Cerita kekesalan orang tua calon akpol karena kebijakan putra daerah
Merdeka.com - Sejumlah orang tua para calon taruna akademi kepolisian, protes dengan seleksi penerimaan yang dilakukan Polda Jawa Barat. Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan mendadak mengubah kebijakan terkait pemeriksaan kesehatan ulang dan prioritas putra daerah. Kebijakan ini membuat para orang tua geram.
Kekesalan itu memuncak saat Rabu (28/6) di Mapolda Jabar, Kota Bandung usai panitia seleksi mengumumkan bahwa kuota calon taruna Akpol yang akan dikirim ke Semarang, dibagi menjadi dua, putra daerah dan non putra daerah.
"Itu saya kaget karena keputusan Kapolda 23 Juni memberlakukan putra daerah yang mana padahal sebenarnya kita itu sudah ada pengumuman 17 Juni. Itu diundur-undur. Kalau saja nilai anak-anak putra daerah lebih tinggi saya tidak apa-apa. Tapi yang terjadi sekarang, mereka yang lolos dikirim ke Semarang nilainya di bawah nilai anak-anak kami," kata orang tua calon taruna akpol Nani pada wartawan, saat dikonfirmasi, Kamis (29/6).
Nani keberatan menyebutkan nama anaknya. Dia menuturkan, ada 12 dari 13 peserta putra daerah yang lolos. Sedangkan non putra daerah, dari 22 peserta yang lolos untuk mengikuti seleksi tingkat pusat di Akpol Semarang 11 orang. Selain itu polda Jabar pun meloloskan 4 calon Taruni Akpol (Polwan).
Menurutnya, kebijakan yang dikeluarkan kapolda menimbulkan ketidakadilan. Saat sebelum ditetapkan prioritas putra daerah, anak mereka berada dalam ranking urutan kecil dan sangat berpeluang untuk lolos. Namun setelah ada kebijakan putera dan non putra daerah, ranking anaknya menjadi turun dan tidak berhasil masuk dalam kuota taruna Akpol yang akan dikirim.
Anak Nina sudah 12 tahun lebih tinggal di Bandung, namun bukan orang Sunda asli. Dia merasa tersinggung dengan adanya keputusan ini. "Saya protes lah, kami protes kalau putra daerah itu nilainya tinggi enggak apa-apa kami ikhlas, tapi ini di bawah dari kami," jelasnya.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus saat dikonfirmasi belum bisa menjawab secara rinci terkait kebijakan Kapolda. Dirinya berdalih tengah berkonsentrasi pengamanan arus balik Lebaran 2017. "Saya masih di Cikopo, belum dapat data lengkapnya," singkat Yusri saat dikonfirmasi merdeka.com via pesan singkat.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat mengetahui pilihan sang putra, sosok sang ayah disebut sempat merasa kaget.
Baca SelengkapnyaIsi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.
Baca SelengkapnyaIptu Hafiz Akbar menepis kesuksesan dirinya lantaran anak jenderal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenang masa muda, dia mengungkap cerita saat mendekati sang istri.
Baca SelengkapnyaAnak seorang penjual ayam berhasil menjadi seorang Perwira Polisi. Berkat kerja kerasnya, ia mampu menggapai mimpi untuk menjadi Polisi.
Baca SelengkapnyaBerani terabas hujan untuk temui rakyat, begini potret anak jenderal polisi saat belusukan menjelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKapolda Jateng yang pasang badan terhadap tukang parkir yang teraniaya. Ia menegaskan polisi bertugas untuk mendidik tukang parkir.
Baca SelengkapnyaIni sosok di balik suksesnya tiga perwira TNI-Polri saat ini hingga mampu menjabat posisi strategis. Siapa orangnya?
Baca SelengkapnyaDi hari pertambahan usia ia justru mendapatkan kado terindah atas keberhasilan anaknya yang menjadi seorang polisi.
Baca Selengkapnya