Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bisnis di Masa Pandemi, Petani Hidroponik Pilih Pasarkan Lewat Medsos

Bisnis di Masa Pandemi, Petani Hidroponik Pilih Pasarkan Lewat Medsos Petani hidroponik di Palembang. ©2020 Merdeka.com/Irwanto

Merdeka.com - Para petani hidroponik di Palembang memilih memasarkan produknya melalui media sosial seperti Facebook dan WhatsApp di masa pandemi. Cara ini lebih efektif karena lebih hemat biaya dan masuk ke semua kalangan.

Begitu dilakukan salah seorang petani hidrponik, Adie Alqodery (42). Dia memanfaatkan pekarangan rumahnya di Kalan Meriam, Lorong Karya IV, Kelurahan Sekip Ujung, Kemuning, Palembang.

Dia sudah memulai bisnis itu sejak 2012 atau bisa dibilang fioner hidroponik di kota pempek. Dia mengubah profesi petani dengan kesan tradisional menjadi bisnis modern dan menjanjikan.

Konsistensi Adie akhirnya membuahkan hasil. Dia kerap diundang sebagai pemateri bagi masyarakat hingga instansi pemerintahan yang ingin belajar lebih banyak terkait agribisnis modern itu. Bahkan, kini dia mendirikan kelompok yang bernama Green Corner Hydroponic Palembang yang kini memiliki 20 mitra petani dengan jumlah lobang per orang mencapai 1.000 titik tanam.

Adie telah melalui berbagai pesan dan banyak pengalaman untuk mengajak masyarakat menggunakan teknologi dalam bercocok tanam dengan tujuan meningkatkan produktivitas. Terlebih, masyarakat perkotaan memiliki lahan sempit sehingga sempat dipandang sebelah mata.

"Alhamdulillah, lama-kelamaan, orang banyak tertarik. Lahan sempit tidak masalah karena hidroponik tidak mengenal tempat," ungkap Adie, Sabtu (24/10).

Delapan tahun menggeluti usaha itu, Adie kini tak hanya memasok sayuran hidroponik, melainkan juga penyedia instalasi dan sarana pelatihan untuk teknik bercocok tanam hidroponik. Dia juga dikenal pemasuk sayuran hidroponik pertama di Palembang karena sebelumnya masih dipasok dari Jakarta, Bandung, dan Medan.

"Alhamdulillah, bisnis ini sangat menjanjikan dan menguntungkan. Banyak mitra saya sudah menikmati hasilnya," kata dia.

Saat ini terdapat 12 jenis sayuran yang ditanam Adie di green house seluas 300 meter persegi, mulai dari sayur bayam, kangkung, kailan, kale, hingga selada. Sayuran segar ini dipasok ke pasar tradisional, pasar swalayan, toko ritel, hotel, hingga restoran di Palembang.

"Sawi-sawian seperti sawi sendok atau pakcoy dan caisim paling banyak permintaan dari restoran, untuk selada diminati perhotelan, dan sayuran jenis lain dipasok ke pasar tradisional atau rumah tangga," kata dia.

Adie mengaku usahanya sempat terpengaruh akibat pandemi Covid-19 ditambah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Palembang beberapa bulan lalu. Permintaan sayuran dari hotel dan restoran mengalami penurunan drastis.

Beruntung dia masih terbantukan dengan konsumsi dari kelompok pelanggan rumah tangga sehingga sedikit menutupi kerugian dari pangsa hotel dan restoran. Hanya saja, masyarakat tidak berani keluar rumah karena khawatir terpapar corona.

Dari situlah dia memanfaatkan teknologi komunikasi dalam memasarkan hasil produksinya. Adie mengalihkan fokus penjualan ke platform media sosial Facebook, WhatsApp dan Instagram. Usaha itu ternyata berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan hingga 40 persen dibanding penjualan konvensional.

Awalnya dia memakai akun Facebook pribadi untuk sekadar memposting foto kegiatan berkebun dan foto sayuran hidroponik yang berhasil ia tanam. Seiring berjalannya waktu, kian banyak orang yang tertarik dengan postingan Adie dan mulai bertanya hingga akhirnya membeli.

