Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BMKG Prediksi Indonesia Bakal Krisis Pangan Dampak Kekeringan dan Perubahan Iklim

BMKG Prediksi Indonesia Bakal Krisis Pangan Dampak Kekeringan dan Perubahan Iklim Petani Desa Sukaringin alami gagal panen. ©Liputan6.com/Herman Zakharia

Merdeka.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memprediksi Indonesia akan mengalami krisis pangan imbas dari kekeringan. Kekeringan yang akan terjadi merupakan dampak dari perubahan iklim.

Hal itu akan diprediksi terjadi pada tahun 2050-an. Apabila, Indonesia tetap mengandalkan importasi.

Dwikorita mengatakan kekeringan adalah dampak nyata perubahan iklim yang terjadi secara global tidak hanya di negara-negara maju saja melainkan juga negara-negara berkembang.

"Dampak kekeringan berakibat juga terjadinya krisis air yang merata baik di negara maju ataupun di negara berkembang," ujarnya dalam Forum Merdeka Barat 9 tentang kelestarian air yang dipantau di Jakarta, Senin (20/2).

Dwikorita menuturkan ketangguhan nasional penting untuk menghadapi dampak dari perubahan iklim tersebut karena sudah tidak bisa bergantung kepada negara lain yang juga mengalami hal serupa.

Menurut dia, Indonesia harus bisa memaksimalkan dan mengoptimalkan sumber daya air melalui pembangunan bendungan, waduk, dan irigasi untuk memitigasi kekeringan.

"Itu sangat penting untuk ketangguhan, ketahanan atau climate resilience secara nasional karena dampaknya itu kepada ketahanan pangan atau food security," kata Dwikorita.

Lebih lanjut ia menyampaikan krisis air yang berimbas terhadap krisis pangan diprediksi terjadi sekitar tahun 2050-an. Kondisi itu terjadi merata terutama di Afrika, bahkan Indonesia, Eropa, dan Asia juga termasuk.

Dalam situasi tersebut, Indonesia tidak bisa mengharapkan impor dari negara lain karena negara lain juga kesulitan pangan akibat dampak kekeringan, sehingga ketangguhan nasional dengan pembangunan infrastruktur untuk mengelola tata air sangat penting bagi Indonesia.

"Jadi ini sesuatu yang global, namun akan berdampak lokal," imbuh Dwikorita.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan pembangunan infrastruktur penampungan air skala besar untuk menghadapi ancaman kekeringan yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Juru Bicara Kementerian PUPR Endra Atmawidjaja mengatakan pemerintah mulai menginisiasi pembangunan bendungan sejak tahun 2014. Jumlah bendungan yang dibangun itu spektakuler mencapai 61 bendungan yang tersebar di banyak daerah di Indonesia.

Dari target 61 bendungan tersebut sebanyak 36 bendungan sudah selesai dan sisanya 25 bendungan lagi sedang dalam tahap konstruksi.

Pembangunan bendungan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas daya tampung air agar saat musim hujan tidak banjir dan saat musim kemarau tidak kekeringan.

"Kita mengatur air supaya dari kedua musim tersebut bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dan kita juga tidak terdampak bencana," kata Endra.

"Ini penting untuk pangan supaya dalam satu tahun musim tanam itu kita bisa memanfaatkan lahan yang juga semakin terbatas itu untuk produktivitas yang tinggi," imbuhnya.

Endra menjelaskan infrastruktur bendungan membuat Indonesia tidak bergantung kepada negara lain karena Indonesia bisa menjamin keberlanjutan pembangunan dari sisi ketahanan pangan.

"Jadi kita bisa relatif aman tidak perlu impor beras, tidak perlu impor bahan pokok lainnya terutama yang berkaitan dengan pangan," katanya. Seperti dikutip Antara.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kepala BMKG Sebut Data Kelautan yang Akurat dan Andal Penting untuk Hadapi Perubahan Iklim
Kepala BMKG Sebut Data Kelautan yang Akurat dan Andal Penting untuk Hadapi Perubahan Iklim

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menilai saat ini kondisi bumi mengkhawatirkan dan tidak mudah diprediksi.

Baca Selengkapnya
BMKG Bicara Potensi Puting Beliung Ekstrem Muncul di Jakarta, Apa Cirinya?
BMKG Bicara Potensi Puting Beliung Ekstrem Muncul di Jakarta, Apa Cirinya?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Dampak Perubahan Iklim Nyata, Imbasnya Kerugian Gagal Panen
Jokowi: Dampak Perubahan Iklim Nyata, Imbasnya Kerugian Gagal Panen

"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi di 27 Daerah Ini
BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi di 27 Daerah Ini

Hari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang

Baca Selengkapnya
BMKG: Gelombang Panas Asia Tidak Terdampak di Sumatera Utara
BMKG: Gelombang Panas Asia Tidak Terdampak di Sumatera Utara

Wilayah Indonesia tidak mengalami gelombang panas, karena berada di wilayah ekuator dengan kondisi geografis kepulauan dan dikelilingi perairan luas.

Baca Selengkapnya
Waspada, Daerah Ini Diprediksi Alami Cuaca Ekstrem Saat Malam Tahun Baru
Waspada, Daerah Ini Diprediksi Alami Cuaca Ekstrem Saat Malam Tahun Baru

BMKG memprediksi selama periode 31 Desember 2023 hinggga 2 Januari 2024, hujan sedang hingga lebat berpotensi melanda sejumlah wilayah.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
9 Daerah Status Siaga dan Waspada Dampak Cuaca Ekstrem, Ini Daftar Wilayahnya
9 Daerah Status Siaga dan Waspada Dampak Cuaca Ekstrem, Ini Daftar Wilayahnya

Potensi terjadinya cuaca ekstrem akibat adanya intervensi tiga bibit siklon tropis secara sekaligus.

Baca Selengkapnya
Pengalaman Eks Panglima TNI Hadapi Situasi Genting saat Tugas di Istana Dampingi Jokowi
Pengalaman Eks Panglima TNI Hadapi Situasi Genting saat Tugas di Istana Dampingi Jokowi

Bukan hal yang mudah, situasi genting kerap dihadapi oleh mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu sebagai Kepala Staf Kepresidenan.

Baca Selengkapnya