Cerita Penyandang Disabilitas Kreatif di Jombang, Sulap Limbah Jadi Karya
Merdeka.com - Musibah yang merenggut kaki kirinya membuat Sodiq (55) kesulitan ekonomi. Tak mudah menyerah, dia tetap berkarya dengan menyulap limbah sabut kelapa menjadi karya kerajinan.
Sodiq mengalami kecelakaan pada tahun lalu. Kaki kiri warga Desa Bongkot, Kecamatan Peterongan, Jombang ini terpaksa diamputasi.
Status disabilitas membuatnya kesulitan mendapatkan pekerjaan. Belum lagi pandemi covid-19 yang menerpa Indonesia dan dunia juga turut berimbas padanya. Ekonominya yang terbilang pas-pasan pun makin oleng.
Namun, Sodiq tak mau menyerah begitu saja pada keadaan. Dia memutar otak agar asap tetap mengepul dari dapur rumahnya.
Di tengah keterbatasan fisiknya, Sodiq berupaya tetap bekerja secara kreatif. Dia menyulap limbah serabut kelapa menjadi barang kerajinan maupun hiasan rumah yang mempunyai nilai ekonomi.
"Karena sulit mencari pekerjaan, jadi saya putuskan untuk membuat kerajinan dari limbah serabut kepala. Ini sudah berjalan selama hampir satu tahun," tutur Sodiq membuka pembicaraan.
Bapak lima anak ini mengaku tak memiliki kesulitan yang berarti saat membuat kerajinan tangan itu. Sebab, secara fisik, tangannya lah yang lebih banyak bekerja untuk mengolah serabut-serabut kelapa itu.
"Bahannya ini dari saya ambil dari orang-orang, lalu saya kumpulkan di rumah. terus diolah menjadi hiasan seperti pot bunga ini," katanya.
Sebelum diolah menjadi pot dan pernak-pernik, limbah serabut kelapa terlebih dulu dijemur di halaman rumah. Dibantu saudaranya, Sodiq mengupas serabut yang melekat pada batok kelapa lalu mengolahnya menjadi barang bernilai mulai pot bunga berbentuk hati, bulat, kotak, hingga hiasan dinding.
"Batoknya bisa jadi pot yang saya hiasi serabut. Lainnya juga ada yang jadi hiasan rumah," ujar kakek satu cucu ini.
Produk buatan tangannya itu ternyata diterima masyarakat. Hasil penjualannya cukup untuk menghidupi keluarga.
Kendati demikian, Sodiq tak mengendorkan semangat untuk terus berkarya. Selain memasarkan secara konvensional, dia juga menjajal pasar online.
Warga luar pulau, utamanya Kalimantan dan Sumatera, pun memesan karyanya. "Penjualannya dengan cara online, sudah sampai ke Kalimantan dan Sumatera," tambahnya.
Sodiq menetapkan harga bergantung pada jenis barang dan ukurannya. "Mulai Rp5 ribu sampai dengan Rp30 ribu per biji," ujarnya.
Sodiq pun berpesan, meski di tengah kesulitan apa pun, semua orang wajib tetap berusaha dan berkarya. Sesulit apa pun sebuah usaha, jika dimulai, pasti akan ada kemudahannya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bengkel kerja yang berdiri lebih dari 4 tahun ini sudah menghasilkan lebih dari seribu lukisan karya penyandang difabel.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu menyebabkan korban mengalami retak di bagian kepala akibat benda tumpul.
Baca SelengkapnyaDengan tekad 'Perubahan' yang sering digaungkan Anies-Imin, menjadi modal pasutri ini merapat di puncak kampanye akbar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pria ini pun kembali melakukan sujud syukur usai menginjakkan kaki di tanah Lampung sebelum melanjutkan perjalanan ke Jambi.
Baca SelengkapnyaHati Jeki luluh dan langsung memangggil anak buahnya untuk mengambilkan bingkisan dari mobilnya.
Baca SelengkapnyaPenghargaan ini diberikan atas peran perusahaan dalam memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaMenjadi beban tersendiri, ketika tampil di televisi pertama kali, orang-orang kampung menilainya Soimah sudah menjadi orang kaya.
Baca SelengkapnyaSemua terpaksa dilakukannya demi menyambung nyawa.
Baca SelengkapnyaDi saat anak-anak lain asyik bermain sepulang sekolah, pemilik nama lengkap Soimah Pancawati itu justru harus bekerja dengan keluarga di rumah.
Baca Selengkapnya