Dalam 4 Bulan, 60 Hektare Lebih Hutan di Ponorogo Terbakar
Merdeka.com - Tidak hanya di Kalimantan dan Sumatera saja yang mengalami masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Namun, setidaknya 60,5 hektare hutan dan lahan di Ponorogo juga terbakar saat musim kemarau 2019 ini.
Hutan dan lahan seluas 60,5 hektare yang terbakar ini, terjadi dalam kurun waktu 29 Juni sampai 11 September 2019. "Kurun waktu 4 bulan sekitar 60,5 hektare hutan dan lahan terbakar," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono, Senin (16/9).
Bahkan, kata dia, dari 60,5 hektare itu ada hutan lindung yang terbakar. Tepatnya hutan lindung di Gunung Kamping, Ponorogo. "Ada yang hutan lindung juga yang terbakar. Ada pula hutan yang biasa juga," jelasnya.
Luas yang terbakar mencapai tiga hektare yang banyak ditumbuhi tanaman jati hingga kayu putih. "Kalau hutan lindung yang terbakar ada 3 hektare," jelasnya.
Menurutnya, kebakaran lahan dan hutan pada 2019 ini akan melonjak. Pasalnya saat tahun 2018 lalu luas lahan yang terbakar sekitar 166.3 hektare.
Luasan lahan yang terbakar, kata dia, akan terus bertambah, melihat potensi yang ada saat ini. "Kan panas masih menyengat," jelas Budi --sapaan akrab-- Setyo Budiono.
Dia mengatakan, untuk kebakaran di Kabupaten Ponorogo selain faktor alam juga faktor manusia. Dia mengatakan dari laporan yang ada, penyebabnya ada yang sengaja membakar daun kering di lahan.
"Ada yang sengaja membakar. Lalu ditinggal atau sengaja tidak dimatikan. Katanya bisa buat pupuk. Tapi kan ini ada angin dan panas. Api kemudian merembet," ujarnya.
Dia berharap pada warga untuk tidak membakar apapun di lahan hutan. Apalagi musim kemarau dan angin seperti saat ini.
"Boleh saja membakar sampah atau jerami. Tapi ya dijaga. Jangan ditinggal begitu saja. Kita jaga alam. Alam jaga kita," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini potret Pondok Pesantren yang berada di puncak pegunungan kapur Ponorogo yang sempat dikenal angker.
Baca SelengkapnyaAirnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bangunan ini dalamnya kosong. Dibersihkan setahun sekali pada momen hari-hari besar.
Baca SelengkapnyaAda ketangguhan dan kesiapan bertempur yang nampak di setiap wajah anggota dari satuan Kopasgat berikut ini.
Baca SelengkapnyaSebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.
Baca SelengkapnyaKebakaran Pondok Pesantren (ponpes) Al Wasilah Lemo, Polewali Mandar, merenggut korban jiwa. Dua santri meninggal dunia akibat mengalami luka bakar parah.
Baca SelengkapnyaPolisi itu harus mendaki gunung, melewati hutan belantara dan menerjang beberapa sungai deras untuk menuju perkampungan.
Baca Selengkapnya