Merdeka.com - Wilayah Berau Kalimantan Timur diguncang gempa dengan magnitudo 3,7 pada Rabu (25/1) dini hari. Titik gempa ini berjarak sekitar 500 Km dari pusat Ibu Kota Negara (IKN).
Gempa di Kalimantan terbilang jarang terjadi. Namun, pembangunan IKN tetap menerapkan konsep bangunan yang tahan akan gempa dan bencana alam.
Deputi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, Otorita IKN, Myrna A. Safitri menjelaskan, kajian pembangunan IKN memperhatikan potensi kerawanan bencana. Kalimantan Timur dipilih karena relatif lebih aman dari bencana.
"Meski tidak berarti bebas dari ancaman bencana," jelas Myrna saat dihubungi merdeka.com melalui wawancara tertulis, Senin (30/1).
Myrna menegaskan, melihat ke belakang, wilayah IKN tak pernah diguncang gempa besar selama ini. Menurut dia, gempa yang terjadi di Berau pada 25 Januari lalu, jauh dari wilayah IKN.
"Berdasarkan kecenderungan kejadian yang pernah ada, tidak terindikasi ada gempa yang besar di wilayah Kaltim. Gempa yang terjadi baru-baru ini, di Kabupaten Berau, bukan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah IKN. Tetapi, sekali lagi apapun bentuk bencana itu harus diwaspadai," kata Myrna.
Myrna menambahkan, rencana pembangunan IKN didasarkan pada mitigasi bencana serta prinsip selaras dengan alam. Strategi mitigasi bencana di IKN dilakukan antara lain dengan penguatan kebijakan dan kelembagaan yang saat ini sedang disiapkan.
"Kajian risiko dan perencanaan mitigasi bencana; serta penguatan kesiapsiagaan menghadapi bencana," tutur Myrna.
Dia menambahkan, IKN akan dibangun dengan kesiapsiagaan sistem pintar peringatan dini bencana. Termasuk terhadap gempa, tsunami, cuaca ekstrem dan kebakaran hutan dan lahan.
"Sistem peringatan dini ini akan dikembangkan bersama instansi terkait dengan pengelolaan bencana," tutur dia.
Menurut dia, bangunan infrastruktur kota di IKN sedapat mungkin menyesuaikan dengan kondisi alam yang ada. "Termasuk mempertimbangkan respon terhadap kerawanan bencana," imbuhnya.
Myrna menjelaskan, bencana alam yang rawan terjadi di wilayah IKN bukan gempa. Namun potensi terjadinya hidrometeorologi. Misalnya saja, banjir dan tanah longsor.
"Bencana alam yang perlu diwaspadai di wilayah IKN adalah bencana hidrometerologi. Banjir, longsor, curah hujan ekstrem dan kebakaran hutan dan lahan adalah contohnya," tutur dia.
"Kami mempersiapkan upaya mitigasi terhadap hal ini dengan membangun koordinasi dengan instansi terkait dan pendataan terhadap potensi dan kerawanan bencana," tutup Myrna.
Advertisement
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menduga, gempa yang mengguncang Berau dipicu Sesar Mangkalihat. Namun, gempa ini tidak signifikan.
"Tidak ada laporan dirasakan atau kerusakan. Jika tidak dirasakan bukan gempa signifikan," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada merdeka.com, Jumat (27/1).
Daryono membantah anggapan gempa yang melanda Berau ini tergolong langka. Dia menegaskan, Sesar Mangkalihat sudah berkali-kali memicu guncangan di Kalimantan Timur. "Tidak langka, di situ memang banyak gempanya karena ada sumbernya," ujar dia.
Daryono mengatakan, hingga saat ini Sesar Mangkalihat yang berada di Sangkulirang, Kutai Timur masih aktif. Sesar ini patut diwaspadai karena sudah diprediksi akan mengeluarkan energi cukup besar.
Hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) pada 2017, Sesar Mangkalihat memiliki kekuatan tertarget mencapai magnitudo 7,0 dengan laju pergeseran 0,5 milimeter per tahun.
Daryono menambahkan, sebetulnya Kalimantan Timur memiliki tiga struktur sesar sumber gempa. Pertama, Sesar Maratua. Kedua, Sesar Mangkalihat. Terakhir, Sesar Paternoster.
BMKG mencatat sedikitnya ada sepuluh kali gempa di Kalimantan Timur akibat aktivitas sesar aktif.
Pertama, Gempa dan Tsunami Sangkulirang pada 14 Mei 1921 yang menimbulkan kerusakan sedang hingga berat mencapai VII-VIII MMI. Gempa kuat ini diikuti tsunami yang mengakibatkan kerusakan di sepanjang pantai dan muara sungai di Sangkulirang.
Kedua, Gempa Tanjung Mangkalihat pada 16 November 1964, berkekuatan M 5,7.
Ketiga, Gempa Kutai Timur pada 4 Juni 1982, berkekuatan M 5,1.
Keempat, Gempa Muarabulan, Kutai Timur pada 31 Juli 1983, berkekuatan M 5,1.
Kelima, Gempa Mangkalihat pada 16 Juni 2000, berkekuatan M 5,4.
Keenam, Gempa Tanjungredep pada 31 Januari 2006, berkekuatan M 5,4.
Ketujuh, Gempa Muaralasan, Berau pada 24 Februari 2007, berkekuatan M 5,3.
Delapan, Gempa Berau 16 Juli 2020, berkekuatan M 4,0.
Sembilan, Gempa Berau 29 Januari 2021, berkekuatan M 4,1.
Sepuluh, Gempa Berau 11 Oktober 2022, berkekuatan M 4,4.
