Berkalung kertas karton, pria di Berau tuntut keadilan ke Jokowi
Merdeka.com - Foto pria di Berau, Kalimantan Timur, Muhammad Japa tengah viral. Dia menuntut keadilan terkait penanganan hukum kasus pemerkosaan anaknya, di mana pelaku disebut masih berkeliaran, tidak ditahan kepolisian. Kepolisian memastikan, kasus itu tidak berhenti dan terus didalami.
Bahkan, dalam sebulan terakhir, dalam foto yang beredar dan diunggah warganet di media sosial, pria itu sambil mengenakan kertas karton, menanyakan keadilan bagi orang miskin kepada Presiden Joko Widodo, dalam hal kasus pemerkosaan yang dialami anaknya, yang masih berusia di bawah umur.
Keterangan dihimpun merdeka.com, korban adalah RH (14), warga kampung Suaran, Sambaliung, Berau. Kejadiannya malam hari, ketika korban diajak jalan terduga pelaku berinisial R, salah seorang karyawan tambang batu bara terbesar di Berau. Diduga, korban diperkosa di dalam mobil perusahaan.
"Kami terima laporan itu, tiga bulan lalu, sekitar Juni 2018. Kita periksa, ternyata kejadiannya (dugan pemerkosaan) itu terjadi Januari 2017," kata Kapolres Berau AKBP Pramuja Sigit Wahono saat dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (29/8).
Sigit menerangkan, menindaklanjuti laporan, berdasarkan pengakuan korban, di mana terlapor melakukannya di tengah jalan, di dalam mobil. "Setahun lalu. Daya ingat kan terdegradasi cukup banyak," ujar Sigit.
"Kita sudah lakukan visum. Ada kerusakan bagian vitalnya. Tapi kita tidak tahu, rusaknya itu apakah karena main sepeda, atau kena benda lain. Yang jelas visum rusak. Atau juga perkosaan, atau hubungan suka sama suka. Juga bisa akibatkan rusak. Yang jelas, kejadiannya setahun lalu," tambahnya.
Terlapor, sekaligus terduga pelaku, saat ini masih dikenakan wajib lapor, dan masih mengelak memperkosa korban. Sigit menegaskan, Kepolisian bertindak profesional, meski terlapor adalah karyawan perusahaan tambang batu bara terbesar di Berau.
"Tidak, tidak ada. Kita tidak perduli siapa, dan background (pria) yang dilaporkan. Tapi yang jelas kita masih kendala saksi, yang bisa menerangkan. Kalau diperkosa, kan itu ada tanda-tanda kekerasan," ungkap Sigit.
Masih diterangkan Sigit, saat ini, kepolisian hanya mengantongi hasil visum, dengan ragam kemungkinan penyebab kerusakan organ vital korban. "Makanya kita belum berani menentukan tersangkanya. Masih dugaan, berdasarkan pihak pelapor," terangnya lagi.
"Kita berusaha cari saksi-saksi yang lain. Kita tidak boleh menyangkakan orang hanya berdasarkan dugaan, kira-kira, atau kata dukun. Harus ada minimal dua alat bukti. Masyarakat mesti memahami, kenapa penanganan cukup lama karena me-rewind lagi daya ingat orang, dalam keterangan (korban) ada bilang lupa Pak, ntar Pak. Intinya, polisi terus mendalami," jelasnya lagi.
Masih ditambahkan Sigit, keterangan pelapor terbaru, bahwa kejadian itu pernah terjadi sebelum Januari 2017. "Sebelumnya, memang pernah melakukan perbuatan hal yang sama di rumahnya juga," demikian Sigit menerangkan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah
Kapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca SelengkapnyaJokowi Jawab Tudingan Kecurangan Pemilu 2024: Laporkan ke Bawaslu
Jokowi meminta pihak yang menemukan kecurangan untuk melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Baca SelengkapnyaJokowi Enggan Komentari Pencopotan Firli Bahuri dari Ketua KPK
Jokowi menyebut, Firli saat ini masih menjalani proses hukum terkait status tersangkanya dalam kasus dugaan pemerasan SYL.
Baca SelengkapnyaLahir dari Keluarga Miskin, Ayahnya Pangkat Lettu, Sudah Besar Jadi Jenderal Penting Jaga Kesehatan Jokowi
Sukma atau akrab disapa Ujang, merupakan putra seorang polisi berpangkat Peltu
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Menegangkan Pelaku Tega Bunuh Anak Tamara Tyasmara di Kolam Renang Terekam CCTV
Polisi menjerat pelaku dengan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana
Baca SelengkapnyaIni Alasan Presiden Jokowi Beri Kenaikan Pangkat Jenderal Kehormatan ke Prabowo Subianto
Presiden Joko Widodo ungkap alasan dibalik pemberian kenaikan pangkat Jenderal Kehormatan untuk Prabowo Subianto.
Baca Selengkapnya