Banyak kasus saling lapor polisi, Mahfud MD nilai kekanak-kanakan
Merdeka.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD menilai, pihak-pihak yang saling lapor ke polisi atas dugaan penghinaan agama sampai soal penghinaan yang marak akhir-akhir ini sebagai tindakan kekanak-kanakan. Meski begitu, Mahfud meminta kepolisian berlaku adil memproses semua laporan yang masuk.
"Itu tindakan kekanak-kanakan, tidak sehat bagi berbangsa dan bernegara," ungkap Mahfud di Palembang, Kamis (26/1).
Mahfud berpendapat, pelapor hanya mencari-cari kesalahan orang. Terlapor juga melakukan hal yang sama untuk mempolisikan lawannya.
"Jangan saling melaporkan kalau kesalahannya itu tidak signifikan, kalau hanya mencari-cari sensasi," ujarnya.
Oleh karena itu, Mahfud mengimbau agar semua pihak menghentikan tindakan itu. Masih banyak persoalan serius yang perlu direspon dan diungkap, salah satunya kasus korupsi.
"Kalau begini nanti yang kita urus hanya urusan hukum yang kecil-kecil, sementara masih banyak laporan korupsi bertahun-tahun, bermiliaran," kata dia.
Namun, jika pihak kepolisian terlanjur memproses saling lapor itu, Mahfud berharap agar diperlakukan secara sama dan adil. Polisi tidak hanya fokus atau hanya mengusut satu laporan tertentu dan mengucilkan terlapor yang lain yang berujung penilaian balas dendam.
"Yang satu ditindak, yang lain juga ditindak kalau sama-sama dilaporkan. Kalau yang satu dibiarkan yang lain juga dibiarkan kalau indikasi dan latar belakangnya sama. Misal, jangan sampai pak Mahfud dilaporkan, lalu dipanggil, distrap, sementara mbak ini, mbak itu, kiai ini kiai itu yang dilaporkan dibiarkan," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud disambut antusias oleh kerumunan masa yang memadati lapangan Senduro, Kecamatan Senduro.
Baca SelengkapnyaMahfud meminta pejabat di daerah yang masih aktif mengenalnya tidak ikut membantunya dalam memberikan fasilitas berkampanye.
Baca SelengkapnyaKepolisian Resor Garut menangkap enam pelaku pencurian dan penculikan terhadap salah seorang warga
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
TA dan suaminya langsung meninggalkan lokasi. Hanya tim kuasa hukumnya yang menemui awak media untuk menyampaikan keterangan pers.
Baca SelengkapnyaIa menangis histeris saat ibunya menolak permintaan maafnya pasca diamankan di kantor kepolisian.
Baca SelengkapnyaMasyarakat menyematkan penutup kepala tanjak kepada Mahfud yang merupakan simbol penerimaan sebagai keluarga besar adat Melayu.
Baca SelengkapnyaSiskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaSebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.
Baca SelengkapnyaTofan menyebutkan alasan penangguhan penahanan karena kliennya sedang sakit.
Baca Selengkapnya