Abraham Samad Jawab Tegas Tuduhan Skenario Besar Anas Urbaningrum
Merdeka.com - Partai Demokrat melempar bola panas ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) era Abraham Samad, Bambang Widjajanto (BW) sebagai Wakil Ketua KPK dan penyidik Novel Baswedan. Bola panas terkait Anas Urbaningrum yang menyebut ada skenario besar untuk menjebloskannya ke penjara.
Saat dikonfirmasi, Mantan Ketua KPK Abraham Samad tegas membantah tuduhan tersebut.
Samad mengungkap penetapan tersangka Anas Urbaningrum sudah melalui prosedur penyelidikan.
"Bahwa ada tindak pidana korupsi yang harus ditindaklanjuti dalam Kasus Hambalang. Kemudian yang kedua yang harus dipahami KPK selalu bekerja profesional dan on the track dalam penegakan hukum," kata Samad saat kepada merdeka.com, Kamis (13/4).
Proses penegakan hukum di KPK kala itu, kata Samad, melalui gelar perkara yang bersifat kolektif kolegial.
"Semua keputusan seluruh keputusan yang diambil setiap kasus itu berdasarkan forum gelar perkara yang dihadiri seluruh penyidik KPK plus seluruh pimpinan KPK. Dan keputusan yang diambil adalah kolektif kolegial. Jadi bukan orang perorang," kata dia.
Dengan melibatkan seluruh unsur pimpinan sampai penyidik dalam menentukan status hukum. Sehingga, bukan seperti instruksi dari atasan, hal itu yang membuat berbeda KPK dengan institusi penegak hukum lainnya.
"Tidak ada satu orang pun yang bisa mentersangkakan orang hanya dengan satu orang. Selain lewat gelar perkara dan lewat keputusan yang diambil melalui kolektif kolegial. Itu ada di uu dan harus dijalankan," tuturnya.
"Beda dengan institusi lain, misalkan kepolisian atau kejaksaan kan bukan kolektif kolegial. Makanya kan di sana sifatnya komisioner, makanya beda kalau polisi kan kepala kepolisian, jaksa, kepala jaksa agung karena dia sifatnya dari atas ke bawah," tambah dia.
Kendati demikian, Samad menanggapi soal 'nyanyian' Anas Urbaningrum yang telah lepas dari jeratan penjara. Sebagai suatu hal yang wajar, upaya untuk memberikan pembelaan.
"Jadi clear. Dan menurut saya wajar-wajar saja kalau orang sudah keluar dari penjara. dan menyatakan dirinya tidak bersalah wajar saja. Tapi apakah benar atau tidak kan bisa dilihat dari putusannya," ujarnya.
Sebab walaupun Anas memberikan beragam pembelaan, Samad menyatakan fakta hukum sudah ada. Lantas, apa yang disampaikannya mulai dari putusan tingkat pertama sampai kasasi, hingga PK telah menyatakan bersalah.
"Kalau dia tidak bersalah pasti ada salah satu putusan baik di PN tinggi kah atau MK yang putusannya membebaskan dia. Tapi ini kan tidak Anas kan punya perkara dari PN, Kasasi, sampai PK tidak ada satupun putusan yang membebaskan dia," tuturnya
"Dan sudah incraht itu artinya tidak ada yang bisa diperdebatkan. Secara hukum dia sudah dinyatakan bersalah dan dihukum dan menjalani masa hukumannya," tambahnya.
Bukan Hanya Anas Orang SBY Pun Kena
Di samping itu, Samad juga menjawab atas tudingan KPK yang kala itu sengaja mengusut kasus korupsi Anas. Dengan motif sekedar menjatuhkan karir politiknya, karena berseteru dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Sama sekali tidak ada, ini kan kasus Hambalang. Dan bukan cuman Anas ada menteri pemuda dan olahraga, andi alvian (Alvian Andi Mallarangeng), Nazaruddin macam-macam kan," sebutnya.
Maka, ia menilai bila tudingan KPK dipesan hanya untuk menjatuhkan Anas tidaklah benar. Sebab, dalam kasus korupsi mega skandal Hambalang ada orang dekat dari SBY yang juga terjerat.
"Buktinya ada alvian (Andi Malarangeng), alvian kan dibilang orangnya SBY. Kalau dikatakan skenario alvian orangnya SBY. jadi ini sama sekali tidak ada skenario," kata dia.
Samad menyarankan agar masyarakat bisa dengan jeli melihat statemen-statemen terkait kasus Hambalang. Khususnya terkait Anas, dengan melihat fakta hukum yang telah tersaji selama perkara berproses.
"Agar bisa membedakan mana yang manipulatif, objektif kan begitu. Jadi seperti yang saya sampaikan alasan-alasan hukum yang tidak bisa dibantahkan. Kalau asumsi bisa di challenge, kalau itu kan fakta hukum tidak ada yang bebas," tegasnya.
Skenario Dimaksud Anas
Seorang sumber yang kenal dekat dengan Anas Urbaningrum membocorkan, setelah bebas Anas akan mengkonfirmasi kepada sejumlah orang yang terlibat dalam skenario tersebut.
Bahkan, kata dia, ada satu narasumber kunci yang telah menyampaikan permohonan maaf kepada Anas karena ikut terlibat dalam skenario besar menjebloskan Anas ke dalam penjara.
"Termasuk orang yang merancang melemparkan telur ke Anas saat di KPK," kata sumber itu saat berbincang dengan merdeka.com.
Sumber ini memberikan sejumlah bukti-bukti kepada merdeka.com. Bukti tersebut berupa foto surat pengakuan orang tersebut dan rekaman permintaan maaf.
Foto tersebut juga menunjukkan sang eksekutor skenario tengah berpose dengan sejumlah orang penting.
Loyalis Anas, Gede Pasek Suardika mengakui, memang ada beberapa orang yang telah meminta maaf kepada Anas. Salah satunya, Muhammad Nazaruddin.
Bahkan menurut dia, sebelum bebas, Nazar sempat bersimpuh di kaki Anas. Dia meminta maaf kepada Anas. Kata Pasek, Anas pun memaafkan.
"Lho mas, kok dimaafin ini (Nazaruddin)," kata Pasek saat berbincang dengan Anas.
"Ya mau gimana lagi bli, siapa tahu besok-besok dia bisa sadar," jawab Anas saat ditanya Pasek.
"Siapa tahu dengan dimaafin dia sadar gitu jawabannya Mas Anas. Kalau saya maunya kan marah," ujar Pasek yang juga Ketua Umum PKN.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sudirman Said melakukan komunikasi dengan kubu pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Baca SelengkapnyaRatusan pasien terpaksa dievakuasi untuk memastikan bangunan rumah sakit aman dihuni pasca gempa.
Baca SelengkapnyaKetujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
"Jawa Tengah adalah tetap betul daerah menantang tapi itu potensi besar bagi Anies dan Muhaimin,"kata Sudirman
Baca SelengkapnyaSebelum dibunuh, H menganiaya istrinya selama tiga hari karena cemburu.
Baca SelengkapnyaYosep merupakan otak pembunuhan terhadap istri dan anak kandungnya tersebut.
Baca SelengkapnyaAnies juga akan bertolak ke Deli Serdang untuk melanjutkan kampanye akbar di lapangan Reformasi Deli Serdang.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi Karya Sumadi mengakui 3 lokasi arus mudik lebaran menjadi yang paling menantang untuk diselesaikan.
Baca SelengkapnyaSudah ada sembilan tersangka dari puluhan saksi diperiksa Kejagung,
Baca Selengkapnya