Cegah Penularan Covid-19, Masyarakat Diminta Waspadai Klaster Keluarga
Merdeka.com - Kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Hingga Sabtu (5/12), tercatat penambahan temuan kasus konfirmasi positif Covid-19 secara nasional mencapai 6.027 kasus. Sehingga total temuan kasus positif menjadi 569.707 kasus.
Tim penanganan Covid-19 Siloam Hospitals Manado mencatat salah satu yang turut menyumbang penambahan angka penyebaran adalah klaster keluarga. Untuk itu, masyarakat diminta untuk selalu mewaspadai penularan Covid-19 dari klaster tersebut.
"Salah satu klaster yang paling banyak dialami di Indonesia adalah klaster keluarga," ungkap tim penanganan Covid-19 Siloam Hospitals Manado, dr Jonathan Surentu.
Dia menjelaskan alasan mengapa klaster keluarga perlu diwaspadai, sebab dari satu orang saja bisa menularkan ke seluruh anggota keluarga, bahkan lingkungan sekitar rumah.
Menurut dr Jonathan, klaster keluarga semakin banyak karena karena masyarakat tidak patuh pada penerapan protokol kesehatan, seperti tetap mengadakan kegiatan berkumpul. Selain itu, liburan, piknik atau jalan-jalan ke tempat publik.
Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan adalah dengan menerapkan protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. Namun penerapan protokol 3M menjadi tidak mudah diterapkan apabila di rumah sendiri. Cara yang bisa dilakukan adalah perhatikan ventilasi udara, buka jendela dan pintu agar udara segar mengalir.
Durasi, kurangi interaksi dengan keluarga yang rentan. Sediakan kamar untuk anggota keluarga yang sakit. Terakhir, selalu menjaga jarak dengan anggota keluarga lain yang rentan, seperti lansia, penyakit kronis dan balita.
Selain itu, selalu ganti baju setelah bepergian atau beraktivitas di luar rumah. Sebab, seperti yang diketahui virus corona dapat bertahan pada permukaan benda selama beberapa jam, termasuk pada pakaian.
"Segera mandi dan ganti baju setelah beraktivitas di luar rumah, jangan bersandar atau menyentuh apa pun sepulang dari bepergian," terangnya.
Sementara Kepala Unit Gawat Darurat Siloam Hospitals Manado dr Raymond Lumentut mengatakan, di masa pandemi banyak masyarakat yang merasa takut ke rumah sakit sekadar untuk melakukan pemeriksaan gejala. Padahal masyarakat tidak perlu khawatir datang ke rumah sakit.
"Dengan penanganan yang cepat dan tepat sedini mungkin, akan sangat menentukan hasil yang maksimal," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca Selengkapnya