8 Siswa SMA Pesta Miras di Kelas saat Perayaan Hari Guru

Merdeka.com - Delapan Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) 5 Kota Jambi, ketahuan pesta miras di ruangan kelas saat perayaan hari guru nasional pada Jumat (25/11). Pelajar tersebut terancam dihukum dikeluarkan dari sekolah.
Kepala Sekolah SMAN 5 Kota Jambi, Muhammad Salim membenarkan ada delapan siswa yang sedang proses dikeluarkan dari sekolah lantaran kedapatan mengonsumsi miras di ruang kelas saat peringatan hari guru.
"Sampai sekarang kita sudah panggil 8 orangtua siswa yang terlibat dalam masalah miras. Dan kita sepakat untuk mengeluarkan siswa karena sudah ada sekolah yang menerima," kata Salim saat di konfirmasi melalui pesan singkat, Selasa (6/12).
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Kenapa sekolah mengeluarkan siswa korban? Menurut Novi, sekolah sebagai rumah kedua dari siswa itu, wajib memberikan perlindungan dan pendampingan. Karena korban masih dalam kategori anak di bawah umur dan tergolong kaum yang rentan mengalami kekerasan seksual.
-
Kenapa Farouk terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Kenapa ratusan pelajar itu ditangkap? 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Apa dampaknya jika anak dipaksa sekolah sebelum siap? Saat memaksakan anak untuk belajar dan menitipkan sekolah sebelum cukup umurnya, akan memiliki dampak pada psikologis anak.
-
Mengapa siswa libur sekolah saat awal Ramadhan? Liburan ini menjadi kesempatan berharga bagi siswa untuk mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan dan beristirahat setelah menjalani pembelajaran yang intens.
Dia akan memfasilitasi orangtua dan siswa dalam proses pemindahan siswa tersebut nantinya. Dengan demikian, sekolah tetap bertanggung jawab terhadap siswa agar tidak sampai putus sekolah.
Komunikasi dengan kepala sekolah lain, sudah ada yang mau menerima siswa. Kendati demikian, belum ada siswa yang dikeluarkan dari sekolah.
"Semua masih proses. Jadi siswa-siswa ini, belum dikeluarkan dari sekolah," kata Salim.
Untuk mengeluarkan siswa, kata Salim, sekolah memiliki banyak pertimbangan di antaranya dari catatan-catatan guru terkait perilaku siswa selama di sekolah.
"Ya guru-guru taulah itu, karakter siswa seperti apa, track record-nya gimana. Mungkin yang begitu-begitu akan kita distribusikan ke orangtua. Kebaikan anaknya dan kebaikan sekolah yang harus dijaga," tegas Salim.
Sekolah Melakukan Penyelidikan
Terkait jumlah siswa yang terlibat dalam proses miras, kata Salim jumlahnya masih diidentifikasi dan sedang proses melakukan pemanggilan-pemanggilan terhadap siswa yang diduga terlibat dengan kisaran belasan siswa.
Sementara itu, Kabid SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Misrinaldi mengatakan pelajar yang kedapatan pesta miras ada guru datang ke kelas dikarenakan mendengar suara musik yang keras.
"Kita dorong agar sekolah dalam memberikan hukuman terhadap siswa yang mabuk-mabukkan di ruang kelas, tetap mempertimbangkan keadilan," kata dia.
Dia mengatakan, jumlah siswa yang melakukan pesta miras di ruang kelas belum diketahui jumlahnya. Sebab proses tindakan oleh sekolah terus berjalan.
Sekolah memang memiliki otoritas untuk melakukan tindakan atas perbuatan siswa yang terjadi di sekolah. Apalagi perbuatannya akan berdampak negatif terhadap siswa lain dan merusak nama baik sekolah.
Dalam kasus ini, kata Misrinaldi poin pentingnya adalah pemerintah tidak menginginkan adanya siswa yang putus sekolah.
"Kita dorong jangan sampai ada siswa yang putus sekolah. Walaupun harus dikeluarkan, sekolah bersama orangtua harus memastikan lebih dulu, ada sekolah yang mau menerima siswa yang bermasalah," kata Misrinaldi.
Sehari lalu, sudah ada 6 siswa yang telah dipanggil orang tuanya dan telah dilakukan pembicaraan untuk memindahkan siswa yang kedapatan mabuk-mabukan di kelas. Dengan demikian, sudah dilakukan tindakan tegas terhadap siswa yang telah melakukan kesalahan berulang.
Pemberian sanksi sesuai aturan sekolah, kata Misrinaldi semangatnya tidak mengeluarkan siswa dari sekolah, karena bisa memicu angka siswa yang putus sekolah menjadi tinggi.
Seluruh siswa yang terlibat pesta miras akan diakumulasi berdasarkan catatan di "buku hitam" sekolah. Tentu dengan siswa yang telah berulang kali melakukan kesalahan, maka akan dikeluarkan dari sekolah.
"Mereka baru dikeluarkan setelah ada sekolah yang mau menerima anak itu. Artinya dia tetap sekolah, di tempat yang baru," kata Misrinaldi.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Video berdurasi 52 detik itu menampilkan guru dan sejumlah siswa baik perempuan hingga laki-laki duduk di lantai bersama beberapa botol miras.
Baca Selengkapnya
Puluhan pelajar salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri di Garut, Jawa Barat, Minggu (21/1) dini hari digelandang ke Mapolres Garut.
Baca Selengkapnya
Sebanyak 10 orang guru yang mengalami luka-luka langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.
Baca Selengkapnya
Ada banyak cara untuk merayakan ulang tahun agar tetap meriah.
Baca Selengkapnya
Motif dua pelajar melakukan perusakan dan pembakaran kelas masih didalami.
Baca Selengkapnya
Para pelajar kini diamankan di Polsek Pesanggrahan untuk dilakukan pembinaan.
Baca Selengkapnya
Mereka masuk secara paksa ke dalam ruang Laboratorium dengan merusak pintunya, lalu setelah di dalam ruang Lab para pelaku mengambil
Baca Selengkapnya
Satu petugas PPSU jadi korban tabrak lari para pelajar yang tengah berseteru.
Baca Selengkapnya
Pertikaian antara murid dan guru ini ujungnya berakhir damai, padahal sang guru mengalami luka-luka.
Baca Selengkapnya
Aksi penyerangan terhadap dua SMAN tersebut pun viral di media sosial.
Baca Selengkapnya
Meskipun guru tersebut mencoba untuk tetap tenang, siswa itu justru semakin keras kepala dan terus mengajak gurunya untuk berkelahi.
Baca Selengkapnya
Siswa beri prank untuk peringati Hari Guru Nasional tanggal 25 November 2023.
Baca Selengkapnya