Cerita Ulil, tokoh JIL yang dicekal Malaysia sampai difatwa mati
Merdeka.com - Tokoh sekaligus pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla, dicekal Pemerintah Malaysia. Akibatnya, dia terpaksa batal hadir dalam diskusi panel berjudul 'Religious Fundamentalism Threat in This Century' di Kuala Lumpur pada 18 Oktober mendatang.
Lewat akun Twitter-nya, @ulil, kemarin, dia mengungkapkan, Persatuan Ulama Malaysia (PIM) telah melayangkan protes untuk menentang partisipasinya dalam acara tersebut.
"Dan sekarang saya dilarang masuk ke Malaysia," ujar pria yang juga politikus Partai Demokrat ini.
Adapun alasan pencekalan karena Ulil dianggap menyebarkan ajaran menyimpang yang berbeda dari kaidah Islam Sunni di Negeri Jiran. Menteri Urusan Agama Datuk Seri Jamil Khir Baharo mengatakan, pandangan JIL berbahaya buat masyarakat Malaysia.
"Pemerintah Malaysia mengikuti mazhab Ahlul Sunnah Wal Jamaah. Kami tidak mau mengizinkan orang yang pemikirannya jelas berseberangan dengan pandangan negara kami bertandang," ujarnya seperti dilansir Malaysian Insider.
Sebelum dicekal Malaysia, Ulil tercatat beberapa kali masuk dalam kontroversi karena pemikiran keislamannya yang progresif. Berikut kontroversi-kontroversi Ulil:
FUUI keluarkan fatwa mati untuk Ulil
Pada 20 Desember 2002, Forum Ulama Umat Islam (FUUI) mengeluarkan fatwa mati terhadap Ulil Abshar Abdalla. Fatwa ini dikeluarkan karena opini Ulil 'Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam' di Harian Kompas 18 November 2002 dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad. Hamid Basyaib, rekan Ulil di Jaringan Islam Liberal (JIL), membantah anggapan FUUI itu. Dia justru menilai fatwa mati tersebut termasuk kualifikasi ancaman pembunuhan dan kebebasan berpikir seseorang. Oleh karena itu, kata Hamid, aparat pemerintah hendaknya menindaklanjuti munculnya ancaman-ancaman yang bersifat fisik dan cenderung merugikan seseorang atau sekelompok orang di Indonesia. "Sampai saat ini, Ulil telah menerima ancaman melalui telepon, SMS, maupun e-mail," kata Hamid dalam jumpa pers di Utan Kayu, Senin 23 Desember 2002.
Bom buku untuk Ulil
Tokoh sekaligus pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla, adalah satu dari empat orang yang dikirim bom buku pada 15 Maret 2011. Tiga yang lain adalah Komjen (Purn) Gories Mere, Japto Soerjosoemarno dan Ahmad Dhani.Bom buku itu ditujukan kepada Ulil dengan alamat Institut Studi Arus Informasi (ISAI) di Utan Kayu. Paket bom ini meledak dan melukai seorang perwira polisi, dua anggota polisi, dan karyawan KBR68H.
Perwira tersebut adalah Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur, Kompol Dodi Rahmawan, yang tangan kirinya putus akibat ledakan.
Ulil ditolak UIN Suska Riau
Pada Oktober tahun lalu, Ulil terpaksa balik kanan ke Jakarta menyusul adanya penolakan saat akan menghadiri Seminar Internasional bertajuk 'Demokrasi Di Negara-negara Muslim' yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ushulluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Khasim (Suska) Riau. Pembatalan tersebut atas permintaan Dekan Fakultas Ushulludin, Dra Salmiatiyeli MAg."Memang ada penolakan atas kehadiran Mas Ulil. Kepada kami, penolakan itu juga disampaikan. Jadi, ibu dekan menyampaikan langsung kepada mas Ulil di ruangannya," kata Bustomi, Gubernur BEM Ushulluddin yang juga Ketua Panitia Pelaksana Seminar Internasional, kala itu. Sementara itu, Ulil Abshar menyampaikan kekecewaannya atas kejadian tersebut. "Kejadian ini sangat disayangkan. Prinsip dunia kampus adalah kebebasan berbicara untuk ditelaah. Inikan panggung akademik dan ilmiah, bukan dakwah," ungkap Ulil.
Ulil dicekal Malaysia
Pemerintah Malaysia mengaku serius melarang pelopor Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla mengunjungi di negara tersebut. Dia dianggap menyebarkan ajaran menyimpang yang berbeda dari kaidah Islam Sunni di Negeri Jiran.Menteri Urusan Agama Datuk Seri Jamil Khir Baharo mengatakan, pandangan JIL berbahaya buat masyarakat Malaysia. "Pemerintah Malaysia mengikuti mazhab Ahlul Sunnah Wal Jamaah. Kami tidak mau mengizinkan orang yang pemikirannya jelas berseberangan dengan pandangan negara kami bertandang," ujarnya seperti dilansir Malaysian Insider, Selasa (14/10).Ulil rencananya menyambangi Kuala Lumpur 18 Oktober mendatang, mengisi diskusi panel berjudul 'Religious Fundamentalism Threat in This Century' di Kuala Lumpur. Acara tersebut diselenggarakan oleh IRF (Islamic Renaissance), sebuah lembaga swadaya lokal.Pihak imigrasi Malaysia sudah secara resmi mendapat surat perintah untuk melarang Ulil menjejakkan kaki di Negeri jiran tersebut. Pemerintah Malaysia sekaligus melarang forum diskusi yang mengundang JIL ini.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tahlil merupakan zikir untuk mengingat Allah SWT dan mengingat kematian.
Baca SelengkapnyaMembaca kalimat tahlil mengingatkan setiap Muslim akan prinsip dasar iman mereka.
Baca SelengkapnyaSebagai ibadah wajib, maka penting bagi umat muslim untuk memahami berbagai dalil tentang sholat Jumat, terutama bagi laki-laki.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tasamuh merupakan toleransi yang sangat dianjurka untuk diterapkan bagi umat Islam di kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaBagi sebagian orang hal ini tak masuk akal, tapi pelaku mengaku jalur klenik merupakan bagian dari usaha memenangkan Pemilu
Baca SelengkapnyaDalam berbuka puasa, salah satu cara untuk membatalkannya adalah dengan mengonsumsi takjil. Hal ini ternyata juga disarankan oleh ahli gizi.
Baca SelengkapnyaUlama dari tanah Jawa Barat ini dulunya merupakan salah satu wali yang mensyiarkan Agama Islam di pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaUstaz Maulana menjelaskan takdir umur bisa diubah dengan cara berdoa dan memohon kepada Allah.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, dukungan para kiai dan ulama sudah semakin solid.
Baca Selengkapnya