Cerita Bripda M habisi mahasiswi keperawatan
Merdeka.com - Harmawati (23), seorang mahasiswi ilmu keperawatan di salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar, ditemukan tewas, di tengah kebun tebu di Dusun Tappareng, Desa Lappa Bosse, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (15/8) petang. Saat ditemukan mayat Harmawati sudah membusuk. Peristiwa ini pun sontak saja membuat heboh warga setempat.
Ternyata Harmawati merupakan korban pembunuhan yang dilakukan oleh anggota Sabhara Polda Sulsel Bripda M (24). Belum diketahui motif pembunuhan tersebut, diduga korban dan pelaku memiliki hubungan gelap.
"Kondisi mayat sudah rusak. Cukup menyulitkan pemeriksaan karena sudah alami pembusukan tingkat lanjut," kata Dokpol Polda Sulsel, Kompol dr Eko Juniarto.
Kapolres Bone, AKBP Raspani mengatakan, dari hasil autopsi di bagian leher dan dada korban terdapat tekanan. Setelah proses autopsi korban oleh Dokpol Polda Sulsel, jenazah Harmawati langsung diambil keluarganya dan dibawa ke Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, buat dimakamkan.
"Jenazah sudah rusak. Informasi dari dokter, hasil autopsi bahwa ditemukan petunjuk ada tekanan di bagian leher dan dada korban," ujar Raspani.
Akan tetapi tak menunggu waktu lama, Bripda M menyerahkan diri ke Mapolda Sulsel, Selasa (16/8) lalu. Bripda M lantas dijemput oleh anggota Polres Bone dan tiba Kamis (18/8) pagi.
"Anggota polisi itu kita jemput semalam di Makassar dan tiba di Bone pagi tadi pukul 07.30 WITA, dan langsung kita periksa. dan siang ini pemeriksaan masih berlangsung," ungkap Raspani.
Polisi kemudian menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di kamar indekos Pondok Orange, lorong 10, Jalan Landak Baru, Kecamatan Rappocini, Makassar. Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bone, AKP Hardjoko, memimpin olah TKP mengatakan, dari lokasi tepatnya di kamar 15, lantai 2 Pondok Orange, disita dus susu buat ibu hamil.
"Dus susu Prenagen untuk ibu hamil ini sama dengan dus susu yang ditemukan di TKP penemuan mayat Harmawati," kata Hardjoko.
Polisi juga menyita kaus biru tua, pernah digunakan korban dalam sebuah foto dipajang di akun Facebook-nya.
"Ada beberapa barang disita dari kamar itu yang kesemuanya diduga milik korban. Nanti kita lihat, kalau ada yang tidak bisa dijadikan barang bukti, akan dikembalikan ke keluarganya," ujar Hardjoko.
Penjaga indekos Pondok Orange, Harfan Saiful (20), saat olah TKP mengatakan, Harmawati mengontrak sejak 21 April lalu.
"Harmawati mengaku mahasiswi ilmu keperawatan di salah satu perguruan tinggi swasta, tapi baru saja berhenti dan dia tidak kasih tahu setelah itu kuliah di mana lagi," kata Harfan.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan kedepan Pomdam Brawijaya akan mendalami motif pelaku
Baca SelengkapnyaPenyidik masih memeriksa pelaku guna mendalami relasi dengankorban serta motif pembunuhan tersebut.
Baca SelengkapnyaDosen memiliki caranya sendiri untuk melatih mahasiswanya agar bisa berpidato dengan lancar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi menyebut, ada dua motif pelaku hingga nekat menikam korban sampai 32 kali. Apa itu?
Baca SelengkapnyaSekeluarga di Muntilan ini kompak memasyarakatkan bunga anggrek dan menyembuhkan trauma para peminatnya.
Baca SelengkapnyaMenteri PUPR mengatakan tidak lengah dengan adanya berita tersebut dan akan menyelidikinya.
Baca SelengkapnyaIsinya soal mandat bagi sang Bripda untuk menjaga orangtua.
Baca SelengkapnyaKaget melihat korban tengkurap di depan kamar mandi, Iwan kemudian memberitahu istri dan kerabat lainnya.
Baca SelengkapnyaSeorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca Selengkapnya