Cerita mereka bertahan hidup berhari-hari dalam reruntuhan
Merdeka.com - Gempa yang mengguncang Palu dan sekitarnya cukup kuat. Akibatnya, banyak bangunan rata dengan tanah. Warga yang tak sempat melarikan diri, ikut tertimbun dengan puing-puing bangunan itu. Hingga saat ini, BNPB mencatat jumlah korban meninggal gempa dan tsunami di Palu Donggala mencapai 2.010 orang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan kebanyakan korban meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa dan tsunami Palu.
Meskipun begitu, masih ada warga yang berhasil selamat setelah berhari-hari tertimpa puing-puing bangunan. Berikut cerita mereka:
Seorang anak berpelukan dengan ibunya
Prajurit TNI menemukan seorang balita yang sedang memeluk ibunya saat tertimpa reruntuhan di kediamannya di Perumnas Balaroa. Anak itu berhasil diselamatkan, namun ibunya telah meninggal.
"Sedih juga melihat anak ini. Menangis terus memanggil ibunya yang sudah tidak ada. Dia ditemukan tiga hari setelah gempa. Saat relawan menemukannya di reruntuhan bangunan rumah, anak ini berpelukan dengan ibunya yang telah meninggal dunia," kata Serka Dedy Handoko dari Yonkes 1 Kostrad.
Bocah tujuh tahun tertimbun bangunan selama sepekan
Raehan, anak berusia tujuh tahun ditemukan di balik reruntuhan dalam posisi telungkup. Ia berhasil diselamatkan oleh warga Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Palu, Sulawesi Tengah. Awalnya warga berpikir kalau Raehan meninggal dunia. Tapi tidak. Seorang warga melihat tangannya bergerak. Selain Raehan, warga juga menemukan jenazah seorang ibu dan bayinya.
Seorang pria tiga hari tertimpa puing
Tim Basarnas dan TNI menemukan seorang pria di bawah reruntuhan pasca gempa Palu. Pria itu sudah terkubur puing selama tiga hari. Pria itu berhasil dievakuasi pada Senin (1/10) malam. Saat ditemukan, korban yang merupakan Kepala Cabang Mandala Finance ini dalam kondisi kelelahan. Â "Tim Basarnas dan TNI menemukan Korban atas nama Sapri Nusin (38) laki laki, korban SELAMAT, lokasi gedung Mandala Finance Jl Soekarno Hatta kota Palu," demikian info dari Basarnas.Sapri sempat bercerita dan menunjukkan sebuah puing kecil yang menancap di tangan kanannya kepada petugas. Setelah kondisinya relatif stabil, petugas mengangkatnya ke permukaan. Sapri masih bisa berdiri ketika berhasil mencapai permukaan reruntuhan. Namun, petugas memintanya untuk bersandar di tandu Basarnas.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rentetan gempa yang terjadi di Sumedang masih membuat warga trauma hingga memilih tidur di luar rumah.
Baca SelengkapnyaJerawat punggung menjadi masalah yang sering dialami banyak orang. Begini penyebab dan cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaWarga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut penampakan rumah mewah Ibu Ani anak jenderal yang tinggal di rumah bak hutan terbengkalai.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca SelengkapnyaDulunya bangunan itu difungsikan sebagai rumah sakit menular milik VOC
Baca Selengkapnya