Abraham Samad: Bagi KPK teror itu sudah seperti sarapan pagi
Merdeka.com - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad mengatakan bahwa teror merupakan hal yang sudah sering dialami oleh penyidik KPK. Ia bahkan mengatakan teror sudah seperti sarapan pagi.
"Sering lah (teror terjadi). Kalau bagi KPK itu sudah seperti sarapan pagi sebenarnya," ungkapnya usai menjenguk Novel Baswedan di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jakarta Utara, Selasa (11/4).
Lebih jauh, ia mengatakan bahwa hal tersebut tidak perlu dibesar-besarkan karena akan membuat pihak yang meneror merasa berhasil.
"Kita harus mampu menghadapi, bahwa kita tidak takut. Sebenarnya sikap kita harus begitu. Itu yang harus diperlihatkan," tambahnya.
Ia pun menjelaskan bahwa jika ada keragu-raguan dan ketakutan maka yang menang adalah pihak yang meneror. "Jadi kita harus menunjukan diri kita bahwa kita tidak takut terhadap teror," tukasnya.
Ketika dimintai pendapat tentang adanya kaitan antara teror yang diterima Novel Baswedan dan kasus e-KTP, Abraham tak mau berspekulasi. "Wah itu masih terlalu pagi kan. Nggak boleh spekulasi begitu," ujarnya.
Menurutnya, kasus ini harus diselidiki agar pelaku dan dalang di balik teror segera dibekuk. "Harus diselidiki secermat mungkin supaya kita tahu siapa yang menjadi dalang teror ini," tutupnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arief Prasetyo meminta penjadwalan ulang. Ali menjamin, KPK akan menginformasikan jadwal pemeriksaan berikutnya.
Baca SelengkapnyaAS ditahan 20 hari pertama terhitung tanggal 23 Februari 2024 sampai dengan 13 Maret 2024 di Rutan KPK.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor menyatakan menghormati langkah (KPK menetapkan dirinya sebagai tersangka korupsi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merilis tingkat kepatuhan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Tahun 2023
Baca SelengkapnyaMahfud menegaskan keberadaan lembaga antirasuah itu masih sangat dibutuhkan untuk memberantas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Baca SelengkapnyaDalam kasus timah, merugikan negara mencapai ratusan triliun rupiah.
Baca SelengkapnyaPPP harus percaya dengan diri mereka sendiri melalui data serta bukti-bukti yang akan diajukan ke MK.
Baca SelengkapnyaKPK ingatkan pasangan Prabowo-Gibran dalam hal memperkuat KPK
Baca SelengkapnyaDari yang terlihat, setidaknya ada 4 koper yang dibawa oleh petugas KPK
Baca Selengkapnya