Cekcok dan Cemburu, Pria di Bungo Jambi Siram Istri Pakai Cairan Keras
Merdeka.com - Seorang ibu muda bernama Melly Juniarti (24) menjadi korban kekerasan oleh suami bernama Yayan Sobri (26) di Dusun Peninjau, Kecamatan Bathin II Pelayang, Kabupaten Bungo, Jambi.
Korban disiram dengan cairan keras cuka getah sehingga mengalami luka bakar, sehingga membutuhkan perawatan medis. Ibu muda tersebut menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya selama 6 bulan.
"Unit PPA melakukan gelar perkara dan melakukan koordinasi opsnal dan Reskrim Polsek Pelayang untuk melakukan penyelidikan. Karena Yayan suami korban (ML) merasa takut, sehingga menyerahkan diri ke Polres Bungo," kata Kasat Reskrim Polres Bungo AKP Septa Badoyo kepada wartawan, Sabtu (15/4).
Kronologi kejadian berawal sekira enam bulan yang lalu, ketika pelaku dan korban bertengkar. Kemudian pelaku dan korban pisah rumah.
Selanjutnya korban menggugat cerai di pengadilan agama Muara Bungo, Kabupaten Bungo. Pada hari Minggu (9/4) sekira pukul 22.00 WIB, pelaku melihat korban bersama dua teman berada di salah satu kafe di Kecamatan Bathin II Pelayang.
"Sehingga membuat pelaku merasa tidak senang dan cemburu, kemudian mengambil cairan keras berupa cuka getah untuk menyiram tubuh istrinya tersebut. Kemudian mengakibatkan korban mengalami luka bakar di sekujur tubuh korban. Atas kejadian tersebut langsung dibawa ke RSUD H Hanafie Muara Bungo untuk mendapatkan pelayanan dan perawatan," tutupnya.
Tersangka dijerat Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.
Polisi mengamankan barang bukti yaitu satu stel pakaian korban, pecahan botol bekas cairan keras, hasil visum yang dikeluarkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Hanafie Muara Bungo, kartu keluarga dan kutipan akta nikah.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
M, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca SelengkapnyaPelaku tega membunuh istrinya dan membiarkan mayat membusuk di dalam kontrakan.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Untuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca SelengkapnyaSuami tidak pernah membawa istri berobat karena hanya menganggap mengalami gangguan pikiran sesaat.
Baca SelengkapnyaSebelum bunuh diri, korban sempat mengaku rindu pada almarhum ayahnya.
Baca SelengkapnyaKejadian bermula saat pelaku Sovianyanto (22) menghampiri rumah kost teman perempuannya.
Baca SelengkapnyaSaat wabah kelaparan itu, pasangan penginjil itu memberikan bantuan berupa barak penampungan, makanan, dan pengobatan secara sukarela.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca Selengkapnya