Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Anak Buah Juliari Batubara Didakwa Lakukan Penunjukan Langsung Penyedia Bansos

Anak Buah Juliari Batubara Didakwa Lakukan Penunjukan Langsung Penyedia Bansos Juliari Batubara diperiksa KPK. ©Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Merdeka.com - Anak buah eks Menteri Sosial Juliari Peter Batubara, Matheus Joko Santoso ikut didakwa soal pengadaan bansos penanganan Covid-19. Selain didakwa menerima suap, Matheus didakwa melakukan penunjukkan langsung vendor penyedia bansos sembako covid-19.

Matheus merupakan Pejabat pembuat komitmen (PPK) bantuan sosial (bansos) Kementerian Sosial yang ditunjuk Juliari.

"PT Rajawali Parama Indonesia ditunjuk sebagai penyedia barang dalam pengadaan bansos," ujar KPU KPK khsan Fernandi di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu, (21/4).

Jaksa menuturkan, Matheus menunjuk penyedia barang sesuai ketentuan, menilai pekerjaan penyedia, dan melakukan pembayaran atas pekerjaan penyedia dalam pengadaan bansos. Dia bilang, penunjukan perusahaan tersebut dinilai menimbulkan pertentangan conflict of interest dengan jabatannya.

"Dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan atau persewaan yaitu Terdakwa dengan menggunakan PT Rajawali Parama Indonesia sebagai penyedia barang dalam Pengadaan Bantuan Sosial Sembako Dalam Rangka Penanganan Covid-19 pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKBS) Kementerian Sosial Tahun 2020," tuturnya.

Jaksa mengungkapkan, kasus ini bermula saat Matheus menyuruh koleganya Daning Saraswati dan Wan M Guntar untuk mendirikan PT Rajawali Parama Indonesia pada Agustus 2020. Perusahaan tersebut pun diminta mengurus perizinan perusahaan sebagai penyedia bansos.

Kemudian, Pada Oktober 2020, posisi Matheus digantikan oleh Adi Wahyono yakni juga kuasa pengguna anggaran (KPA) pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKBS) Kementerian Sosial Tahun 2020.

Matheus pun masih meminta Adi Wahyono mengkoordinasikan penunjukan perusahaan itu. Dengan itu pula, di kondisikan juga jumlah paket sembako untuk bansos dari perusahaan tersebut.

"Selanjutnya Terdakwa merekomendasikan PT Rajawali Parama Indonesia kepada Adi Wahyono untuk ditunjuk sebagai penyedia bansos untuk tahap 11 dengan jumlah 18.713 paket, tahap komunitas dengan jumlah 16.914 paket dan tahap 12 dengan jumlah 18.713 paket dalam pelaksanaan pengadaan bansos," ucap jaksa.

Matheus juga disebut Jaksa memberikan Rp3 miliar kepada Wan M Guntar yang telah diangkat sebagai direktur PT Rajawali Parama Indonesia. Uang itu sebagai modal dalam pelaksanaan pengadaan bansos.

"Terdakwa juga yang menentukan supplier untuk menyediakan barang sembako bagi PT Rajawali Parama Indonesia dalam pelaksanaan bansos sembako," ujar jaksa.

Kemudian, setelah PT Rajawali Parama Indonesia menerima pembayaran uang atas pelaksanaan bansos tahap 12, Matheus menyuruh Wan M Guntar untuk menarik uang. Penarikan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 3 Desember 2020 sebesar Rp5,72 miliar.

Kemudian pada tanggal 4 Desember 2020 menarik uang sebesar Rp2,36 miliar. Seluruh uang itu pun diserahkan ke Matheus.

Pada perkara ini Matheus didakwa melanggar Pasal 12 huruf i Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

Sebelumnya, Matheus juga didakwa menerima bersama-sama mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara didakwa menerima suap dengan total Rp32,48 miliar. Uang haram tersebut diperoleh dari penyedia barang untuk pengadaan paket bantuan sosial (bansos) sembako dalam rangka penanganan covid-19.