Advertisement
Sementara, Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eko Budi Lelono mengaku pihaknya sudah dilibatkan dalam melakukan kajian kondisi geologi ibu kota negara atau ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Misalnya melakukan penelitian tanah dan dari sisi potensi air tanah, begitu juga dari sisi potensi kebencanaan.
Eko mengatakan, Pulau Kalimantan relatif lebih stabil. Namun, dia menemukan adanya beberapa garis patahan, yang kerap jadi penyebab bencana gempa bumi di sekitar lokasi ibu kota baru.
"Tapi kita catat ada beberapa patahan di sana. Ini perlu dilihat lagi, apakah di sana potensi mengganggu. Tapi tidak terlalu signifikan barangkali," kata Eko.
Kemudian, dari sisi potensi sumber daya alam, Badan Geologi juga menemukan adanya sebaran cadangan energi dalam bentuk batubara. Eko pun sudah memetakan, mana saja daerah dengan batu bara yang mudah terbakar, dan mana daerah yang aman.
"Ini sudah kita petakan. Rekomendasi dari batubara ini sudah diberikan ke Bappenas. Ini jadi pertimbangan tata kota ke depannya," sebut dia.
Dalam melakukan berbagai kajian tersebut, Badan Geologi Kementerian ESDM dibantu oleh beberapa pihak lain. Secara umum, hasil penelitian tersebut juga sudah disampaikan ke Bappenas.
"Beberapa survei sudah detil, tapi ada beberapa yang perlu rincian lebih lanjut. Karena waktu disediakan tidak terlalu panjang," ujar Eko.
Proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) terus dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sebanyak 16.000 pekerja konstruksi akan dikerahkan untuk pembangunan infrastruktur IKN dibulan Februari dan Maret.
"Nanti Februari, Maret baru akan masuk pekerja fisiknya. Total kira-kira ada 16.000 pekerja konstruksi," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
16.000 pekerja konstruksi ini akan membangun kantor-kantor pemerintahan, istana negara hingga fasilitas umum lainnya.
"Banyak (yang dibangun), kantor-kantor. Istana Presiden, kantor Menko, kantor menteri. Ada jalan-jalan, instalasi penjernih air limbah, jalan tol, jembatan yang ada di situ. Jadi semua pekerjaan dasar," terang Basuki.
"Semua terencana, kantor presiden, kantor menko, kantor menteri, kantor yang lain, perumahan, wakil presiden itu dengan desain and build sudah ditanda tangani Desember 2022 kemudian dilakukan desainnya, termasuk jalan tol, jalan logistik," sambung Basuki.
[rnd]Baca juga:
Bulan Depan, Menteri Basuki Kerahkan 16.000 Pekerja Konstruksi Bangun IKN
Gempa M 7,0 Berpotensi Terjadi di Kaltim, IKN Terdampak?
Foto Terbaru 22 Menara Hunian Pekerja Proyek Ibu Kota Baru
Sri Mulyani: Dana APBN untuk Menangani Pandemi Setara Bangun 2 Ibu Kota Baru
Harga Rumah Menteri di IKN Nusantara Rp14 Miliar, DPR: Kemahalan, Tidak Beli Tanah
Advertisement
Berlaku Aneh Sepulang dari Bali, Pemuda Kediri Ditemukan Tewas dengan Leher Tergorok
Sekitar 13 Menit yang laluAirlangga Ngobrol Bareng King Maker Anies, Golkar: Koalisi Besar Sudah Pernah
Sekitar 16 Menit yang laluCegah Pembobolan Data Pengguna SatuSehat Mobile, Kemenkes Gandeng BSSN dan Kominfo
Sekitar 17 Menit yang laluMKD Terbuka bagi Masyarakat yang Ingin Laporkan Anggota DPR Pamer Harta
Sekitar 30 Menit yang laluJokowi Jamin Israel di Piala Dunia U-20 Tak Berkaitan Dukungan RI ke Palestina
Sekitar 35 Menit yang laluPolisi Usut Travel Telantarkan Jemaah di Arab Saudi: Cabangnya Dimana-mana
Sekitar 54 Menit yang laluPolda Sumut Telusuri Asal Sianida yang Tewaskan Bripka AS di Samosir
Sekitar 59 Menit yang laluBesok, Komisi III, Mahfud dan Kepala PPATK Rapat Bahas Transaksi Rp349 T Kemenkeu
Sekitar 1 Jam yang laluMenteri Hadi Deklarasikan Madiun Kota Lengkap: Tanah Terpetakan Tanpa Tumpang Tindih
Sekitar 1 Jam yang laluNarasi Video Kasat Lantas Polres Malang Pamer Barang Mewah Disebut Tak Semuanya Benar
Sekitar 3 Jam yang laluMayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Danau Kalideres
Sekitar 4 Jam yang laluKasat Narkoba Polres Kuansing Dimutasi Usai Heboh Anak Buah Diduga Peras Tersangka
Sekitar 4 Jam yang laluCara Unik Polisi Cimahi & Subang Patroli Bulan Ramadan, Bangunkan Sahur Sambil Nyanyi
Sekitar 5 Jam yang laluCEK FAKTA: Hoaks Penemuan Tulang Manusia dan Bom di Ruang Rahasia Rumah Ferdy Sambo
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: "Papa Kangen" Isi Surat Sambo & Putri Candrawathi ke Anak Tercinta
Sekitar 3 Hari yang laluSepucuk Surat Ferdy Sambo & Putri untuk Si Bungsu yang Ultah, Ada Pesan Haru
Sekitar 4 Hari yang laluPutra Bungsunya Ulang Tahun, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Tulis Pesan Haru
Sekitar 5 Hari yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 2 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 2 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 2 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 2 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 2 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 2 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 4 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami