Bangunan bersejarah banyak berdiri di Pandeglang
Merdeka.com - Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten memiliki cukup banyak bangunan bersejarah yang sampai saat ini masih berdiri dan dipertahankan keasliannya.
"Bangunan situs sejarah cukup banyak, di antaranya gedung eks Pendopo Kecamatan Saketi dan eks Kewedanaan Menes," kata Kepala Seksi Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang Imron Mulyana di Pandeglang, seperti dikutip dari Antara, Jumat (30/5).
Dia menyatakan, bangunan yang memiliki nilai sejarah tersebut terus dipelihara dan kalaupun ada pemugaran tidak menghilangkan bentuk aslinya.
Imron menyatakan, untuk gedung eks Pendopo Kecamatan Saketi memiliki keunikan tersendiri, di antaranya pada bagian atap menggunakan limasan.
Bangunan yang beralamat di Jalan Raya Labuan, Kelurahan Purwasari, Kecamatan Saketi ini, kata dia, sekarang memerlukan perbaikan pada beberapa bagian yang telah mengalami kerusakan.
"Ada beberapa bagian yang mengalami kerusakan, dan perlu mendapat perbaikan. Kami berharap ada bantuan dari pemerintah pusat untuk merenovasi bangunan itu," katanya.
Bangunan yang memiliki luas 12 M x 18 M persegi itu, kata dia, bisa menjadi salah satu objek wisata religius. Bagi wisatawan yang ingin menyaksikan langsung dapat menempuh jalur darat dengan jarak di Kota Serang, Ibu Kota Provinsi Banten hanya 42 KM.
Sebagai bangunan yang memiliki gaya yang khas pada masanya, bangunan ini menjadi penting artinya bagi ilmu pengetahuan.
"Tampaknya bentuk atap limasan pernah menjadi model arsitektur atap rumah pada sekitar tahun 1817-an, hal ini mungkin disesuaikan dengan keadaan iklim di Indonesia," katanya.
Sedangkan bangunan eks gedung Kewedanaan Menes, kata dia, terletak di Jalan Alun-alun Timur Menes, Kelurahan Purwaraja, Kecamatan Menes dan saat ini dijadikan sebagai Kantor Kecamatan Menes.
Bangunan ini merupakan salah satu bangunan tua yang masih tersisa dari beberapa bangunan kolonial yang diperkirakan dibangun sekitar tahun 1848.
Arsitektur bangunan bekas Kewedanaan Menes ini merupakan gabungan antara arsitektur lokal berupa bangunan pendopo dan arsitektur kolonial yang diwakili tembok-tembok berukuran tebal dan tinggi. Bangunan ini memiliki ukuran luas 20 M x 22 M.
Arsitektur lokal terlihat dari atapnya yang memanjang, yang biasa disebut dengan istilah limasan. Bentuk atap seperti ini banyak ditemukan pada bangunan-bangunan yang ber arsitektur Jawa.
Terdapat dua bangunan tambahan pada bagian depan, yakni bangunan serambi, dan yang kedua menyerupai bentuk seperti koridor dan menyatu dengan bangunan utama.
Bangunan ini didirikan pondasi yang kokoh dan masif, terdapat tiga terap tangga untuk naik ke bangunan ini. Sisi-sisi atap diberi lisplang yang berfungsi sebagai penutup tiris berbentuk mata tombak,. Beberapa tiang ukuran kecil menopang atap bangunan.
Untuk menuju lokasi dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum, dengan jarak dari Ibu Kota Provinsi Banten sekitar 51 KM atau hanya sekitar 28 KM dari Ibu Kota Kabupaten Pandeglang.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulunya, pendopo ini masih berbentuk sederhana. Atapnya ijuk dengan dinding bambu lalu berkembang jadi bangunan pertama di Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaSemuanya memiliki nilai sejarah yang tinggi dan informasi tentang persenjataan di masa lampau.
Baca SelengkapnyaSebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca SelengkapnyaKota Palembang memiliki ragam bangunan kuno yang sampai sekarang masih bisa dijumpai.
Baca SelengkapnyaKeberadaan bangunan tua itu tersembunyi di balik keriuhan pertokoan di kawasan Kranggan.
Baca SelengkapnyaKata pengantar memiliki peran penting dalam memberikan pandangan singkat tentang isi karya yang akan dibaca, sambil memberikan rasa penasaran kepada pembaca.
Baca SelengkapnyaSimak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca SelengkapnyaArkeolog juga menemukan liang lahat yang berisi kerangka hewan.
Baca Selengkapnya