3 Daerah Zona Merah Covid-19 di Indonesia Membutuhkan Banyak APD
Merdeka.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) masih menerima banyak keluhan soal ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis. Daerah yang membutuhkan banyak APD yakni Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat.
"Sekarang tinggal lihat petanya. Peta daerah merah itu kan mereka harus punya APD yang cukup. Jawa Timur, Jakarta, Jabar sudah sebagian. Jatim hampir merata, sudah hampir ada kasus setiap kabupaten," kata Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Mohammad Adib Khumaidi saat dihubungi merdeka.com, Selasa (7/4).
Adib berharap, pemerintah dalam menangani Covid-19 tetap mengedepankan distribusi APD. Distribusi harus dilakukan secara kontinyu dan tak berhenti.
Harapan yang sama disampaikan kepada elemen masyarakat yang bisa membantu mendistribusikan APD bagi tenaga medis. Selama kasus Covid-19 masih ada di Tanah Air, tenaga medis sangat membutuhkan APD.
"Kita berterima kasih juga banyak masyarakat yang membantu kami untuk APD juga. Ini mudah-mudahan kontinyu lah karena ini kan masih terus berlangsung," ujarnya.
Adib melanjutkan, di internal organisasi profesi dan perhimpunan kesehatan sendiri perlu membuat regulasi standarisasi sumber daya manusia (SDM) dan APD. Mengenai SDM, pihaknya akan mengurangi frekuensi pelayanan terhadap pasien.
"Artinya kualifikasi-kualifikasi untuk SDM dokter yang bekerja baik itu di ruang isolasi misalnya, UGD, pelayanan rumah sakit atau praktik, itu nanti buat kualifikasi SDM. Atau imbauan untuk mengurangi frekuensi pelayanan, kita mengurangi kontak juga dengan pasien," ucap dia.
"Kemudian mengurangi tidakan-tindakan yang elektis, yang tidak urgen dan tidak emergency. Kita fokus pada tindakan emergency. Misalnya kalau operasi masih bisa ditunda, ya tunda," imbuhnya.
Berikutnya akan ada standarisasi APD bagi dokter yang berpraktik. Mereka harus menggunakan APD level dua, terdiri dari kaca mata google atau shield pelindung muka, masker N95 dan sarung tangan.
Bagi dokter yang menjalankan tugas surveilans tidak perlu menggunakan masker N95. Mereka cukup menggunakan masker bedah.
"Jadi benar-benar kita harus buat standarisasi terkait dengan APD. Ketiga standarisasi paket kesehatan seperti tadi untuk membedakan mana rumah sakit Covid-19 atau non Covid-19. Karena kita tahu masalah kesehatan kan bukan hanya Covid-19 saja. Jangan sampai kita hanya terfokus pada masalah Covid-19 tapi masalah lain jadi terbengkalai," pungkas dia.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaHasto PDIP menyindir kalau polusi udara di DKI Jakarta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca Selengkapnya