Ada 1.000 Lebih WNI Terkontaminasi ISIS, Pemerintah Diingatkan Jangan Kecolongan Lagi
Merdeka.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj tidak menampik pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyatakan bahwa 187 WNI diduga terlibat jaringan teroris internasional. Dia menjelaskan terdapat 1.000 lebih WNI yang tergabung dan menjadi simpatisan ISIS.
"Iya, kalau saya katakan 1.000 lebih yang bergabung ISIS saya tahu," kata Said Aqil di Gedung PGI, Jakarta Pusat, Sabtu (11/1).
Said pun mengingatkan pemerintah untuk mengurus hal tersebut dan meminta para WNI yang terkontaminasi jaringan teroris harus disaring kembali.
"Menurut saya, lihat dulu, mereka sudah betul-betul menyesali, betul-betul kalau kembali pulang berjiwa nasionalis, silakan. Mereka kan meninggalkan Indonesia dalam rangka membangun khilafah di sana," kata Said.
Pemerintah kata Said harus terus tegas terkait program deradikalisasi. Jangan sampai para WNI terkontaminasi kembali. "Harus betul-betul serius menanganinya. Jangan cuma abal-abal. Nanti kecolongan. Alasan kecolongan, minta maaf," cetusnya.
Bantah Benturan Peradaban
Said juga menolak tesis benturan peradaban pasca keruntuhan Uni Soviet yang dicetuskan oleh Ilmuwan Politik Amerika Serikat (AS), Samuel P. Huntington. Menurut dia, benturan Islam dengan budaya lain hanya berlaku di negeri Timur Tengah. Tesis ini tidak mempan terhadap bangsa Indonesia yang majemuk.
"Bahwa setelah bubarnya komunis yang terjadi adalah perang peradaban, agama dan suku. Mari kita tunjukkan barangkali di Timur Tengah ente berhasil, tapi di Indonesia jangan harap berhasil," ucapnya.
"Kita buktikan teori Samuel Huntington tidak terjadi di Indonesia, gagal,"katanya.
Menurut Said, hal itu karena bangsa Indonesia telah mapan. Dan telah kelar dengan perdebatan mengenai perbedaan. "Karena perbedaan agama, permusuhan karena perbedaan suku sudah selesai," tegas dia.
Tesis Huntington termaktub dalam karya magnum opus dengan judul Benturan Antarperadaban dan Masa Depan Politik Dunia atau dalam judul asli dikenal dengan The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order.
Buku ini menjadi kajian sekaligus perdebatan bertahan-tahun para ilmuwan politik yang membahas mengenai relasi Islam dengan dunia Barat. Utamanya pasca tragedi 9/11 atau serangan teroris terhadap Gedung World Trade Center (WTC) di New York, AS pada 11 September 2001.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fakta Baru Karyawan KAI Pendukung ISIS: Aktif Sebarkan Konten Propaganda Terorisme
Kasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada
Baca SelengkapnyaIni Lima Napi Lapas Salemba Kasus Terorisme yang Ikrar Janji Setia kepada NKRI
Turut hadir pula Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Tonny Nainggolan.
Baca SelengkapnyaPernah Ikut Baiat ISIS, Tiga Napi Teroris di Makassar Bersumpah Setia NKRI
Tiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cara Jenderal TNI Bintang 4 Antisipasi Serangan KKB Papua Saat Hari Pencoblosan Pemilu
Jelang hari pencoblosan Pemilu 2024, TNI AD menyiapkan sejumlah rangkaian antisipasi pengamanan
Baca SelengkapnyaPengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma
Peristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.
Baca SelengkapnyaKisah Empat WNI di Malaysia Lolos dari Hukuman Mati dan Seumur Hidup
Pengacara mengatakan kepada majelis hakim pemohon telah menyatakan insaf dan bertobat, dan hanya sekali mengajukan banding ke Mahkamah Tinggi.
Baca Selengkapnya2 TNI & 1 Warga Ditembak KKB dari Jarak 20 Meter, Ini Kronologinya
Ketiga korban termasuk dua anggota TNI dalam kondisi stabil setelah mendapat penanganan dari tenaga medis di RSUD Dekai
Baca SelengkapnyaBersenjata Lengkap, Begini Aksi Jenderal TNI Maruli Simanjuntak di Satgultor 81 Kopassus Taklukan Target Teror
Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak terima Brevet Anti Teror Kehormatan. Begini aksinya bersenjata lengkap.
Baca SelengkapnyaTiba-Tiba Jatuh, Anggota TNI Meninggal saat Jaga Rapat Pleno Pemilu
Tim medis yang melakukan pertolongan menyatakan korban Serma Fedi telah meninggal dunia.
Baca Selengkapnya