabtu (5/12) sekitar pukul 13.00 WIB.
Bocah itu tewas di tempat dengan luka tembak di kepalanya bagian kiri dan otaknya keluar.
Keluarga yang mendengar tembakan itu langsung berhamburan keluar rumah dan mendapati korban sudah tak bernyawa. Tak puas, korban dilarikan ke rumah sakit dengan harapan nyawanya bisa diselamatkan.
Dugaan sementara, tembakan tersebut berasal dari senjata api milik polisi yang sedang mengejar pelaku narkoba. Sebab, sebelum kejadian, datang rombongan polisi sekitar delapan orang yang berpakaian preman sekitar 15 meter dari lokasi. Lalu, dua orang polisi terlibat perkelahian dengan pelaku narkoba.
Pelaku narkoba yang belum diketahui identitasnya tersebut lari ke arah rumah korban. Korban saat itu bermain bersama tiga sepupunya di teras rumahnya.
Saat pelaku narkoba tersebut kabur, kedua polisi tersebut melepaskan empat kali tembakan. Satu tembakan mengenai etalase warung warga, dan satu tembakan lagi mengenai korban yang berada di balik seng pagar rumahnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaKebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaMengucek dan memicingkan mata merupakan ciri-ciri ketika anak butuh memeriksakan mata.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
"Begitu di sana kita olah TKP, barbuk hanya pisau saja, pisau sempat dicuci, pisau dapur."
Baca SelengkapnyaAnak memiliki rasa penasaran yang tinggi sehingga mereka bisa melontarkan banyak pertanyaan.
Baca SelengkapnyaMeninggalkan anak sendirian di rumah bisa dilakukan oleh orangtua secara berjenjang seiring usia.
Baca SelengkapnyaOrangtua memiliki peran yang besar dalam membentuk kecerdasan anak terutama sejak usia anak masih dini.
Baca SelengkapnyaDalam proses pencarian nama yang begitu menguras pikiran, arti yang penuh makna tak bisa menjadi patokan. Anak juga butuh panggilan yang keren.
Baca SelengkapnyaTangisan yang dikeluarkan oleh bayi memiliki berbagai tanda yang berbeda. Kenali enam penyebab tangisan dari bayi yang biasanya ditunjukkan.
Baca Selengkapnya