Matheus disebut mengetahui penerimaan uang kepada Juliari. Fulus sebesar Rp1,28 miliar diperoleh dari konsultan hukum Harry Van Sidabukke.

Berikutnya uang sebesar Rp1,95 miliar dari Direktur Utama PT Tigapilar Agro Utama, Ardian Iskandar Maddanatja. Selain itu, Juliari diduga juga menerima Rp29,25 miliar dari sejumlah pengusaha penyedia bansos sembako.

Uang-uang tersebut diberikan karena terkait dengan penunjukan PT Pertani (Persero), PT Mandala Hamonangan Sude, dan PT Tigapilar Agro Utama serta beberapa penyedia barang lainnya dalam pengadaan bansos sembako pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKBS) Kemensos.

Pada perkara ini Matheus didakwa melanggar Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Juncto pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana Juncto Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tanggapi Kubu Ganjar, Istana: Penyaluran Bansos Tak Ada Hubungan dengan Proses Pemilu
Tanggapi Kubu Ganjar, Istana: Penyaluran Bansos Tak Ada Hubungan dengan Proses Pemilu

Saat ini banyak rakyat atau keluarga miskin yang membutuhkan bantuan akibat kenaikan harga bahan-bahan pokok.

Baca Selengkapnya
Bawaslu Nyatakan Prabowo Langgar Undang-Undang Saat Kampanye di Bengkulu
Bawaslu Nyatakan Prabowo Langgar Undang-Undang Saat Kampanye di Bengkulu

Bawaslu menyebut, pelanggaran itu diketahui setelah pihaknya melakukan klarifikasi dan kajian.

Baca Selengkapnya
Ringkus Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Polisi Usut Kaitan dengan Murtala Ilyas
Ringkus Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Polisi Usut Kaitan dengan Murtala Ilyas

Ada empat tersangka ditangkap di Jawa Tengah yang membawa barang bukti 51 kilogram sabu dengan modus kamuflase menjadi teh China.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penyaluran Bansos Minta Ditunda di Masa Pemilu, Kepala Bapanas: Makannya Boleh Ditunda Enggak?
Penyaluran Bansos Minta Ditunda di Masa Pemilu, Kepala Bapanas: Makannya Boleh Ditunda Enggak?

Arief mengaku, dirinya telah mendapat penugasan dari pemerintah dalam rapat terbatas untuk tetap menyalurkan bansos pangan.

Baca Selengkapnya
Dijemput Paksa Jaksa, Terpidana Korupsi Buldoser di Bekasi Sempat Coba Bepergian ke Sejumlah Kota
Dijemput Paksa Jaksa, Terpidana Korupsi Buldoser di Bekasi Sempat Coba Bepergian ke Sejumlah Kota

Jaksa menjemput paksa Soni Petrus, terpidana korupsi pengadaan alat berat pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekas. Dia langsung dijebloskan ke penjara.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024

Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.

Baca Selengkapnya
Jenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah
Jenderal Polisi Pecat Anggota Polwan, Kapolres Langsung Coret 'Wajahnya' di Depan Anak Buah

Kapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.

Baca Selengkapnya
Dijanjikan Upah Rp135 Juta, Kurir Sabu 15 Kilogram Ditangkap Polisi saat Nunggu Jemputan Rekan
Dijanjikan Upah Rp135 Juta, Kurir Sabu 15 Kilogram Ditangkap Polisi saat Nunggu Jemputan Rekan

Pelaku terancam hukuman penjara seumur hidup atau mati akibat perbuatannya.

Baca Selengkapnya
Anak Jenderal Bintang Tiga Polisi Basah-basahan Terabas Hujan, Bapaknya Kawan Kapolri
Anak Jenderal Bintang Tiga Polisi Basah-basahan Terabas Hujan, Bapaknya Kawan Kapolri

Berani terabas hujan untuk temui rakyat, begini potret anak jenderal polisi saat belusukan menjelang Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya