Akbar Tanjung sebut demokrasi Indonesia kebablasan
Merdeka.com - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut bahwa iklim demokrasi di Indonesia sudah kebablasan mendapat kritikan dari politikus senior Partai Golkar, Akbar Tanjung.
Saat ditemui di Solo, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar itu mengatakan, proses demokrasi di Indonesia dinilai harus dilakukan perbaikan.
"Kita mengalami trial and error yang bisa juga dikatakan kebablasan atau sebutan yang lain. Yang paling penting bagaimana kita memperbaiki kondisi ini. Semua tentu harus melalui mekanisme Undang-Undang karena kita adalah negara hukum," ujar Akbar kepada wartawan di sela menghadiri pengukuhan Ketua Komisi Yudisial (KY) Prof Dr Aidul Fitriciada Azhari sebagai Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Solo, Kamis (23/2).
Menurut Akbar, sistem demokrasi di Indonesia sudah cukup teruji dan telah melalui perjalanan cukup panjang. Ia menilai sistem demokrasi di Indonesia juga berbasis kepada Pancasila dan konstitusi, yang menyatakan sebagai negara hukum, bukan negara kekuasaan.
"Tetapi dalam prosesnya, demokrasi kita digambarkan seolah-olah ada kebebasan yang berlebihan. Sehingga muncul istilah kebablasan seperti yang diucapkan Pak Jokowi (Joko Widodo)," ungkapnya
Namun, lanjut dia, proses tersebut dinilai hanya sebatas adanya uji coba dan gagal, sehingga harus kembali ke jalur yang benar.
"Ada kekeliruan dan harus dilakukan perbaikan sesuai aturan yang ada," tandasnya.
Akbar mencontohkan, sistem demokrasi Indonesia yang terlalu bebas, seingga memunculkan partai politik yang cukup banyak, namun tidak ada dampak positif di masyarakat. Kondisi demokrasi saat ini, lanjut dia, membuka peluang terjadinya artikulasi politik ekstrem yang bertentangan dengan Pancasila.
"Penyimpangan praktik demokrasi secara jelas terlihat dari persoalan politisasi SARA," pungkas Akbar.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo: Saya Sudah Buktikan Komitmen pada Demokrasi, Dulu Dituduh Kudeta Tapi Tidak Dilakukan
Prabowo Subianto mengaku berkomitmen dengan sistem demokrasi.
Baca SelengkapnyaMakna Demokrasi, Tujuan, dan Prinsipnya, Perlu Diketahui
Dalam sistem demokrasi, rakyat memegang kekuasaan tertinggi.
Baca SelengkapnyaGanjar Tutup Debat Capres: Rakyat Dikecewakan Pemimpin dan Lawan Politik Dinasti
Ganjar mengatakan, rakyat Indonesia sudah sering dikecewakan oleh para pemimpinnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
7 Hari Jelang Pencoblosan, Semua Pihak Diminta Bijak Jaga Stabilitas Politik
Indonesia akan memilih pemimpin baru pada 14 Februari 2024
Baca SelengkapnyaMengenal Sistem Pemilu di Indonesia, Lengkap Beserta Asas dan Tujuannya
Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses demokratis yang dilakukan secara periodik di suatu negara untuk memilih wakil rakyat atau pemimpin tertentu.
Baca SelengkapnyaUsai Kritik Prabowo, Ganjar Siapkan Solusi Jitu Ini untuk Memperkuat Pertahanan Negara
Ganjar Pranowo mengkritik pembelian alutsista bekas dan kebijakan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan saat Debat Capres.
Baca SelengkapnyaIstana Kutip Pernyataan Ganjar: Jangan Sampai Menganggap Lawan Politik Itu Sebagai Musuh
Ari lantas mengutip pernyataan Ganjar agar persatuan Indonesia harus terus dibangun melalui kedewasaan berdemokrasi dan berpolitik.
Baca SelengkapnyaKampanye Akbar di Tapanuli Selatan, Anies Sapa Pendukung dari Sunroof Mobil dan Diberi Penutup Kepala Ampu
Anies juga akan bertolak ke Deli Serdang untuk melanjutkan kampanye akbar di lapangan Reformasi Deli Serdang.
Baca SelengkapnyaPAN Sesalkan Data Pertahanan Diumbar saat Debat: Mungkin Capres Lain Cocok Jadi Gubernur dan Dosen
PAN menilai Indonesia penting memiliki Presiden seperti Prabowo Subianto yang mengerti dan memahami tentang geopolitik, pertahanan dan keamanan.
Baca Selengkapnya