Antisipasi Hepatitis Akut, Warga Solo Diminta Hidup Bersih dan Sehat
Merdeka.com - Belum lama ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia. Meski belum terindikasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melakukan langkah antisipatif.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan, langkah tersebut di antaranya dengan menggalakkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Kita harus antisipasi, mudah-mudahan tidak terjadi, makanya PHBS kami galakkan. Sampai saat ini belum ada laporan adanya penyakit Hepatitis Akut dari rumah sakit-rumah sakit di Kota Solo. Mudah-mudahan tidak ada laporan," ujar Siti, Senin (9/5).
Siti menyebut, setiap orang memiliki kemungkinan terjangkit hepatitis akut. Apalagi penyebarannya tergolong sangat cepat.
"Saya mengimbau masyarakat lebih memperhatikan personal higienis. Misalnya sering melakukan cuci tangan dan tidak menggunakan alat makan yang sudah digunakan orang lain sebelum dicuci," sarannya.
"Cuci tangan, jangan memakai sendok bareng-bareng. Kalau makan yang harus diantisipasi sendok dan gelas," katanya lagi.
Ia memperingatkan para orang tua yang memiliki anak usia 14 tahun, karena rentang usia tersebut adalah usia yang rentan terjangkit hepatitis akut.
"Paling rentan usia 14 tahun ke bawah. Anak-anak kan belum mengerti higienis sanitasinya," jelas dia.
Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan varian baru hepatitis itu menjangkit usia-usai dewasa, sehingga perlu diketahui gejalanya.
"Gejalanya itu lemas, muntah, mual. sama dengan hepatitis biasa. Terus sebah," tutup dia.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengemukakan, monitoring terutama kepada anak-anak akan digiatkan untuk mengantisipasi terkena hepatitis akut.
"Di Solo belum ada kasus, tenang saja. Tetap kita waspadai dan antisipasi jangan sampai ada kasus," ucap dia
Jika ada gejala pada anak-anak khususnya, lanjut dia, akan segera diamankan. Yang bersangkutan akan diminta untuk isolasi.
"Kalau gejalanya sudah kelihatan langsung diamankan dan diisolasi. Monitoring kita lakukan terutama pada anak-anak," pungkas dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca SelengkapnyaMudik Lebaran identik dengan perjalanan panjang yang bisa memicu aritmia hingga henti jantung.
Baca SelengkapnyaBanyak orang belum memahami penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaViral satu keluarga pemudik diduga alami keracunan AC mobil hingga sebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaPemerintah dinilai kecolongan lantaran sibuk dengan pencegahan pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaIndonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca Selengkapnya