Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita warga Gunungkidul pukul kentongan dan lesung saat gerhana bulan

Cerita warga Gunungkidul pukul kentongan dan lesung saat gerhana bulan persiapan memukul kentongan saat gerhana bulan. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Gerhana bulan akan dapat dilihat oleh masyarakat Indonesia malam ini. Sejumlah masyarakat pun antusias untuk melihat fenomena alam yang jarang ditemui.

Di sejumlah wilayah ada berbagai tradisi unik untuk menandai munculnya gerhana bulan. Di Gunungkidul, DIY, saat ada gerhana bulan maupun gerhana matahari, masyarakat pun langsung membunyikan kentongan secara bersamaan. Selain itu masyarakat juga mengevakuasi perempuan yang tengah hamil untuk masuk atau bersembunyi di bawah tempat tidur.

Menurut salah seorang sesepuh Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, Mbah Tukijo, fenomena gerhana bagi masyarakat Jawa dipercaya adalah hasil perbuatan raksasa atau buto. Masyarakat percaya saat gerhana bulan atau matahari, ada buto yang memangsa bulan dan matahari.

"Dulu waktu saya kecil masih percaya itu. Dulu pada percaya kalau gerhana karena ada buto yang makan bulan dan matahari. Ya kalau orang sekarang bilangnya Gugon Tuhon atau cerita turun menurun dari nenek moyang," ujar Mbah Tukijo yang saat ini berusia 60 tahun dalam bahasa Jawa, Rabu (31/1).

Mbah Tukijo menerangkan jika dulu masyarakat lebih takut pada gerhana bulan daripada gerhana matahari. Hal ini karena saat gerhana bulan suasana menjadi gelap. Terlebih lagi saat itu listrik belum bisa dinikmati semua warga.

"Ya dulu pada mukul kentongan bareng-bareng. Ada juga yang mukul lesung. Pokoknya bikin bunyi-bunyian untuk mengusir buto yang mau makan bulan. Mukul kentongannya juga ga boleh asal. Harus terus menerus sampai gerhananya selesai," ungkap Mbah Tukijo.

Mbah Tukijo mengatakan selain memukul kentongan, warga juga menyembunyikan keluarganya yang sedang hamil. Biasanya, kata Mbah Tukijo, disembunyikan di bawah tempat tidur. Warga percaya hal itu bisa menghindari bayi dari kecacatan karena gerhana bulan.

"Setelah selesai gerhana, perut ibu hamil diolesi abu hangat yang berasal dari perapian dapur, tidak boleh yang dingin, sambil mengucapkan "ojo kaget yo jabang bayi" (Jangan kaget ya bayi yang ada di kandungan)," kenang Mbah Tukijo.

Mbah Tukijo menerangkan jika saat ini karena kemajuan pengetahuan akhirnya masyarakat tahu bahwa gerhana bulan adalah fenomena alam. Sehingga, lanjut Mbah Tukijo, saat ini sangat jarang warga yang memukul kentongan saat gerhana terjadi.

Saat ini, tradisi membunyikan kentongan dan lesung sangatlah jarang dilakukan saat gerhana bulan. Untuk itu, Mbah Tukijo dan warga di daerah Gelaran, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul akan menghidupkan kembali tradisi tersebut. Acara memukul kentongan saat gerhana bulan ini akan digelar di Monumen Serangan Belanda 10 Maret 1949.

"Kami sudah menyiapkan teropong dan kentongan untuk nanti saat gerhana bulan. Ini kami lakukan semata-mata hanya untuk melestarikan tradisi saja," kata Mbah Tukijo.

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk, Warga Kompak Sedekah dan Saling Memaafkan saat Lebaran

Mengenal Tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk, Warga Kompak Sedekah dan Saling Memaafkan saat Lebaran

Semua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Mengenal Tradisi Bodho Kupat, Satu Kampung di Lumajang Kompak Jadi Pedagang Janur dan Ketupat

Bodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Mandi Gading, Upacara Ritual Meminta Hujan dari Masyarakat Gunung Kerinci

Mengenal Mandi Gading, Upacara Ritual Meminta Hujan dari Masyarakat Gunung Kerinci

Bukan hanya gunungnya saja yang menyimpan misteri dan legenda, namun masyarakatnya juga memiliki ritual yang begitu unik.

Baca Selengkapnya
Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa

Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa

Lebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung

Mengenal Tari Selapanan, Kesenian Tradisional dari Keratuan Darah Putih Asal Provinsi Lampung

Kesenian tradisional dari Provinsi Lampung ini biasanya dibawakan ketika acara-acara besar di Keratuan Darah Putih.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.

Baca Selengkapnya
Keseruan Tradisi Praonan di Pasuruan, Warga Ramai-Ramai Naik Perahu Nelayan Rayakan Lebaran Ketupat

Keseruan Tradisi Praonan di Pasuruan, Warga Ramai-Ramai Naik Perahu Nelayan Rayakan Lebaran Ketupat

Ribuan masyarakat datang memenuhi pelabuhan demi merasakan sensasi naik perahu bersama-sama.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo

Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo

Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.

Baca Selengkapnya