Berhasil Temukan Warga di Hutan Aceh Tengah, Tim SAR Malah Tersesat Saat Pulang
Merdeka.com - Anggota tim SAR gabungan yang telah menemukan lima warga Desa Berawang Dewal, Kecamatan Jagong Jeget, Kabupaten Aceh Tengah yang sepekan lebih dinyatakan hilang, dikabarkan kembali tersesat saat menuju pulang.
Koordinator Unit Siaga SAR Aceh Tengah, Muhammad Amri mengatakan sebanyak delapan orang Anggota SAR gabungan ditambah lima warga tersebut tersesat di hutan Gegarang, Aceh Tengah.
“Mereka tersesat karena cuaca, kabut sangat tebal. Namun komunikasi kita masih bisa dengan tim itu,” katanya dikonfirmasi merdeka.com Kamis, (12/8).
Dia menyebut, saat ini pihaknya telah menurunkan tim lain untuk menjemput anggota SAR dan kelima warga yang tersesat itu. Titik koordinat keberadaan mereka telah diketahui.
“Tim baru ini berjumlah 20 orang. Sekarang sudah bergerak menuju lokasi penjemputan,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Selasa (27/7) lalu dilaporkan lima warga Berawang Dewal masing-masing bernama Nasri (46), Suherman (40), Jejen (52), Muhammad Samin (52), dan Sukardi (40) dinyatakan hilang saat mencari ikan ke hutan.
Tim SAR gabungan lantas berhasil menemukan mereka Senin (9/8) di dalam hutan dengan ketinggian 2.300 mdpl di wilayah hulu gunung Wih Tangan, Aceh Tengah.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Buah yang dihasilkan dari pohon sagu tersebut kerap dijadikan rujak, asinan, hingga manisan oleh masyarakat Aceh sejak zaman dulu.
Baca SelengkapnyaAkibat perbuatannya, pelaku terancam hukuman enam tahun penjara.
Baca SelengkapnyaMereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Warga menilai pengungsi Rohingya memanfaatkan kebaikan orang Aceh.
Baca SelengkapnyaSalah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaWilayah ini memiliki 99 pulau besar maupun kecil dan memiliki luas daratan mencapai 135 km persegi.
Baca SelengkapnyaSebuah pedesaan di Aceh Tamiang sudah tak lagi dihuni warganya akibat gangguan mahluk halus.
Baca SelengkapnyaKerang yang menumpuk di situs ini sudah mulai berkurang, karena masyarakat sekitar banyak yang mengambilnya untuk keperluan bahan baku kapur.
Baca SelengkapnyaPemilik rumah menakut-nakuti maling dengan ular, hingga maling teriak histeris.
Baca Selengkapnya