Merdeka.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama tim gabungan menggerebek rumah di Kampung Awilega RT 002 RW 08, Kelurahan Gunung Gede, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Selasa (26/11). Rumah yang dijadikan pabrik pembuatan sumpit itu digerebek karena digunakan untuk memproduksi narkotika jenis PCC (Paracetamol, caffeince, carisoprodol).
Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Irjen Pol Arman Depari mengatakan bahwa pabrik pembuatan pil PCC sudah beroperasi sejak lama.
"Kelompok ini hasil keterangan sementara sudah operasi 1 tahun paling tidak," ujarnya, Rabu (27/11).
Arman menyebut bahwa yang digerebek di Kota Tasikmalaya bukan satu-satunya pabrik yang digerebek oleh tim gabungan dari BNN, Polri dan TNI. Dia menyebut bahwa pihaknya juga mengungkap kegiatan serupa di wilayah Jawa Tengah, yaitu di Purwokerto dan Cilacap.
"Dalam operasi yang dilakukan beberapa minggu kebelakang, kita telah mengungkap dan menyita juga mengamankan beberapa orang yang diduga tersangka dengan barang bukti yang cukup banyak bahkan sangat banyak. Yang sudah jadi dan siap edar 2 juta butir, bahan-bahan yang masih tersisa untuk siap produksi cukup banyak," katanya.
Dari kegiatan pengungkapan tersebut, ditangkap sembilan orang pelaku bersama sejumlah barang bukti, mulai peralatan produksi laboratorium gelap, mesin-mesin pencetak obat-obatan, bahan-bahan cair dan padat kimia berbagan dan kimia obat.
"Sedang dalam pendataan. Belum bisa kita jelaskan satu persatu rinci karena baru kemarin sore. Tapi operasi berhasil dengan sangat baik," ucapnya.
Arman menjelaskan bahwa dalam kegiatannya, para pelaku melakukan modus operasi dengan memisahkan antara tempat produksi, gudang penyimpanan, hingga menjadi pil yang siap distribusi. Tujuan pemisahan tersebut dilakukan agar saat jika sewaktu-waktu digerebek barang-barangnya masih ada yang bisa diselamatkan.
Dari sejumlah barang bukti yang berhasil diamankan sendiri, disebut Arman ada yang sudah siap dikirim ke Jawa Tengah.
"Dari Jawa Tengah digeser ke Surabaya baru dikirim ke Kalimantan, Sulawesi, bahkan balik lagi ke pulau Jawa. Jadi tujuannya itu untuk memutus antara satu jaringan dengan yang lain sehingga tidak terlihat terhubung agar tidak ikut terlibat dan tidak ikut ditangkap," jelasnya.
Advertisement
Jika melihat bahan baku yang digunakan, menurut Arman para pelaku memiliki keterkaitan dengan jaringan narkotika internasional. Ia menyebut bahwa bahan baku yang digunakan untuk pembuatan pil PCC tidak diproduksi di Indonesia, bahkan sulit ditemukan ditambah harganya yang mahal.
"(Bahan baku) sumbernya dari luar negeri. Sindikat ini besar atau kecil pasti berkaitan dengan wilayah lain di seluruh dunia (internasional). Dan yang Tasik ini setiap harinya bisa memroduksi 120 ribu pil," ungkapnya.
Ia menyebut bahwa jika dikaitkan dengan orang-orang yang pernah ditangkap, beberapa orang ada yang berkaitan, namun juga ada yang pemain baru. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap beberapa orang yang diduga terlibat dan akan terus melakukan pengembangan.
