Alwi Shihab mangkir dari panggilan Panwaslu Kediri
Merdeka.com - Alwi Shihab yang juga tim sukses capres–cawapres Jokowi - JK hari ini (23/6) pukul 14.00 mangkir dari panggilan Panwaslu Kabupaten Kediri terkait, orasinya di harlah Muslimat NU yang dianggap mengandung unsur penghasutan dan SARA.
"Kami hari ini langsung melayangkan surat panggilan kedua kepada yang bersangkutan, sebab pada panggilan pertama tidak hadir. Sesuai panggilan harusnya hari ini datang, tapi tidak ada keterangan," kata Muji Harjito, Ketua Panwaslu Kabupaten Kediri pada merdeka.com.
Surat panggilan kepada mantan Ketua Umum PKB era Gus Dur sesuai berita acara rapat pleno Panwaslu Kabupaten Kediri Nomor: 148/BA/PANWASLUKAB.KDR/VI/2014 dialamatkan langsung ke rumah Alwi Shihab di Jl. Garut 31 Jakarta Selatan.
Menurut Jito, panggilan akrab Muji Harjito setelah melihat temuan di lapangan, Alwi Shihab dan keterangan saksi ahli, Alwi diduga melanggar Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pengawasan Pemilihan Umum dan Peraturan KPU Nomor 16 Tahun 2014 tentang Kampanye Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
"Tujuan pemanggilan itu adalah klarifikasi itu untuk memperjelas apakah Alwi Shihab melanggar aturan atau tidak. Langkah ini kami lakukan setelah koordinasi dengan Bawaslu Pusat," tambah Jito.
Seperti diberitakan merdeka.com, dalam harlah Muslimat NU ke-68 di Kediri di Gedung Convention Hall SLG Kabupaten Kediri, Selasa (17/06) mantan Ketua Umum PKB-nya Gus Dur , Alwi Shihab menyampaikan orasi 'panas' berbau SARA. Dia mengatakan, bila kita nantinya milih nomor 1 maka ibu-ibu tidak lagi bisa Istighosah, karena menurut kubu Prabowo-Hatta itu adalah bid'ah. Begitu petikan ungkapan yang disampaikan Alwi Shihab .
Atas orasi yang disampaikan Alwi Shihab , Panwaslu Kabupaten Kediri melakukan pengkajian. Terutama menyoroti orasi Alwi Shihab atas tudingan jelek Alwi terhadap capres dan cawapres nomor urut 1 Prabowo-Hatta yang didukung kelompok radikal yang akan mengancam kaum Nahdliyin.
Masih kata Alwi, Prabowo - Hatta didukung oleh kelompok yang tidak sejalan dengan Nahdlatul Ulama, karena tidak menyukai pluralisme. Alwi juga menuding capres dan cawapres nomor urut 1 Prabowo Subianto - Hatta Rajasa didukung oleh kelompok Islam Wahabi radikal dari Arab Saudi yang dapat mengancam kelangsungan hidup kaum Nahdiyin di Indonesia.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bawaslu memastikan, mereka telah menjalankan apa yang menjadi tugasnya sebagai pengawas Pemilu.
Baca SelengkapnyaJulius menyampaikan, keputusan yang menetapkan Muhyani hanya melakukan pembelaan diri sudah tepat
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Warga juga diingatkan untuk selalu berbuat baik dalam bentuk apapun
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPetugas Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai, Bali, menangkap seorang pria warga negara (WN) Aljazair berinisial SAB (38).
Baca SelengkapnyaDua santri di Kediri, yang didakwa menganiaya rekannya berinisial BBM (14) hingga tewas menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan saksi.
Baca Selengkapnya