Alasan Pemerintah Hapus Syarat Tes PCR dan Antigen untuk Perjalanan Domestik
Merdeka.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi mengungkap alasan pemerintah menghapus kewajiban tes PCR atau antigen bagi pelaku perjalanan domestik yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap. Pemerintah menilai cakupan vaksinasi di Indonesia sudah tinggi.
"Kita melihat bahwa dengan adanya vaksinasi yang cakupannya sudah cukup luas hampir 91 persen untuk dosis 1, sementara dosis 2 sudah 71 persen," katanya dalam konferensi pers virtual, Selasa (8/3).
Selain itu, kekebalan kelompok atau herd immunity sudah terbentuk. Berdasarkan hasil sero survei antibodi Covid-19, 80 persen masyarakat sudah memiliki imunitas.
"Proteksi di dalam komunitas sudah kita dapatkan," ucapnya.
Menurut Nadia, pasien Covid-19 yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap berisiko kecil menularkan virus kepada orang lain. Bahkan, vaksinasi mampu mengurangi risiko fatalitas jika terinfeksi Covid-19.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 ini menyebut kemungkinan kasus Corona bisa meningkat saat kewajiban tes PCR atau antigen dihapuskan. Namun, belum bisa diprediksi apakah masuk kategori melonjak atau sebaliknya.
Nadia berpendapat, yang terpenting saat ini pemerintah menyiapkan upaya penanganan saat kasus Covid-19 kembali meningkat dampak penghapusan kewajiban tes PCR atau antigen bagi pelaku perjalanan yang sudah vaksinasi lengkap.
"Kita akan hidup berdampingan dengan Covid-19. Sehingga yang paling penting kalau terjadi peningkatan kasus kita bisa menanganinya dan tidak membebani fasilitas pelayanan kesehatan," ujarnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPolio bisa menginfeksi anak lewat berbagai cara. Dengan mengetahui cara penularan polio ini, orang tua bisa mewaspadai apa saja yang berisiko untuk anaknya.
Baca SelengkapnyaImunodefisiensi adalah kondisi di mana sistem imun seseorang melemah atau tidak dapat berfungsi dengan baik dalam melawan infeksi.
Baca Selengkapnya