Dari situ, ia menyadari potensi besar media sosial untuk mengembangkan bisnis hidroponiknya ke tingkat selanjutnya. Untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas, bisnis Adie hadir di Facebook melalui halaman Green Corner Hydroponic Palembang.

"Saya coba mempelajari fitur-fitur yang ada di Facebook itu. Ketemulah fitur Facebook Page dan saya buat. Saya siapkan page dengan memasukkan nomor handphone dan alamat. Semua terhubung pada akhirnya," jelasnya.

Dalam upayanya untuk memudahkan pelanggan, ia tak lupa menautkan halaman bisnisnya dengan akun WhatsApp sehingga pelanggan tidak perlu menyimpan kontak terlebih dahulu tetapi dapat langsung mengklik tombol berlogo WhatsApp untuk memulai percakapan. Proses jual beli sayuran hidroponik terjadi secara lintas platform Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

"Waktu masyarakat sekarang lebih banyak di rumah, itu saya manfaatkan menjual secara online. Banyak juga warga yang belajar berkebun dan akhirnya berhidroponik, mereka nyaman melihat tanaman di pot-pot pipa di depan rumahnya," tutupnya.

(mdk/did)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Pameran Produk Kosmetik dan Suplemen Digelar di Jakarta untuk Cetak Pengusaha Baru, Catat Tanggalnya

Pameran Produk Kosmetik dan Suplemen Digelar di Jakarta untuk Cetak Pengusaha Baru, Catat Tanggalnya

Diselenggarakannya pameran ini bertujuan untuk dapat berpartisipasi dalam menciptakan entrepreneur baru di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Awalnya Terjual 5 Porsi Kini Laku 3 Ton dalam Seminggu, Intip Kisah Inspiratif Pengusaha Pisang Geprek yang Viral

Awalnya Terjual 5 Porsi Kini Laku 3 Ton dalam Seminggu, Intip Kisah Inspiratif Pengusaha Pisang Geprek yang Viral

Berawal dari modal yang sangat kecil, kini ia memperoleh omzet hingga jutaan rupiah per minggunya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Gudang Penyimpanan Pil Koplo di Semarang Digerebek, 110 Juta Tablet Senilai Triliunan Disita

Gudang Penyimpanan Pil Koplo di Semarang Digerebek, 110 Juta Tablet Senilai Triliunan Disita

Keberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.

Baca Selengkapnya
Hanya Lulusan SD, Pria ini Justru Jadi Pengusaha Otomotif Mendunia

Hanya Lulusan SD, Pria ini Justru Jadi Pengusaha Otomotif Mendunia

Kerja keras sangat dibutuhkan seseorang untuk menjadi sukses.

Baca Selengkapnya
Ngomongin Bos Sendiri di Medsos Ternyata Dilarang oleh Hukum, Begini Penjelasannya

Ngomongin Bos Sendiri di Medsos Ternyata Dilarang oleh Hukum, Begini Penjelasannya

Ternyata, ngomongin bos lewat media sosial adalah tindakan yang melanggar hukum, begini penjelasannya dari pengacara terkenal.

Baca Selengkapnya
Cara Mudah Melawan Stres di Media Sosial

Cara Mudah Melawan Stres di Media Sosial

Penggunaan medsos tidak selalu memberikan dampak positif tapi juga negatif.

Baca Selengkapnya
Mengapa Pasangan Bahagia Jarang Berbagi Kehidupan di Medsos? Ini Alasannya

Mengapa Pasangan Bahagia Jarang Berbagi Kehidupan di Medsos? Ini Alasannya

Pasangan yang bahagia dengan hubungan mereka tidak tergoda untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain.

Baca Selengkapnya
Sempat Putus Asa Gara-Gara Pandemi, Bisnis Anyaman Bambu Milik Warga Bojonegoro Kini Jadi Favorit Pasar Lokal

Sempat Putus Asa Gara-Gara Pandemi, Bisnis Anyaman Bambu Milik Warga Bojonegoro Kini Jadi Favorit Pasar Lokal

Konsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.

Baca Selengkapnya