"Untuk pasal yang akan kita kenakan kepada calon tersangka ini, selain undang-undang kesehatan kita juga akan kenakan undang-undang narkotika mulai pasal 114, 124. Kalau nanti ditemukan transaksi keuangan mengarah pada pencucian uang, kita akan kenakan pasal 5 dan 10 undang-undang pencucian uang. Ancaman hukumannya untuk yang narkotika minimal 4 tahun maksimal mati," katanya. [cob]
Baca juga:
Gerebek Gudang Pil PCC di Cilacap, BNN Amankan 4 Orang
Teman Anak Wabup Banyuasin Sewa Mess Pemkab Buat Pesta Narkoba
Polisi Buru Pemasok Narkoba ke Anak Wakil Bupati Banyuasin
Kejagung Sita Aset-Aset Berharga Milik Bandar Narkoba di Pekanbaru
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium Tentukan Status Anak Wabup Banyuasin Kasus Narkoba
Polri-BNN Ungkap Kasus Produksi Narkoba PCC di Jabar dan Jateng
Respons ACT Izin Pengumpulan Uang Dicabut Kemensos
Sekitar 26 Menit yang laluDraf Final RUU KHUP: Hukuman untuk Koruptor Minimal 2 Tahun, Tak Ada Ancaman Mati
Sekitar 34 Menit yang laluDraf Final RUU KUHP: Aniaya Hewan di Penjara 1 tahun
Sekitar 42 Menit yang laluDraf Final RUU KUHP: Hina DPR Kena Pidana 18 Bulan Penjara
Sekitar 50 Menit yang laluPKS Tak Merasa Ditinggalkan PKB: Biasa yang Bertepuk Sebelah Tangan
Sekitar 56 Menit yang laluPolisi Tangkap Terduga Copet saat Jokowi Blusukan di Pasar Peterongan Semarang
Sekitar 56 Menit yang laluDraf Final RUU KUHP: Pelaku Aborsi Dipidana 4 Tahun, Dokter Ikut Bantu Dihukum Berat
Sekitar 1 Jam yang laluPoros Ketiga Dinilai Sulit Terbentuk, Prabowo-Surya Paloh-SBY Tak Ada yang Mau Ngalah
Sekitar 1 Jam yang laluDraf Final RUU KUHP: Ngaku Dukun & Punya Kekuatan Gaib Diancam 18 Bulan
Sekitar 1 Jam yang laluGibran Fokus ASEAN Para Games, Pertandingan Liga 1 di Stadion Manahan Ditunda
Sekitar 1 Jam yang laluPasal yang Dihapus dan Ditambah dalam Draf Final RUU KUHP
Sekitar 1 Jam yang laluKunjungi Banyuwangi, Wamenparekraf Apresiasi Homestay Naik Kelas
Sekitar 1 Jam yang laluKIB Dapat Suara Tertinggi dari Pengguna Medsos, Kalahkan PDIP dan Gerindra-PKB
Sekitar 1 Jam yang laluSoal Kursi Menpan RB, PDIP: Ada Ganjar, Olly dan Hasto
Sekitar 2 Hari yang laluMasih Berduka, Airlangga Sebut Koalisi Belum Bahas Pengganti Tjahjo Kumolo
Sekitar 2 Hari yang laluMengenang Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, Sosok Kakek yang Hangat dan Dekat dengan Cucu
Sekitar 5 Hari yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 2 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 2 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluKunjungi Pasar Alasan di Nias, Jokowi Belanja Pisang Rp50 Ribu
Sekitar 1 Jam yang laluKaesang Hadiri Undangan Pernikahan Ajak Erina Gudono, Kebersamaannya jadi Sorotan
Sekitar 7 Jam yang laluJokowi Kurban 34 Sapi untuk IdulAdha 2022, Beratnya Ada yang Satu Ton
Sekitar 22 Jam yang laluBagikan Bansos di Semarang, Jokowi: Jangan Dibelikan Handphone Apalagi Pulsa
Sekitar 1 Hari yang laluChina Lockdown 1,7 Juta Penduduk Anhui Setelah Kasus Baru Covid Naik
Sekitar 2 Jam yang laluPemerintah Revisi PPKM Jabodetabek jadi Level 1 dalam Sehari, Ini Alasannya
Sekitar 3 Jam yang laluPemerintah Revisi Aturan, Jabodetabek Kembali PPKM Level 1
Sekitar 6 Jam yang laluMenghapus Subsidi BBM yang Tinggal Janji
Sekitar 6 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 1 Bulan yang laluRusia Klaim Senjata Ukraina yang Dikirim Barat Tersebar di Pasar Gelap Timur Tengah
Sekitar 21 Menit yang laluAS Beri Senjata Canggih ke Ukraina buat Lawan Rusia, Dahsyat saat Diluncurkan
Sekitar 6 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami