Merdeka.com - Kotak hitam, atau dikenal dengan black box dari pesawat AirAsia QZ8501 berhasil diangkat dari dasar laut. Proses pengangkatan itu dilakukan berkat upaya dan kerja keras yang dilakukan tim SAR gabungan, baik personel Kopaska, Basarnas dan elemen-elemen yang membantu proses pencarian sejak AirAsia dinyatakan hilang kontak pada Minggu (28/12/2014) lalu.
Kotak hitam yang baru diangkat tersebut berupa perekam data penerbangan, atau disebut dengan FDR (Flight Data Recorder). Alat ini diangkat sekitar pukul 07.15 WIB, dan dibawa ke Jakarta untuk diunduh isinya oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dari Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.
Lalu, apa saja yang bisa diungkap melalui FDR yang terpasang di pesawat AirAsia QZ8501 tersebut?
Menurut pengamat penerbangan Alvin Lie, FDR memiliki fungsi yang tak kalah pentingnya dalam mencatat seluruh pergerakan pesawat. Data yang termuat di dalamnya memasukkan berbagai catatan. Mulai dari mekanisme kelistrikan, instrumen penerbangan, kecepatan, ketinggian hingga temperatur di luar pesawat.
Data tersebut terangkum dalam jutaan angka. Lewat rekaman tersebut pula, tim penyelidikan bisa menggambarkan proses penerbangan dari mulai lepas landas hingga jatuh. Karena masih berupa angka, data tersebut tidak bisa dicerna orang awam.
"Di dalamnya terdapat unit macam-macam, mulai dari pergerakan pesawat, ada unit berapa derajat, ada sudutnya. Kemudian bicara suhu minyak atau suhu gas buang dan sebagainya, itu pakainya celcius, tekanan unitnya lain lagi. Itu semua harus dipadukan, lalu disimulasikan komputer hingga terlihat pergerakan pesawat dan melihat dinamika dalam sistem pesawat itu sendiri untuk memahami apa yang terjadi," kata Alvin saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (12/1).
Data ini akan diunduh dengan software khusus lewat komputer. Karena sudah berupa angka, maka output yang dihasilkan bisa disajikan dalam bentuk simulasi 3 dimensi, atau bentuk lain sesuai kebutuhan.
Menurut Ketua Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk AirAsia, Mardjono Siswosuwarno, proses pengunduhan bisa memakan waktu antara dua hingga tiga hari. Lamanya waktu tersebut terjadi karena parameternya mencapai 1.200 dari lama penerbangan pesawat yang kurang lebih selama 45 menit.
"Kemudian setelah di-download belum bisa dibaca, karena masih berupa angka primer, jutaan angka, kemudian baru diolah dengan software sehingga hasilnya berupa tabel atau juga grafik," paparnya.
Dengan data tersebut, KNKT bisa menggambarkan secara cepat visualisasi pesawat AirAsia QZ8501 mulai dari lepas landas hingga kecelakaan terjadi. [tyo]
Baca juga:
Kabasarnas: Kita kalah cari jenazah, tapi menang cari black box
FDR kotak hitam AirAsia tiba di Jakarta
Apa beda FDR dan CVR dalam black box pesawat terbang?
Besok, FDR AirAsia QZ8501 mulai di-download
Balon apung kembali gunakan buat evakuasi CVR black box AirAsia
Mayat Laki-Laki Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Selokan Semarang
Sekitar 35 Menit yang laluRatusan Wisatawan Mancanegara Dideportasi dari Bali Sejak Januari 2023
Sekitar 1 Jam yang laluPemuda Tewas di Kamar Hotel Samarinda Usai Pesta Miras
Sekitar 1 Jam yang laluPolisi Tangkap 2 Pelaku Pembunuhan Mayat Dalam Karung di Tol Cibitung-Cilincing
Sekitar 2 Jam yang laluPolisi Diserang Warga Saat Tangkap Bandar Narkoba di Sidrap Sulsel
Sekitar 2 Jam yang laluPDIP Bakal Bentuk Kantor Pusat Koordinasi Relawan Ganjar
Sekitar 3 Jam yang laluBaru Selesai Dibangun, Jalan di Perbatasan Timor Leste Rusak
Sekitar 3 Jam yang laluBayi Laki-Laki Ditemukan Bersama Sepucuk Surat dan Kalung Emas di Bekasi
Sekitar 4 Jam yang laluMahfud MD Minta Polisi Selidiki Sumber Denny soal Putusan MK Proporsional Tertutup
Sekitar 4 Jam yang laluTiga Pekerja di Kudus Tewas Tertimbun Longsor Saat Perbaiki Talud Setinggi 12 Meter
Sekitar 4 Jam yang laluKunjungi Banten, Ganjar Pranowo Sowan ke Abuya Muhtadi
Sekitar 4 Jam yang laluSBY soal PK Moeldoko: Jika Keadilan Tak Datang, Kita Berhak Perjuangkan
Sekitar 4 Jam yang laluAyah Siswa Tewas Jatuh dari Lantai Delapan Temukan Kejanggalan Pesan WA Anaknya
Sekitar 5 Jam yang laluSBY soal Proporsional Tertutup di Pemilu 2024: Bisa Menimbulkan 'Chaos' Politik
Sekitar 5 Jam yang laluTak Cuma Komandan Pasukan HUT RI Istana, Polisi Penjual Pecel Ayam juga Pasukan PBB
Sekitar 2 Hari yang laluTuruti Keinginan Anak, Bapak Ini Nekat Cegat Mobil Patroli Polisi di Pingir Jalan
Sekitar 2 Hari yang laluIni Jenderal Polisi Pendiri Brimob, Pernah Protes Pengangkatan Kapolri dan Diasingkan
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Perintah Mahfud! Kapolda Gerak Penahanan Wanita Korban KDRT Ditangguhkan
Sekitar 2 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 6 Hari yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 4 Jam yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 3 Hari yang laluKalah dari Persebaya, Bali United Tak Agendakan Uji Coba Lagi Sebelum Melawan PSM
Sekitar 2 Jam yang laluCari Suasana Baru, Persib Lanjutkan TC di Yogyakarta
Sekitar 5 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami