Amir ungkap Rangga tidak masuk sehari sebelum kematian Mirna
Merdeka.com - Wartawan Bhayangkara Indonesia (Bharindo) Amir Papalia mengaku sempat melakukan investigasi sesaat setelah kematian Wayan Mirna Salihin ramai dibicarakan. Tindakan pertamanya adalah mendatangi langsung rumah Ketua RT dekat kediaman keluarga Jessica Kumala Wongso.
"Setelah marak dipemberitaan, empat hari usai kematian Mirna, saya langsung ke rumah Pak RT-nya Jessica, Pak Paulus. Di rumah itu, saya ingin menyampaikan terkait akan hal itu. Saya di situ menjelaskan apa yang saya ingin jelaskan. Pada akhirnya, pak Paulus itu menghubungi kuasa hukum Jessica, yakni Yudi Wibowo Sukinto. Tapi, enggak diangkat oleh pak Yudi," katanya saat konfrensi pers di Hotel Santika, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (22/10).
Setelah itu, katanya, dia bertemu seorang security di kawasan perumahan Jessica, di Jakarta Utara.
"Penasaran saya, dan saya berputar mencari itu rumahnya Jessica dan ketemu dengan security. Saya di situ ceritakan, dan meminta tolong agar saya bisa melakukan mediasi. ujarnya.
Tak pantang semangat, Amir pun langsung mencari tahu kediaman ayah Mirna, Eddy Darmawan Salihin. Namun, dia tak bertemu. Hingga akhirnya menyambangi langsung Kafe Olivier.
"Akhirnya saya ambil keputusan, mendatangi ke Kafe Olivier. Saya masuk berperilaku sopan dan menanyakan keberadaan Rangga di tanggal 5 Januari 2016, sekitar pukul 15.50 WIB. Saya pun mengaku ke salah satu pegawai kalau saya ini wartawan. Akhirnya ya dihubungi manager Kafe Olivier," ujar Amir.
"Selain itu saya juga ingin bertemu Rangga. Saya juga di sana tidak makan gratis. Saya tidak memeras di sana. Saya hanya tanya Rangga di mana, tapi orangnya bilang saat itu tidak ada. Pada akhirnya saya bertemu dengan manager Kafe Olivier, dan menanyakan keberadaan Rangga apakah ada (kerja) di Tanggal 5 Januari 2016 saat itu. Kata manager kafe tidak ada. Kalau tidak ada di sana waktu itu siapa ya. Kok sama, mukanya mirip," bebernya.
Lebih lanjut, dia mengatakan ke manager tersebut ingin bertemu. Namun, manager tersebut justru menghubungi pihak kepolisian.
"Saya wartawan dan saya ingin cari tahu hal itu semua. Saya bukan polisi, saya ini wartawan setelah berapa lama, datang polisi banyak sekali saat itu. Saya jelaskan saya wartawan, saya sih memang tidak buat surat tugas dan kondisinya sudah mati (kadaluarsa). Nah, saya tegaskan ya saat itu polisi sebenarnya bukan menangkap saya saat itu, hanya bersama-sama ke Polda," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hidupnya Mengais Makanan dari Tong Sampah Mirip Gelandangan, Tapi Ternyata Miliuner yang Punya 10 Rumah
Baca SelengkapnyaMelelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat
Baca SelengkapnyaRahasia Hilangnya Kota Emas Firaun Terkuat di Mesir Selama 3.000 Tahun
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ekspedisi pencarian bangkai kapal ini telah berlangsung bertahun-tahun, namun hasilnya nihil.
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaUsia Alam Semesta Ternyata Dua Kali Lebih Tua Dari Dugaan Sebelumnya, Begini Cara Ilmuwan Menghitungnya
Baca SelengkapnyaBuronan tersebut dikenal sebagai penembak ulung yang tak kenal ampun dan tidak pernah ragu untuk menggunakan kekerasan.
Baca SelengkapnyaKomisaris Jenderal Polisi Rudy Sufahriadi menyampaikan pesan menyentuh terkait cinta dan keluarga. Baginya mencintai istri dan keluarga adalah kekuatan utama.
Baca SelengkapnyaSebelum dtemukan jadi mayat, korban sempat ditemani suaminya berobat ke sebuah rumah sakit tapi tiba-tiba saja menghilang.
Baca Selengkapnya